BALASAN DARI KEIKHLASAN ITU LUAR BIASA...
Oleh : Sri Nurmi Atminarsih (NiniekSS)
Bismillahirrahmanirrahiim...
Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad, wa ala Ali Sayyidina Muhammad.
Ini hanya sekedar rasan-rasan...
Ikhlas, menurut pemahaman saya adalah melakukan segala sesuatu karena Allah. Demikian juga dalam hal bersedekah. Ketika seseorang menyedekahkan sesuatu ia “tidak merasa telah memberi” karena semua apa yang ada pada dirinya hakekatnya adalah milik Allah SWT.
Kita manusia, tidak memiliki apapun didunia ini. Termasuk ketika merasa memiliki iman. Iman itupun adalah pemberian Allah. Jika Allah menghendaki kita tak mempunyai iman. Ya kita tak akan mempunyai iman, alias kita menjadi golongan orang yang tersesat dan merugi. Maka janganlah kita lupa untuk selalu mensyukuri nikmat yang selalu Allah limpahkan kepada kita.
Bersyukurlah kita menjadi orang yang ditakdirkan menjadi Umat Islam Rahmatan Lil Alamiin. Agama penyempurna setelah agama-agama yang terdahulu. Rahmat terbesar dalam hidup Umat Muslim adalah karena kita mendapat Rahmat dan Karunia menjadi Islam. Umat yang berkesempatan menjadi umat yang selamat di akherat nanti atas syafaat dari Nabi Agung Sayyidina Muhammad Rasulullah Saw. Aamiin...
Jaman sekarang ini...
Banyak orang yang merasa bisa dan merasa mampu...
Padahal apa yang kita miliki dan apapun yang mampu kita lakukan, adalah semuanya dari dan karena Allah. Saya sering menyaksikan, disekitar kita banyak orang yang jika bersedekah tak seberapa dibanding dengan kekayaannya, sudah merasa bangga, dan ceritanya tak habis-habis tentang sedekah yang baru saja dilakukannya. Naudubillahimindzaliik...Dan banyak sekali orang-orang yang telah melanggar hukum Allah, sehingga layak kalau alam memperbaiki diri dengan segala macam bencana. Banjir bandang, tanah longsor, gempa bumi, tanah bergerak, angin puting beliung yang dahsyat yang menyengsarakan dan lain sebagainya. Karena manusia sudah tak mempan dengan peringatan-peringatan yang Allah berikan sebelumnya. Astaghfirullahaladziim...
Sekedar cerita nih...
Saya mempunyai seorang sahabat, namanya mbak Siti. Suaminya sebagai tukang kayu lokal yang penghasilannya tak seberapa. Apalagi dimusim pandemi, yang semua usaha menjadi stagnan dan sepi.
Namun kehidupan mbak Siti ini selalu “lumintu”, mengalir...Karena mbak Siti dan suaminya ini hidupnya penuh keikhlasan. Hingga tetangga pada terheran-heran. Dizaman sesulit ini dimana hampir setiap orang mengeluh sulitnya mencari uang, namun keluarga mbak Siti sepertinya tak merasakan dampak dari pandemi, karena rezeki berlimpah dari mana-mana datangnya. Jadi tak pernah merasakan kesulitan apapun.
Mbak Siti ini pekerjaan sehari-harinya sebagai penjual nasi megono. Nasi yang dimasak dengan dikukus bersama dengan berbagai sayuran seperti daun kacang panjang, kecambah, daun kangkung, serta dibumbui urap yang sedikit berasa pedas.
Nasi megono mbak Siti ini menurut saya rasanya paling enak di seluruh kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Karena saya sudah banyak jelajah mencoba makan nasi megono di mana-mana. Tapi tak ada yang seenak nasi megono mbak Siti ini, sehingga sering mendapat pesanan dari mana-mana.
Awal perkenalan kami...
Tapi bukan soal nasi megono yang akan saya ceritakan disini. Nanti yaa...sabar. Yang akan saya ceriterakan adalah soal keikhlasan mbak Siti teman..
Waktu itu saya sedang sakit maag yang lama tak sembuh-sembuh. Cukup parah. Sehingga tak kuat untuk beraktifitas. Blas ! Hari-hari hanya terlentang di tempat tidur. Karena untuk mengangkat sendok saja tak kuat, apalagi untuk bangun.
Waktu itu, usaha yang utama kami adalah madu. Dari madu inilah biaya untuk kehidupan kami hari-hari. Ya dicukup-cukupinlah. Alhamdulillah... Allah Maha Murah. Putri saya satu-satunya baru TK sehingga belum banyak mengeluarkan biaya.
Lalu saya berinisiatif mencari asisten rumah tangga untuk sekedar membantu mencuci baju dan menyeterika. Karena takut berdosa jika meminta suami untuk mencuci baju serumah.
Akhirnya dapat. Ya mbak Siti itulah orangnya. Tetapi mbak Siti sanggupnya setelah jualan nasi megono. Alias nggak pagi-pagi sekali datangnya. Bisa jam 9 atau jam 10 pagi terkadang jam 11 siang. Tergantung setelah dagangan nasi megononya habis.
Kerjanya cepat. Mencucinya bersih. Dan menyeterikanya juga halus. Saya sangat senang dengan hasil kerjanya. Saya dan Mbak Siti saat itu adalah keluarga tak mampu. Tapi masyaa Allah...Mungkin karena mbak Siti tahu keadaan saya, maka setiap waktunya harus membayar gajinya dan saya belum mempunyai uang, mbak Siti selalu bilang :”Bu, nggak apa-apa, nggak usah dipikirkan Buu.. Yang penting ibu cepat sembuh. Saya masih ada uang untuk belanja hari-hari kok Bu” begitu katanya. Subhanallah...
Bahkan kerap ketika datang, Mbak Siti membawakan oleh-oleh jajan untuk putri saya, jajanan pasar seperti pisang rebus atau pukis atau yang lain, saya sangat terharu. Dan tentu saya sangat terbantu. Masyaa Allah...
Mau tahu berapa jauhnya jarak rumah mbak Siti dengan rumah saya ?
Ada sekitar 6 km satu kali jalan, pulang pergi berarti 12 km. Naik sepeda setiap hari. Sepeda butut yang sudah reyot.
Nah suatu saat, karena saya tak bisa membayar uang sewa bulanan rumah yang saya tempati, akhirnya saya pindah kerumah kakak ipar yang masih kosong di Perumahan Boro Mukti Purworejo, yang saya tempati sampai sekarang ini.
Jaraknya, dari rumah mbak Siti lebih jauh lagi, sepertinya ada 10 km sampai Mboro Mukti. Berarti 20 km pulang pergi. Bayangkan. Hanya untuk membantu saya mencuci dan setrika ! Dan itu dijalaninya setiap hari. Hingga bertahun-tahun. Meskipun saya telah melarangnya. Pikir saya, ditempat baru nanti saya akan mencari orang lain. Tapi mbak Siti tetap bersikukuh untuk tetap membantu kami ditempat yang baru, meskipun jarak dari rumahnya sangat jauh.
Sepertinya, setiap melakukan kebaikan untuk siapapun, mbak Siti tak pernah mengingatnya. Seperti orang buang hajat. Terkadang lupa akan kebaikan yang sudah dilakukannya.
Seiring dengan kesembuhan saya...
Akhirnya mbak Siti saya persilahkan berhenti membantu saya. Alasannya, saya tak tega melihat mbak Siti datang kerumah saya setiap hari menempuh jarak 20 an km. Dengan sepeda butut dan reyot. Awalnya mbak Siti tak mau berhenti dari membantu saya, namun karena permintaan itu saya sampaikan berulang-ulang, akhirnya mbak Siti mau juga, berhenti bekerja membantu dirumah saya.
Hubungan silaturahmi kami masih terjalin dengan baik, meskipun mbak Siti tak lagi bekerja dirumah saya. Sekali dua kali dalam sebulan mbak Siti masih mengunjungi saya, untuk melihat saya sehat tidak.
Masya Allah...kalau datang selalu membawa oleh-oleh yang sangat banyak. Ada kentang mentah, tahu, tempe, alpokat, pisang kapok, minyak sayur, gulaku, telur mentah, dan berbagai macam sayuran. Yang semuanya berkualitas. Ya karena tiap hari mbak Siti pergi ke pasar, jadi bisa mendapatkan belanjaan yang bagus-bagus. Subhanalloh. Kami selalu berpelukan erat penuh tangis haru setiap kali bertemu. Masya Alloh...
Singkat cerita...
Waktu demi waktu, kehidupan keluarga mbak Siti setapak demi setapak terus meningkat. Dari mulai punyanya hanya sepeda butut, lalu berganti dengan sepeda motor bekas. Tak lama kemudian bisa mengganti sepeda motor bekasnya dengan yang baru. Bahkan kemudian bisa membeli lagi motor baru yang benar-benar masih gress dari dealer.
Mbak Siti mempunyai 2 orang anak. Yang dua-duanya pernah dipondokkan atau nyantri. Lalu sekarang ini anak yang pertama sudah bekerja dan sambil kuliah, dan alhamdulillah kuliahnya sudah hampir selesai dan lancar. Dengan biaya sendiri tak pernah meminta biaya dari orang tuanya. Bahkan dari penghasilannya selalu disisihkan untuk mengirim mbak Siti, sekedar untuk membantu biaya sekolah adiknya . yang masih bersekolah di SMK Negeri di Purworejo.
Suatu keberkahan yang Allah limpahkan kepada keluarga mbak Siti yang tak pernah diduga bahkan sekalipun tak pernah melintas dalam bayangan mbak Siti, bahwa kehidupan masa depannya akan demikian membahagiakan. Allah Hu Akbar.
Itulah balasan dari Allah sungguh luar biasa, untuk orang yang sabar dan ikhlas menjalani kehidupan. Tak pernah mengeluh. Ringan tangan membantu untuk orang lain. Dan tak pernah menghitung-hitung dalam bersedekah. Mbak Siti adalah potret sederhana dari keluarga sederhana yang sangat meyakini bahwa setiap kebaikan maupun keburukan akan selalu mendapat balasan dari Allah SWT.
Demikian artikel “Balasan Dari Keikhlasan Itu Luar Biasa” semoga bermanfaat ! Semoga kita bisa mempunyai keikhlasan seperti keikhlasan mbak Siti ya teman ? Terima kasih atas kunjungan Anda di blog ini. Semoga Allah melimpahkan ampunan dan rahmatNya kepada kita sekalian, serta membimbing kita kepada jalanyang lurus. Aamiin Yaa Robbal’alamiin...
Purworejo, 4 Januari 2023,
Salam Penulis,
Sri Nurmi Atminarsih (NiniekSS)
Kontak WA : 0877.3259.8747
Thanks for reading BALASAN DARI KEIKHLASAN ITU LUAR BIASA.... Please share...!
0 Komentar untuk "BALASAN DARI KEIKHLASAN ITU LUAR BIASA..."