BLOG NINIEK SS

0852 2840 1939 || 0877 3259 8747

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Memilih Kebijaksanaan

Memilih Kebijaksanaan - Nashruddin berbincang-bincang dengan seorang hakim kota. Si hakim kota sering berpikir hanya dari satu sisi.
 

“Seandainya saja setiap orang mau
mematuhi hukum dan etika, ...” kata si hakim sedikit ketus.
 

Nashruddin buru-buru berkata, “Bukan manusia yang harus mematuhi hukum, tetapi justru hukumlah yang harus disesuaikan dengan kemanusiaan.”
 

Hakim mencoba mengelak, “Tapi, coba kita lihat cendekiawan seperti Tuan. Kalau Tuan diberi pilihan, kekayaan atau kebijaksanaan, mana yang akan Tuan pilih?”
 

Nashruddin menjawab seketika, “Tentu saya memilih kekayaan.”
 

Hakim membalas sinis, “Memalukan! Tuan adalah cendekiawan yang diakui masyarakat. Dan Tuan memilih kekayaan daripada kebijaksanaan?”
 

Nashruddin balik bertanya, “Kalau pilihan Tuan sendiri?”
 

Hakim menjawab tegas, “Tentu saya memilih kebijaksanaan.”
 

Nashruddin berkata, “Terbukti, semua orang memilih untuk memperoleh apa yang belum dimilikinya.
 

Ibrah yang bisa kita petik dari kisah humor sufi di atas antara lain adalah adab mengkritik.
 

Tak ada gading yang tak retak. Sesungguhnya kesalahan dan kekhilafan merupakan sifat yang melekat pada setiap diri anak-cucu Adam. Tidak ada seorang pun yang ma'shum selain para nabi dan rasul. Oleh karena itu, setiap manusia mestinya terbuka terhadap kritik.
 

Meski demikian, ada etika yang patut diperhatikan oleh setiap pihak yang 
ingin mengkritik pihak yang dipandang bersalah. Antara lain, pertama, kritikan harus didasarkan pada ilmu. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, "Hendaknya setiap orang yang melakukan amar ma'ruf nahi mungkar adalah seorang yang alim terhadap apa yang ia katakan."
 

Kedua, kritikan disampaikan dengan lembut dan santun. Kelembutan dan kesantunan dalam setiap perkara akan mendatangkan kemudahan. Bersikap lembut adalah hukum yang paling mendasar dalam mengkritik, apalagi pihak yang dikritik adalah seorang tokoh yang memiliki pengikut. Bahkan kepada 
Fir’aun pun, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun alaihimassalam untuk menyampaikan kebenaran dengan lemah lembut, “Maka berbicaralah kalian berdua kepadanya (Fir`aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” – QS Tha-Ha (20): 44.
Dalam mengkritik, bukan hanya substansi yang diutamakan, cara mengkritiknya pun harus dipertimbangkan. Untuk menyampaikan substansi 


“Tuan belum bijaksana”, Nashrudin tidak mengatakannya demikian, melainkan dengan adab yang halus dan tidak langsung, seperti kalimat di atas, 

“Terbukti, semua orang memilih untuk memperoleh apa yang belum dimilikinya.”
 

Ibrah selanjutnya, ucapan Nasruddin, “Bukan manusia yang harus mematuhi hukum, tetapi justru hukumlah yang harus disesuaikan dengan kemanusiaan”, merupakan ungkapan yang mengandung makna mendalam, menghimpun satu intisari penting dalam Islam.
 

Ungkapan ini bukanlah bermakna bahwa hukum boleh direkayasa untuk kepentingan individu atau kelompok tertentu, melainkan bahwa hukum tidak lain diperuntukkan bagi kebaikan dan maslahat manusia. Itulah sebabnya, sebelum segala sesuatunya, hendaklah seorang penegak hukum dan semisalnya, terutama para muballigh, asatidz, guru, dan lain-lain, mengetahui hakikat manusia dan kemanusiaan itu sendiri, agar tidak salah, terutama, dalam menyikapi dan memperlakukan manusia.
 

Mengenai hakikat ini, Habib Ali Al-Jufri, dalam satu makalahnya yang berjudul Al-Huriyyah fi al-Manzhur al-Islamy bayn an-Nisbiyyah wa al-Ithlaq, pada  harian Al-Mishr Al-Yaum, edisi Senin, 6 Ramadhan 1428 H/17 September 2007 M, mengutip firman Allah SWT, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’
 

Mereka berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’
 

Tuhan berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui’.” -- QS Al-Baqarah (2): 30.
 
Setelah itu beliau menjelaskan, “Perhatikanlah ayat yang menjelaskan ihwal dijadikannya manusia sebagai khalifah di bumi dan ketakutan para malaikat terhadap manusia di atas muka bumi yang akan menyebabkan terjadinya kerusakan dan pertumpahan darah.
 

Dengan memperhatikan ayat ini, akan dapat diketahui hikmah dari dipilihnya manusia sebagai khalifah dari awal mula Allah berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kalian ketahui’.”
 

Makna firman Allah ‘Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kalian ketahui’ tidaklah menafikan terhadap pemahaman para malaikat bahwa manusia akan berbuat kerusakan dan pertumpahan darah di muka bumi ini. Melainkan sebagai penetapan terhadap suatu hakikat yang sangat berharga dan penting, yaitu bahwa keberadaan manusia dan kekhilafahannya di bumi, bukanlah bumi itu sendiri yang menjadi maksud dan tujuannya, akan tetapi yang menjadi tujuannya adalah justru manusia.
 

Bila yang dituju dan yang dimaksud oleh Allah adalah bumi, pastilah Allah akan memilih hamba-hamba-Nya yang akan memakmurkan bumi dengan sebaik-baiknya dan tidak berbuat kerusakan atau berusaha merusaknya. Memakmurkan bumi bukanlah tujuan hakiki, melainkan sebagai perantara untuk mencapai tujuan, yakni terwujudnya penghambaan dengan sebenar-benarnya dari manusia kepada Allah SWT.
 

Itulah sebabnya, Allah SWT tidak mencegah adanya berbagai bentuk dan beraneka macam rupa perbuatan dalam mengisi bumi dari orang-orang yang menentang perintah-Nya, bahkan dari orang-orang yang mengingkari sama sekali terhadap adanya Allah SAW. Karena orang-orang yang mengingkari terhadap wujud Allah sekalipun tidak lain adalah pemegang gambaran khilafah dari Allah SWT. Akan tetapi, hakikat khilafah itu sendiri tercegah dari mereka. Dan bentuk tercegahnya hakikat khilafah itu dari mereka yaitu tercegahnya tujuan yang ada di balik gambaran khilafah tersebut, yakni memakmurkan bumi dengan cara yang sesuai dengan tuntutan kehendak Sang Pencipta langit dan bumi, petunjuk-petunjuk-Nya, dan juga segala perintah-Nya.”
 

Setelah memahami secara singkat perihal hakikat penciptaan manusia sebagai khalifah di atas muka bumi, dapatlah kita menyimpulkan bahwa keberhasilan lahiriah bukanlah tujuan utama bagi manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Tujuan utamanya adalah terwujudnya penghambaan yang sebenar-benarnya kepada Allah SWT.
 

Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, dalam kitabnya, Risalah al-Mu`awnah wa al-Muzhaharah wa al-Mu’azarah li al-Raghibin min al-Mu’minin fi Suluk Thariq al-Akhirah, Dar al-Kutub al-Islamiyah, cetakan pertama 1431 H/2010 M, halaman 21, menukil sebuah hadits Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Manusia itu ada empat golongan: Seseorang yang dikaruniai Allah ilmu dan harta dan orang itu menggunakan hartanya dengan ilmunya. Kemudian seseorang yang lain berkata, ‘Bila saja Allah mengaruniaku seperti yang dikaruniakan kepada orang itu, niscaya aku akan berbuat seperti apa yang ia perbuat.’ Maka kedua orang tersebut sama dalam hal pahala. Dan seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah SWT namun tidak dikaruniai ilmu lalu orang tersebut berbuat keburukan dengan hartanya karena kebodohannya. Kemudian seseorang yang lain berkata, ‘Bila saja Allah mengaruniaku seperti yang dikaruniakan kepada orang itu, niscaya aku akan berbuat seperti apa yang ia perbuat. Maka kedua orang tersebut sama dalam hal dosanya’.”
 

Hadits ini dengan jelas menegaskan, seseorang dengan niatnya yang tulus karena Allah SWT dalam suatu bentuk ibadah, meskipun ia belum dan bahkan tidak melakukannya, yang pada hakikatnya adalah ridha dengan takdir Allah SWT, niscaya akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang berniat dan juga melakukannya, dan demikian pula sebaliknya. Karena, terlaksananya niat dalam wujud perbuatan, semuanya tidak lain adalah semata-mata karunia dan pemberian Allah, sama sekali bukan wilayah kemampuan manusia. Yang dituntut dari manusia hanyalah mengarahkan kehendaknya kepada apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam sebuah proses yang disebut sunatullah. Adapun hasilnya diserahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.
 

Setelah memahami hakikat-hakikat di atas, dapatlah dimengerti bahwa pengandaian sang hakim, “Seandainya saja setiap orang mau mematuhi hukum dan etika, ...” bukanlah pemikiran yang bijak. Karena, bahkan, sesungguhnya Allah pun tidak menghendaki semua makhluk-Nya taat dan patuh kepada-Nya. Kebijaksanaan yang sesungguhnya adalah di saat seorang hamba mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai pribadi yang taat kepada Tuhannya sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya sebagaimana dibawa dan dicontohkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW, baik dalam muamalahnya terhadap Tuhannya, dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Itulah inti perkataan Nasruddin di atas.
 

Wallahu a`lam bishshawab. 
  
Sumber : http://majalah-alkisah.com/index.php/humor-sufi/960-qmemilih-kebijaksanaan

Pekerjaan Mustahil

abu_nawas_pekerjaan_mustahil
Pekerjaan Mustahil - Baginda baru saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yang mampu memerintahkan, para jin memindahkan singgasana Ratu Bilqis di dekat istananya. Baginda tiba-tiba merasa tertarik. Hatinya mulai tergelitik untuk melakukan hal yang sama. Mendadak beliau ingin istananya dipindahkan ke atas gunung  agar  bisa  lebih  leluasa  menikmati  pemandangan  di  sekitar.  Dan bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan karena ada Abu Nawas yang amat cerdik di negerinya.

Abu Nawas segera dipanggil untuk menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah Abu Nawas dihadapkan, Baginda bersabda,

"Sanggupkah engkau memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih leluasa melihat negeriku?" tanya Baginda.

Abu Nawas tidak langsung menjawab. la berpikir sejenak hingga keningnya berkerut. Tidak mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin dihukum.

Akhirnya Abu Nawas terpaksa menyanggupi proyek raksasa itu. Ada satu lagi permintaan dari Baginda, pekerjaan itu harus selesai hanya dalam waktu sebulan.

Abu  Nawas  pulang  dengan  hati  masgul.  Setiap  malam  ia  hanya  berteman dengan rembulan dan bintang-bintang. Hari-hari dilewati dengan kegundahan. Tak  ada  hari  yang  lebih  berat  dalam  hidup  Abu  Nawas  kecuali  hari-hari ini.Tetapi pada hari kesembilan ia tidak lagi merasa gundah gulana.

Keesokan harinya Abu Nawas menuju istana. la menghadap Baginda untuk membahas  pemindahan  istana.  Dengan  senang  hati  Baginda  akan mendengarkan, apa yang diinginkan Abu Nawas.

"Ampun Tuariku, hamba datang ke sini hanya untuk mengajukan usul untuk memperlancar pekerjaan hamba nanti." kata Abu Nawas.

"Apa usul itu?"

"Hamba akan memindahkan istana Paduka yang mulia tepat pada Hari Raya Idul Qurban yang kebetulan hanya kurang dua puluh hari lagi."

"Kalau hanya usulmu, baiklah." kata Baginda.

"Satu lagi Baginda..... " Abu Nawas menambahkan.

"Apa lagi?" tanya Baginda.

"Hamba mohon Baginda menyembelih sepuluh ekor sapi yang gemuk  untuk dibagikan langsung kepada para fakir miskin." kata Abu Nawas.

"Usulmu  kuterima."  kata  Baginda  menyetujui. Abu  Nawas  pulang  dengan perasaan riang gembira. Kini tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Toh nanti bila waktunya sudah tiba, ia pasti akan dengan mudah memindahkan istana Baginda Raja. Jangankan hanya memindahkan ke puncak gunung, ke dasar samudera pun Abu Nawas sanggup.

Desas-desus mulai tersebar ke seluruh pelosok negeri. Hampir semua orang harap-harap   cemas.   Tetapi   sebagian   besar   rakyat   merasa   yakin   atas kemampuan Abu Nawas. Karena selama ini Abu Nawas belum pernah gagal melaksanakan tugas-tugas aneh yang dibebankan di atas pundaknya. Namun ada beberapa orang yang meragukan keberhasilan Abu Nawas kali ini.

Saat-saat yang dinanti-nantikan tiba. Rakyat berbondong-bondong menuju lapangan  untuk  melakukan  salat  Hari  Raya  Idul  Qurban.  Dan  seusai  salat, sepuluh sapi sumbangan Baginda Raja disembelih lalu dimasak kemudian segera dibagikan kepada fakir miskin.

Kini giliran Abu Nawas yang harus melaksanakan tugas berat itu. Abu Nawas berjalan  menuju  istana  diikuti  oleh  rakyat.  Sesampai  di  depan  istana  Abu Nawas bertanya kepada Baginda Raja,

"Ampun Tuanku yang mulia, apakah istana sudah tidak ada orangnya lagi?"

"Tidak ada." jawab Baginda Raja singkat.

Kemudian Abu Nawas berjalan beberapa langkah mendekati istana. la berdiri sambil memandangi istana. Abu Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang ditunggu. Benar. Baginda Raja akhirnya tidak sabar.

"Abu Nawas, mengapa engkau belum juga mengangkat istanaku?" tanya Baginda Raja.

"Hamba sudah siap sejak tadi Baginda." kata Abu Nawas.

"Apa maksudmu engkau sudah siap sejak tadi? Kalau engkau sudah siap. Lalu apa yang engkau tunggu?" tanya Baginda masih diliputi perasaan heran.

"Hamba menunggu istana Paduka yang mulia diangkat oleh seluruh rakyat yang hadir untuk diletakkan di atas pundak hamba. Setelah itu hamba tentu akan memindahkan istana Paduka yang mulia ke atas gunung sesuai dengan titah Paduka."

Baginda Raja Harun Al Rasyid terpana. Beliau tidak menyangka Abu Nawas masih bisa keluar dari lubang jarum.

Mengecoh Monyet

Mengecoh Monyet - Abu Nawas sedang berjalan-jalan santai. Ada kerumunan masa. Abu Nawas bertanya kepada seorang kawan yang kebetulan berjumpa di tengah jalan.

"Ada kerumunan apa di sana?" tanya Abu Nawas. "Pertunjukkan keliling yang melibatkan monyet ajaib."
"Apa maksudmu dengan monyet ajaib?" kata Abu Nawas ingin tahu.

"Monyet  yang  bisa  mengerti  bahasa  manusia,  dan  yang  lebih  menakjubkan adalah monyet itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja." kata kawan Abu Nawas menambahkan.

Abu Nawas makin tertarik. la tidak tahan untuk menyaksikan kecerdikan dan keajaiban binatang itu.

Kini Abu Nawas sudah berada di tengah kerumunan para penonton. Karena begitu banyak penonton yang menyaksikan pertunjukkan itu, sang pemilik monyet dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja yang sanggup membuat monyet itu mengangguk-angguk.

Tidak heran bila banyak diantara para penonton mencoba maju satu persatu. Mereka   berupaya   dengan   beragam   cara   untuk   membuat   monyet   itu mengangguk-angguk, tetapi sia-sia. Monyet itu  tetap  menggeleng-gelengkan kepala.

Melihat kegigihan monyet itu Abu Nawas semakin penasaran. Hingga ia maju untuk mencoba. Setelah berhadapan dengan binatang  itu Abu Nawas bertanya,

"Tahukah engkau siapa aku?" Monyet itu menggeleng.

"Apakah engkau tidak takut kepadaku?" tanya Abu Nawas lagi. Namun monyet itu tetap menggeleng.

"Apakah engkau takut kepada tuanmu?" tanya Abu Nawas memancing. Monyet itu mulai ragu.

"Bila engkau tetap diam maka akan aku laporkan kepada tuanmu." lanjut Abu
Nawas mulai mengancam. Akhirnya monyet itu terpaksa mengangguk-angguk.

Atas keberhasilan Abu Nawas membuat monyet itu mengangguk-angguk maka ia mendapat hadiah berupa uang yang banyak. Bukan main marah pemilik monyet itu hingga ia memukuli binatang yang malang itu. Pemilik monyet itu malu bukan kepalang. Hari berikutnya ia ingin menebus kekalahannya. Kali ini ia melatih monyetnya mengangguk-angguk.

Bahkan ia mengancam akan menghukum berat monyetnya bila sampai bisa dipancing penonton menggeleng-geleng terutama oleh Abu Nawas. Tak peduli apapun pertanyaan yang diajukan.

Saat-saat yang dinantikan tiba. Kini para penonton yang ingin mencoba, harus sanggup membuat monyet itu menggeleng-gelengkan kepala. Maka seperti hari sebelumnya, banyak para penonton tidak sanggup memaksa monyet itu menggeleng-gelengkan kepala. Setelah tidak ada lagi yang ingin mencobanya, Abu Nawas maju. la mengulang pertanyaan yang sama.

"Tahukah engkau siapa daku?" Monyet itu mengangguk.

"Apakah engkau tidak takut kepadaku?" Monyet itu tetap mengangguk.

"Apakah engkau tidak takut kepada tuanmu?" pancing Abu Nawas. Monyet itu tetap mengangguk karena binatang itu lebih takut terhadap ancaman tuannya daripada Abu Nawas.

Akhirnya Abu Nawas mengeluarkan bungkusan kecil berisi balsam panas. "Tahukah engkau apa guna balsam ini?" Monyet itu tetap mengangguk .
"Baiklah, bolehkah kugosok selangkangmu dengan balsam?" Monyet itu mengangguk.

Lalu Abu Nawas menggosok selangkang binatang itu. Tentu saja monyet itu merasa agak kepanasan dan mulai panik.

Kemudian Abu Nawas mengeluarkan bungkusan yang cukup besar. Bungkusan itu juga berisi balsam.

"Maukah engkau bila balsam ini kuhabiskan untuk menggosok selangkangmu?" Abu Nawas mulai mengancam. Monyet itu mulai ketakutan. Dan rupanya ia lupa ancaman tuannya sehingga ia terpaksa menggeleng-gelengkan kepala sambil mundur beberapa langkah.

Abu Nawas dengan kecerdikan dan akalnya yang licin mampu memenangkan sayembara meruntuhkan kegigihan monyet yang dianggap cerdik.

Ah, jangankan seekor monyet, manusia paling pandai saja bisa dikecoh Abu
Nawas!

Mendemo Tuan Kadi

mendemo-tuan-kadi
Abu Nawas Mendemo Tuan Kadi - Pada suatu sore, ketika Abu Nawas sedang mengajar murid-muridnya. Ada dua orang tamu datang ke rumahnya. Yang seorang adalah wanita tua penjual kahwa, sedang satunya lagi adalah seorang pemuda berkebangsaan Mesir.

Wanita tua itu berkata beberapa patah kata kemudian diteruskan dengan si pemuda Mesir. Setelah mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas menyuruh murid-muridnya menutup kitab mereka.

"Sekarang pulanglah kalian. Ajak teman-teman kalian datang kepadaku pada malam hari ini sambil membawa cangkul, penggali, kapak dan martil serta batu."

Murid-murid Abu Nawas merasa heran, namun mereka begitu patuh kepada Abu Nawas. Dan mereka merasa yakin gurunya selalu berada membuat kejutan dan berada di pihak yang benar.

Pada malam harinya mereka datang ke rumah Abu Nawas dengan membawa peralatan yang diminta oleh Abu Nawas.

Berkata Abu Nawas,"Hai kalian semua! Pergilah malam hari ini untuk merusak
Tuan Kadi yang baru jadi."

"Hah? Merusak rumah Tuan Kadi?" gumam semua muridnya keheranan.

"Apa?  Kalian jangan ragu. Laksanakan  saja perintah  gurumu  ini!"  kata  Abu Nawas menghapus keraguan murid-muridnya. Barangsiapa yang mencegahmu, jangan kau perdulikan, terus pecahkan saja rumah Tuan Kadi yang baru. Siapa yang bertanya, katakan saja aku yang menyuruh merusak. Barangsiapa yang hendak melempar kalian, maka pukullah mereka dan lemparilah dengan batu."

Habis berkata demikian, murid-murid Abu Nawas bergerak ke arah Tuan Kadi. Laksana demonstran mereka berteriak-teriak menghancurkan rumah Tuan Kadi.

Orang-orang kampung merasa heran melihat kelakukan mereka. Lebih-lebih ketika tanpa basa-basi lagi mereka langsung merusak rumah Tua Kadi. Orang-orang kampung itu berusaha mencegah perbuatan mereka, namun karena jumlah murid-murid Abu Nawas terlalu banyak maka orang-orang kampung tak berani mencegah.

Melihat banyak orang merusak rumahnya, Tuan Kadi segera keluar dan bertanya,"Siapa yang menyuruh kalian merusak rumahku?"
Murid-murid itu menjawab,"Guru kami Tuan Abu Nawas yang menyuruh kami!" Habis menjawab begitu mereka bukannya berhenti malah terus menghancurkan rumah Tuan Kadi hingga rumah itu roboh dan rata dengan tanah.

Tuan Kadi hanya bisa marah-marah karena tidak orang yang berani membelanya "Dasar Abu Nawas provokator, orang gila! Besok pagi aku akan melaporkannya kepada Baginda."

Benar, esok harinya Tuan Kadi mengadukan kejadian semalam sehingga Abu
Nawas dipanggil menghadap Baginda.

Setelah Abu Nawas menghadap Baginda, ia ditanya. "Hai Abu Nawas apa sebabnya kau merusak rumah Kadi itu"

Abu  Nawas  menjawab,"Wahai  Tuanku,  sebabnya  ialah  pada  suatu  malam hamba bermimpi, bahwasanya Tuan Kadi menyuruh hamba merusak rumahnya. Sebab rumah itu tidak cocok baginya, ia menginginkan rumah yang lebih bagus lagi.Ya, karena mimpi itu maka hamba merusak rumah Tuan Kadi."

Baginda  berkata,"  Hai  Abu  Nawas,  bolehkah  hanya  karena  mimpi  sebuah perintah dilakukan? Hukum dari negeri mana yang kau pakai itu?"

Dengan tenang Abu Nawas menjawab,"Hamba juga memakai hukum Tuan Kadi yang baru ini Tuanku."

Mendengar perkataan Abu Nawas seketika wajah Tuan Kadi menjadi pucat. la terdiam seribu bahasa.

"Hai Kadi benarkah kau mempunyai hukum seperti itu?" tanya Baginda.

Tapi Tuan Kadi tiada menjawab, wajahnya nampak pucat, tubuhnya gemetaran karena takut.

"Abu Nawas! Jangan membuatku pusing! Jelaskan kenapa ada peristiwa seperti ini !" perintah Baginda.

"Baiklah ...... "Abu Nawas tetap tenang. "Baginda.... beberapa hari yang lalu ada  seorang  pemuda  Mesir  datang  ke  negeri  Baghdad  ini  untuk  berdagang sambil membawa harta yang banyak sekali. Pada suatu malam ia bermimpi kawin dengan anak Tuan Kadi dengan mahar (mas kawin) sekian banyak. Ini hanya mimpi Baginda. Tetapi Tuan Kadi yang mendengar kabar itu langsung mendatangi si pemuda Mesir dan meminta mahar anaknya. Tentu saja pemuda Mesir  itu  tak  mau  membayar  mahar  hanya  karena  mimpi.  Nah,  di  sinilah terlihat arogansi Tuan Kadi, ia ternyata merampas semua harta benda milik pemuda Mesir sehingga pemuda itu menjadi seorang pengemis gelandangan dan akhirnya ditolong oleh wanita tua penjual kahwa."

Baginda terkejut mendengar penuturan Abu Nawas, tapi masih belum percaya seratus persen, maka ia memerintahkan Abu Nawas agar memanggil si pemuda Mesir. Pemuda Mesir itu memang sengaja disuruh Abu Nawas menunggu di depan istana, jadi mudah saja bagi Abu Nawas memanggil  pemuda  itu ke hadapan Baginda.

Berkata  Baginda  Raja,"Hai  anak  Mesir  ceritakanlah  hal-ihwal  dirimu  sejak engkau datang ke negeri ini."

Ternyata  cerita pemuda Mesir itu sama dengan  cerita  Abu  Nawas.  Bahkan pemuda itu juga membawa saksi yaitu Pak Tua pemilik tempat kost dia menginap.

"Kurang ajar! Ternyata aku telah mengangkat seorang Kadi yang bejad moralnya."

Baginda sangat murka. Kadi yang baru itu dipecat dan seluruh harta bendanya dirampas dan diberikan kepada si pemuda Mesir.

Setelah perkara selesai, kembalilah si pemuda Mesir itu dengan Abu Nawas pulang ke rumahnya. Pemuda Mesir itu hendak membalas kebaikan Abu Nawas.

Berkata    Abu   Nawas,"Janganlah   engkau   memberiku   barang   sesuatupun kepadaku. Aku tidak akan menerimanya sedikitpun jua."

Pemuda Mesir itu betul-betul mengagumi Abu Nawas. Ketika ia kembali ke negeri Mesir ia menceritakan tentang kehebatan Abu Nawas itu kepada penduduk Mesir sehingga nama Abu Nawas menjadi sangat terkenal.

Pindah Rumah

Seorang pencuri memasuki rumah Nashrudin dan membawa hampir semua harta benda sang mullah ke rumahnya.
 

Nashrudin melihat semua kejadian itu dari ujung jalan.
 

Beberapa menit setelah itu, ia mengambil selimut, pergi ke rumah si pencuri, mendahuluinya pulang.
 

Ketika sampai di rumah si pencuri, Nashrudin berbaring, pura-pura tidur di rumah si pencuri itu.
 

“Siapa kamu, dan apa yang kamu lakukan di sini?” tanya si pencuri terkejut bercampur heran karena ada orang yang tak dikenalnya.
 

“Lho, bukannya kita sedang pindah rumah?”
 

Salah satu ibrah yang dapat kita petik dari kisah di atas adalah memberikan pelajaran kepada seseorang dengan membuatnya mengalaminya sendiri. Atau, dengan bahasa gampangnya, membuat orang lain berempati.
 

Misalnya, kisah pemuda yang kepada Rasulullah SAW menyatakan keinginannya untuk berzina.
 

Alkisah, ada seorang pemuda datang kepada Rasulullah, lalu berkata, "Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk berbuat zina.”
Tiba-tiba, ada beberapa sahabat yang menghampiri dan menegurnya, "Diam!"
 

Kemudian Rasulullah berkata kepada para sahabat, "Dekatkan ia kepadaku."
Para sahabat menyuruh pemuda itu mendekat kepada Nabi.
Pemuda itu pun mendekat kepada beliau.
 

Setelah ia duduk, Rasulullah bertanya, "Apakah kamu rela apabila ada orang menzinai ibumu?"
 

Ia menjawab, "Tidak, demi Allah. Semoga Allah SWT menjadikan aku tebusan bagimu." Kata-kata "tebusan bagimu" dalam tradisi Arab digunakan untuk memperkuat ungkapan sumpah. 
 

Rasulullah berkata, "Orang lain pun tidak rela apabila ada orang menzinai ibunya."
 

Rasulullah bertanya lagi, "Apakah kamu rela apabila ada orang menzinai putrimu?"
 

Ia menjawab, "Tidak, demi Allah. Semoga Allah SWT menjadikan aku tebusan bagimu."
 

Dan Rasulullah berkata lagi, "Orang lain pun tidak rela apabila ada orang menzinai putrinya."
 

Kembali Rasulullah bertanya, "Apakah kamu rela apabila ada orang menzinai saudarimu?"
 

Ia menjawab, "Tidak, demi Allah. Semoga Allah SWT menjadikan aku tebusan bagimu."
 

Rasulullah berkata, "Orang lain pun tidak rela apabila ada orang menzinai saudarinya…."
 

Lalu Rasulullah meletakkan tangannya kepada pemuda tadi sambil berdoa, "Ya Allah SWT, ampunilah ia atas dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya."
 

Setelah peristiwa itu, pemuda tadi tidak berpikir untuk berbuat zina lagi. Ia bertaubat.
 

Orang yang normal tentu tidak akan rela bila ibunya, putrinya, atau saudari perempuannya, dizinai. Nah, dalam kisah di atas, Rasulullah memancing empati pemuda itu dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengandaikan pemuda tersebut dalam posisi anak ibu yang dizinai, ayah putri yang dizinahi, atau saudara laki-laki saudari perempuan yang dizinahi. Dan ternyata pancingan beliau berhasil, pemuda itu sadar dan kemudian tidak pernah lagi terlintas dalam pikirannya untuk berbuat zina.
 

Demikian pula yang dilakukan Nashrudin. Ia berusaha membuat si pencuri berempati kepadanya, bagaimana kalau yang dicuri adalah barang-barang si pencuri itu sendiri.
 

Empati, dalam ajaran Islam, adalah ajaran yang sangat nyata. Dalam sebuah hadits  dikatakan, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh. Apabila satu anggota badan merintih kesakitan, sekujur badan akan merasakan panas dan demam.” (HR Muslim).
 

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah dalam kitab At-Targhib juz II/217-218, Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur nyenyak dan kenyang di malam hari sementara tetangganya kelaparan padahal ia mengetahui hal itu."
 

Alangkah indahnya kehidupan ini bila umat Islam menerapkan ajaran ini. Islam rahmatan lil ‘alamin, Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Dan rahmat yang hakiki adalah kasih sayang yang terdalam terhadap semua makhluk Allah SWT, yang karena itu Nabi SAW diutus ke muka bumi.
 

Allah SWT berfirman, "Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al-Mu'minun: 107).
 
Selain itu kasih sayang terhadap makhluk merupakan syarat utama untuk mendapatkan kasih sayang Sang Pemilik segala kasih sayang. Nabi SAW bersabda, "Sayangilah makhluk yang di bumi, maka Dzat yang ada di langit akan menyayangimu.” (HR Imam Thabrani).
 

“Barang siapa tidak menyayangi orang lain,  Allah tidak akan menyayanginya.” (HR Imam Thabrani).
 

"Sifat penyayang tidak akan dicabut kecuali dari orang-orang yang celaka.” (HR Bukhari).
 

Kasih sayang seseorang merupakan barometer keimanannya kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Kalian tidak akan beriman sehingga kalian menyayangi."
 

Bahkan empati yang diajarkan Islam, cakupannya lebih luas. Tidak hanya kepada sesama muslim.
Para sahabat pun bertanya, "Wahai Rasulullah, secara keseluruhan kami ini penyayang."
 

Beliau menjawab, “Kasih sayang bukan kepada teman saja, tetapi kepada manusia seluruhnya.” (HR Imam Thabrani).
 

Dari hadits itu jelas, Islam mengajarkan agar kita berempati kepada orang lain. Dan empati dalam hal ini adalah terhadap sesama manusia. Tidak pandang suku, ras, bangsa, atau bahkan agama.
 

Semoga Allah menjadikan kita ke dalam golongan umat Nabi SAW yang hatinya dipenuhi dengan kasih sayang. Amin....
 

Sumber : http://majalah-alkisah.com/index.php/humor-sufi?start=1

Kandungan & Manfaat Morinda

kandungan_dan_manfaat_morinda
Kandungan Tahitian Noni
 

Orang semakin penasaran mengapa Allah menciptakan Morinda sebagai Obat Dewa yang bisa memberantas segala penyakit apapun didunia ini ( di luar penyakit bawaan sejak lahir ). Maka kali ini saya ingin share tentang kandungan Morinda yang Allah ciptakan di dalamnya, yang telah diolah menjadi TAHITIAN NONI JUICE.
 

Sari buah murni Citrifolia, Anggur dan Bluberry, tanpa pengawet dan bahan kimia, bebas racun dan residu, diproses dengan tehnologi canggih, telah melewati tahapan penelitian yang sah, didukung oleh lembaga-lembaga independent yang dapat dipertanggungjawabkan dan membuktikan benefitnya.
 

Merupakan satu-satunya Juice Buah Murni yang diakui dan terdaftar dalam USA PDR. Mengandung 230 nutrisi dan bioaktif yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, 157 yang diketahui adalah supernutrisi ( phytonutrition ) 11 vitamin, 11 mineral, 17 asam amino essensial.
 

Diantaranya yang terpenting :
 

Vitamin -    A*,B1,B2,B6,B12,C*,E* dll.
 

Mineral -    Magnesium, kalium, phosphor, besi, selenium, seng, kalsium, natrium.
 

Asam Amino -    Pencegahan degenerasi sel, arigine, cystin, glycine dll.
 

Nitric Oxide
-    Sebagai neoro transmitter, yaitu peningkatan sinyal inter dan intra celuler ( Nobel Prize 1998 ), pelebar pembuluh darah.
 

Damnacanthal
-    Anti kanker, anti biotic, anti parasit.
 

Alizarin
-    Pemutus hubungan pembuluh darah ke tumor, efektif melawan HIV dan leukemia.
 

Terpenoid
-    Anti microba, eugenol-anti kanker, asam ursolic, anti kanker ( leukemia ), anti microba ( AIDS ), anti inflamasi, anti histamine, anti alergi.
 

Glycoside
-    Perawat jantung, anti radang flavonol glycoside.
 

Scopoletin
-    Menurunkan tekanan darah, anti bakteri, pneumonia, anti alergi, anti piretic dan analgesic, hypotensive terkontrol.
 

Proxeronine
-    Sangat vital bagi penyehatan sel, mengaktifkan, meremajakan dan meregenerasikan sel.
 

Anggur dan Bluberry
-    OPC, EGCg, resveratol, pterostilbene ( anti kolesterol ), anti oxsidan.
 

Polysaharida
-    Anti microba, anti kanker dll.
 

Anthraquinone
-    Analgesic- setara dengan 75 % morfin, anti Kristal, anti tumor, anti jamur, anti radang.
 

Sterois
-    Anti kolesterol, pengencer darah.


TAHITIAN NONI Juice selain sebagai nutrisi dan suplemen, juga merupakan pelindung tubuh dari radikal bebas. Efek sinergi kandungan bioaktifnya mampu menyembuhkan berbagai penyakit, termasuk penyakit yang belum ada obatnya.
 

Bekerja pada akar masalah bukan penghilang gejala penyakit. Tanpa efek samping, ketergantungan dan bersinergi dengan obat dari dokter.

Manfaat Tahitian Noni
 

Sesudah mengetahui kandungan dari Tahitian Noni Morinda tentu orang juga penasaran untuk mengetahui tentang Manfaat Tahitian Noni Morinda. Apa sih manfaatnya sehingga dunia berdecak kagum pada produk Tahitian Noni Morinda yang telah membantu banyak orang di seluruh dunia sembuh dari berbagai penyakit yang telah dideritanya ? 
Bahkan banyak yang telah bertahun-tahun belum sembuh dari sakitnya namun begitu beberapa lama mengkonsumsi Tahitian Noni Morinda, subhanallah…banyak perubahan yang telah terjadian dan kemudian mereka sembuh total ! Allahu Akbar…Sungguh Allah Maha Besar dengan segala yang diciptakanNya bagi kepentingan manusia.
 

Dr. Ralph Heinike ‘Father of Noni-Biochemist’ : “TAHITIAN NONI Juice kaya akan proxeronine yang sangat dibutuhkan sel tubuh kita, gunanya memperbaiki, mengaktifkan, meremajakan dan meregenerasikan sel serta membantu melebarkan pori-pori sel sehingga racun dapat dikeluarkan dan nutrisi/obat mudah untuk diserap dan sel pun menjadi sehat. TAHITIAN NONI Juice mensuplai tubuh dengan membangun blok untuk xeronine, merupakana satu-satunya produk NONI yang direkomendasikan dan diakui kualitasnya. ( US PATENT No. 4543212 www.uspto.gov )
 

Setiap saat dan secara konstan 36 trilyun lebih sel tubuh dibombardir oleh radikal bebas yang menyebabkan sel menjadi lemak, rusak, inactive. Memungkinkan timbulnya sel kanker dari sel menjadi degenerative, yang memicu berbagai penyakit.
 

Radikal bebas dihasilkan dari :
 

-    Polusi udara, polusi tanah dan polusi air.
-    Gaya hidup yang tidak sehat, pola makan dan polusi air.
-    Zat kimia, pengawet, pelembab, pewarna.
-    Radiasi listrik dan logam berat dll.

 

Manfaat Tahitian Noni Juice :
 

-    Meningkatkan system kekebalan tubuh.
-    Memperbaiki peredaran darah.
-    Memulihkan system syaraf.
-    Memperbaiki system metabolism.
-    Meningkatkan stamina dan energy.
-    Anti oksidan yang superior.
-    Anti penuaan.
-    Mengatasi gangguan hormone dan kelenjar.
-    Perawatan kulit dan rambut. ( US PATENT No. 7122211 )
-    Mengatasi penyakit infeksi dan genetik.

 

Standar yang ketat di UNI EROPA yang dilakukan oleh Scientific Committee menyatakan bahwa TAHITIAN NONI Juice sangat aman dikonsumsi dalam kondisi apapun tanpa efek samping.
Mengkonsumsi juice secara teratur membuat sel tubuh selalu sehat, terlindung dan umur sel bertambah 70 % sehingga selalu segar dan awet muda.

KESAKSIAN TAHITIAN NONI INDONESIA ( Ini hanya sekelumit kecil dari ribuan kesaksian yang ada, dan asli tanpa rekayasa perusahaan ) :
 

( 1 ).Hendra Sanjaya,Demam Berdarah. 27 tahun, Jakarta
-    “Pada tanggal 24 Januari 2004 menderita demam berdarah dengan kondisi gusi berdarah dan lidah sudah menghitam dan dalam kondisi setengah sadar. Hasil lab, thrombosis 3, setelah mengkonsumsi TAHITIAN NONI Juice dengan takaran setiap jam 2 sloki, 4 hari kemudian sudah membaik, dengan thrombosis 185…”
 
( 2 ).Angelia W.A, Bekasi, sulit buang air besar -    “Selama lebih dari 40 tahun menderita sulit buang air besar, dalam 1 minggu hanya BAB 1 kali, kondisi terakhir separuh badan telah lumpuh selama 3 bulan, jantung melemah, kepala sering sakit, pernah gegar otak, tensi turun drastis, telah menempuh bermacam-macam pengobatan namun tanpa hasil.
-    Setelah mengkonsumsi TAHITIAN NONI Juice dalam satu minggu, berangsur-angsur pulih. Trima kasih kepada kawan yang telah memperkenalkan TAHITIAN NONI Juice pada saya, kata Angelia…”

 

( 3 ).Haryanto, Jl. Kartini, Bandar Lampung, Rabun Jauh.
-    “Menderita rabun jauh, setiap 2 tahun sekali berganti kacamata karena makin tebal dari waktu kewaktu. Setelah mengkonsumsi TAHITIAN NONI Juice, dan diteteskan 10 x ke mata, mata menjadi terang dan berangsur-angsur membaik…”
 
( 4 ).Jusuf Wibowo, 68 Tahun, Magelang, Gegar Otak. -    “Saya 2 x mengalami gegar otak, pertama jatuh dari water tooren setinggi 3 meter pada tahun 1968, kedua pada tahun 1972 mengalami kecelakaan saat menumpang bus malam. Sejak itu setiap hari mengalami sakit kepala berat, muka baal dan tidak pernah reda sehingga harus dalam posisi tengkurap ketika tidur.
-    Setelah mengkonsumsi TAHITIAN NONI Juice 34 botol, konsumsi awal 60 ml – 90 ml, sekarang hanya 30 ml. Dan sekarang hampir 95 % kondisi saya pulih kembali, dan berniat untuk mulai kuliah lagi. Istri juga mengkonsumsi TAHITIAN NONI Juice…”

 

( 5 ).Ruthia Magdalena P, 22 Tahun, Bekasi, Lupus.
-    Menderita penyakit Lupus selama 3 tahun dan kondisinya semakin parah dalam 4 bulan terakhir, sekujur tubuh tumbuh bisul berwarna kejingga-jinggan. Setelah mengkonsumsi TAHITIAN NONI Juice dengan takaran ½ liter setiap harinya, dalam 1 bulan 1 minggu sudah terbebas dari penyakitnya…”
 
( 6 ).Aradea, 12 Tahun, Autisme. -    "Awalnya Ara adalah anak yang lucu dan sehat,tidak ada tanda-tanda negative…Hampir 1 tahun lamanya Ara tidak mengeluarkan suara. Setelah didiagnosa Dokter, ternyata Ara menderita Autisme. Setelah mengkonsumsi TAHITIAN NONI Juice selama 4 hari berturut-turut dengan takaran tertentu, Ara sudah dapat beraktivitas seperti anak normal lainnya, dan sekarang menekuni bidang fotografi…”
 

( 7 ).Rian, 2,5 Tahun, Jakarta, Hydrochepalus & Lumpuh Layu.
-    “September 2007 dinyatakan Dokter menderita Hydrochepalus & Lumpuh Layu, dan sempat tak sadarkan diri selama hampir 3 bulan, dan apabila dilakukan operasi pada saat itu akan sangat memungkinkan menyebabkan cacat permanen. Mulai tanggal 27 November 2007 mulai mengkonsumsi TAHITIAN NONI Juice dengan takaran tertentu. 3 minggu kemudian sudah bisa berjalan dan aktif kembali…”
 
( 8 ).Dian Pasaribu, Jakarta, Jantung koroner. -    “Penderita jantung koroner selama 6 tahun akibat efek dari obat jantung yang dikonsumsinya. Dan juga mengalami kebocoran ginjal selama 2 tahun. Setelah mengonsumsi TAHITIAN NONI Juice selama sebulan penuh, terbebas dari sakit jantung dan ginjalnya pun telah pulih kembali seperti semula. Terima kasih atas kehadiran TAHITIAN NONI Juice ditengah kita, kata Dian…”
 

( 9 ).Cornelia Fatila M, 39 Tahun,Kista.
-    "Cornelia adalah penderita hypothyroid, ada 13 kista pada kelenjar hormonnya, harus dilakukan operasi apabila ingin mendapatkan keturunan. Setelah mengkonsumsi TAHITIAN NONI Juice dengan takaran 30 ml di pagi hari dan 60 ml di malam hari, beberapa bulan kemudian dalam pemeriksaan dokter di Singapura, 6 kista hilang dan selebihnya mengecil, akhirnya operasi dibatalkan. Dengan dosis 100 ml pada pagi dan sore hari, kistanya semakin mengecil dan akhirnya menghilang..”
 
( 10 ).Suratman, 75 Tahun, Jatiharjo Tegineneng, Pesawaran, Lampung, Sulit Jalan. -    “Untuk berjalan mengalami kesulitan tidak bisa menempuh jarak jauh seperti yang sebelumnya biasa dilakukannya. Setelah mengkonsumsi TAHITIAN NONI Juice kurang dari 1 liter sudah bisa berjalan ke lading dengan jarak 1,5 km…”
 

( 11 ).Yayuk Anekasari, 32 Tahun, Semarang, Maag Akuut.
-    “Yayuk adalah penderita maag akut, pada saat kambuh mengalami muntah-muntah dan sulit sekali makan. Setelah mengkonsumsi TAHITIAN NONI Juice setiap pagi dan menjelang tidur, 4 hari kemudian sudah berangsur-angsur membaik, dan pada hari ke 12 sudah bisa mengkonsumsi buah yang asam-asam kegemarannya…”
 
( 12 ).Ibu Again, Bogor, Kerusakan Otak 86 %. -    "Kasus Malpraktek yang menggemparkan, menyebabkan kerusakan otak 86 %..Dengan mengkonsumsi bermacam-macam obat, selama berbulan-bulan tidak sadarkan diri. Setelah mengkonsumsi TAHITIAN NONI Juice, berangsur-angsur telah sadar kembali…”
 

( 13 ).Achmad Syakir 19 Tahun, Jakarta
-    “September 2006, Achmad kehilangan 1/3 otak akibat kecelakaan motor, kepalanya membentur batu. Dalam kondisi koma tidak ada harapan, dibawa berobat ke Singapura. Pada bulan Februari 2007 Achmad mulai mengkonsumsi TAHITIAN NONI Juice dengan takaran tertentu, 10 hari kemudian sudah bisa beraktivitas kembali..”
Sumber :
Brosur Asli Tahitian Noni Morinda Edisi Bahasa Indonesia.

Back To Top