BLOG NINIEK SS

0852 2840 1939 || 0877 3259 8747

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

KAROMAH YM. AYAHANDA GURU


 

KAROMAH YM. AYAHANDA GURU

 

Oleh NiniekSS
 

Bismillah,

Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad

Salam Sejahtera Bagi Seluruh Alam,

Puji dan syukur hanya kepada Allah Pemilik Seluruh Nikmat. Shalawat dan salam yang setulus-tulusnya semoga senantiasa tercurah atas Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW, bagi keluarga dan sahabatnya yang mulia serta para pengikut Beliau yang setia sampai akhir jaman. Aamiin.

Sahabat Pembaca Blog Yang Setia…

Yang senantiasa rajin mengikuti artikel-artikel saya dimanapun kalian berada. Semoga pagi ini kalian sudah lebih baik dari sebelumnya. Semoga pagi ini kalian semuanya sehat. Semoga pagi ini kalian bisa bersyukur atas beribu-ribu nikmat Allah yang Allah taburkan dalam hidup dan kehidupan kalian, yang mungkin luput dari perhatian kalian dan terlupa kalian syukuri.

Pagi ini saya ingin berbagi tentang pemahaman saya atas Karomah Para Kekasih Allah. Yang sering saya temui dalam hidup saya, yang tanpa saya sengaja ataupun saya sadari. Tahu-tahu sudah bertemu. Dan tahu-tahu segala keajaiban serta ketakjuban terjadi dalam sekejab. Jika sudah demikian, beribu keharuan dan kebahagiaan yang tak terperi mengaliri relung dada dan relung jiwa saya. Atas karunia besar ini. Sebab untuk bertemu dengan seorang kekasih Allah adalah merupakan karunia besar yang termasuk sulit digapai. Salah satu yang ingin saya ceritakan disini adalah karomah Ayahanda Guru saya yang mulia. Guru ruhani saya dunia hingga akherat.

YM. AYAHANDA GURU SAYYIDI SYECH KADIRUN YAHYA.

Beliau adalah Ayahanda Guru saya, yang bergelar Sayyidi Syech. Beliau telah lama berpulang, tahun 2001, berlindung dalam naungan Allah SWT. Tenang dan penuh kebahagiaan, abadi disisi Allah SWT. Beliau adalah Profesor dibidang kimia dan fisika serta ahli dibidang metafisika. Maka ketika Beliau menjelaskan perihal hubungan manusia dengan Allah SWT, tentang Isro’ Mi’raj Nabi SAW dengan pemahaman ilmu fisika dan kimia, alhamdulillah sangat mudah dan gamblang kami tangkap dan pahami.

Beliau adalah Guru Ruhani saya. Yang juga seorang kekasih Allah. Banyak pengalaman ruhani yang saya peroleh dengan beliau. Yang utamanya, beliau selalu menganjurkan agar kami semua murid-muridnya “jangan sampai meninggalkan sholat dan berdzikir”.

Dunia sudah semakin tua, maka dengan bedzikir kita semua akan terlindungi dari setiap bencana yang menggejala dimana-mana, didunia di sekeliling kita. Baik bencana yang timbul dari diri kita sendiri maupun dari luar diri kita. Yang bisa saja sewaktu-waktu menimpa kita dari dalam diri kita sendiri, dari kiri kanan kita, dari atas bawah kita dari depan atau belakang kita. Musibah bisa mengancam dari sekeliling kita ! dari mana-mana !

“Bencana dari dalam diri sendiri” bentuknya berbagai macam. Bisa sebagai keserakahan, kemunafikan, ketidakjujuran, kemalasan, ketidak setiaan, negatif thinking atau berburuk sangka, iri, dengki, sombong, merasa diri sakti berkaromah, merasa suci sehingga seolah-olah sudah begitu dekatnya dengan Allah SWT padahal sejatinya justru kebalikannya, dan berbagai sifat serta sikap negatif yang lain, yang akan menjerumuskan diri kita dari sisi Allah SWT serta jurang kesengsaraan yang sesungguhnya.

“Bencana dari luar diri” antara lain musibah bencana alam seperti banjir, gunung meletus, tsunami, gempa bumi, kecelakaan, kebakaran, kerampokan, sakit penyakit, kesusahan, kegelisahan, kesulitan, kecemasan, kepanikan, tidak lulus ujian, tidak naik pangkat, tidak harmonis rumah tangganya, banyak hutang, jauh dari ibadah, sakit penyakit, dibenci teman atau lingkungan dan lain sebagainya. Yang mana bencana dari luar ini juga tak lepas dari “akibat ulah diri sendiri” yang tak mampu mengendalikan nafsu diri sendiri, karena tak mau mawas diri atau meneliti diri sendiri seteliti telitinya.

Kami belum pernah bertatap muka langsung dengan beliau, namun dzikir yang Ayahanda Guru berikan, mampu merubah diri dan keadaan dengan senyata-nyatanya dari semua sikap dan perilaku buruk setiap muridnya, menjadi sifat dan perilaku hidup yang akhlakul karimah.

Semula pakaiannya tidak syar’i kemudian berubah menjadi syar’i

Salah satu contoh. Ada seorang murid yang masih baru, datang untuk ikut melingkar di surau kami untuk berdzikir berjamaah. Memakai pakaian ketat, tanpa jilbab. Kami semua ternganga risih. Tapi kami semua tak ada yang mengingatkannya sekalipun kami wajib saling mengingatkan untuk sebuah kebaikan.

Sayapun tak mengingatkannya dengan kata-kata, khawatir kalau murid baru tersebut tersinggung sehingga justru tidak mau datang lagi ke surau untuk berdzikir berjamaah. Apalagi kami belum kenal to ? Saya dan tentu teman-teman yang lain, mendoakan murid baru tersebut agar diberikan hidayah dalam hal berpakaian yang benar sebagai muslim serta mengenakan jilbab karena itu adalah wajib untuk seorang perempuan, menutupi auratnya.

Apalagi YM. Ayahanda Guru, yang telah mampu menembus dimensi ruang dan waktu tentu juga mendoakan semua murid-muridnya, memohonkan ampun atas dosa-dosa muridnya, serta mendoakan semua kesulitan dan kesusahan murid-muridnya agar diangkat oleh Allah SWT, dengan doanya yang sangat mustajabah.

Benar saja, ketika kami bertemu kembali dalam suatu dzikir bersama  dengan murid baru yang dulu berpakaian ketat dan tak berjilbab itu, eh subhanallah…Alhamdulillah…ternyata dia sudah mengenakan pakaian yang longgar yang tak menampakkan aurat tubuhnya, dan juga telah berjilbab rapi. Tentu yang utama adalah karena “doa yang mustajabah dari Ayahanda Guru”. Dan doa kami semua untuk murid baru tersebut, alhamdulillah telah diijabah dalam bentuk kebaikan-kebaikan oleh Allah SWT. Amiin.

Itulah salah satu kharomah seorang kekasih Allah. “Doanya sangat mustajabah !”

Oleh karena itu jika kita bisa bertemu atau bersilaturahmi dengan para kekasih Allah, alangkah beruntungnya hidup kita, karena langsung ataupun tidak, hidup kita akan menjadi tercerahkan.

Beroleh tumpangan bis yang ajaib 

Suatu hari, saya dan suami saya diajak oleh kakak ipar saya, laki-laki, kerumah kenalannya di daerah Bugel, Begelen Jawa Tengah. Dekat dengan makam Nyai Begelen yang terkenal itu. Kalau makam Nyai Begelen diseberang timur jalan raya yang menuju arah Yogyakarta dari Purworejo, maka rumah kenalan kakak ipar ada di seberang barat dari jalan raya, jadi berlawanan arah dengan makam Nyai Begelen. 

Setelah ngobrol panjang lebar dengan tuan rumah, tak terasa sudah maghrib. Kami berjamaah di mushollanya ayah dari kenalan kakak ipar ini. Sebuah musholla kecil yang terletak diantara pepohonan jati yang daunnya sudah pada meranggas. Menimbulkan sensasi tersendiri ketika kami berjalan diantara pepohonan jati yang menjulang tinggi menuju ke musholla yang agak jauh dari rumah. Ketika kami sholat, rasanya seperti berada di masjid tiban ditengah hutan. Sepiii, hanya suara jangkrik dan serangga malam yang suaranya kraaak…kraaak…kraaak memerindingkan bulu roma.

Setelah selesai sholat maghrib, kami langsung pamitan pulang. Menuju jalan raya kembali yang juga agak jauh dari rumah kenalan kakak ipar itu. Melewati rerimbunan pohon besar, melewati sawah-sawah. Bagi orang-orang pedesaan suasana ini tentu sudah biasa, tapi bagi kami yang biasa tinggal didaerah kota yang dimana-mana terang benderang, tentu suasana gelap-gelap seperti ini menimbulkan sensasi lain dalam hati. He he dasar penakut !

Satu jam telah berlalu, mobil yang lalu lalang lewat tak ada satupun yang mau berhenti ketika kami stop. Memang daerahnya termasuk jalan bebas hambatan, apalagi malam hari, jadi kendaraan yang lewat selalu kencang. Hampir putus asa kami menyetop kendaraan untuk pulang. Haripun semakin malam. Eh secara spekulasi saya meminta tolong secara ruhani kepada Guru saya Ayahanda Guru, waktu itu Ayahanda masih hidup :”Ayah tolong..tak ada kendaraan yang mau distop Ayah”…karena sudah lelah berdiri, jongkok, berdiri, jongkok lagi, dipinggir jalan, menunggu kendaraan yang lewat.

Eh ajaib, begitu hati saya selesai mohon pertolongan kepada Ayah Guru secara ruhani... Tiba-tiba ada bis yang lewat dan mau berhenti ketika kami stop, padahal sebelumnya berapa puluh kendaraan saja yang terus bablas ketika kami stop. Alhamdulillah Ya Allah, berkat doa yang Ayah Guru sampaikan kepada Allah untuk menolong kami, tanpa menunggu menit, hanya bilangan detik langsung dikabulkan oleh Allah SWT. “Itulah doa seorang Wali Allah”. Dan ajaibnya lagi, bis yang kami tumpangi, melewati rumah dokter dimana kakak ipar saya mau minta surat ijin untuk kantornya karena sudah beberapa hari meninggalkan pekerjaannya.

Padahal rumah dokter itu berada didalam kota. Sedangkan biasanya bis yang datang selalu melewati jalan lingkar kota, tak pernah lewat jalur dalam kota. Jika memikirkan hal itu, hingga sekarangpun rasanya belum hilang ketakjuban saya pada kebesaran Allah SWT. Dan sepertinya Allah selalu mengabulkan doa hambaNya yang dikasihiNya secepat kilat ! Bahkan sering kali tak akan mampu dinalar oleh otak kita. Subhanallah…

Kisah kandang rusa yang rusak

Ayahanda Guru itu pecinta binatang. Beliau mempunyai berbagai binatang kesayangan di surau kediamannya, seperti burung-burung, rusa, dan lain-lain. Sehingga para muridnyapun banyak yang kemudian mencontoh Beliau menyayangi binatang yang dipelihara dirumah masing-masing, dengan dirawat secara seksama penuh kasih sayang. Seolah-olah itu kepunyaan Ayahanda Guru.

Didaerah Clapar, ada seorang murid Ayahanda Guru yang memelihara rusa dikediamannya. Rusa yang memang dinisbatkan sebagai hadiah kepada Ayahanda Guru. Rumah berbentuk joglo dengan pendopo yang lumayan luas. Dengan taman yang begitu asri, tak jauh didepannya, ada sungai yang membentang dengan air pegunungan yang begitu jernih. Udara pegunungan yang sejuk menambah kerasan siapa saja yang bertamu kesana. Saya juga pernah beberapa kali kesana bahkan pernah menginap. Saya juga sempat melihat rusa yang dihadiahkan kepada Ayahanda Guru tersebut. Sehat. Terlihat dari badannya yang gemuk dan bulunya yang mengkilat dan gerakannya yang gesit.

Nah...Ada cerita nih. Suatu hari murid tersebut diberitahu bahkan ditegur oleh Ayahanda Guru :”Mengapa kandang rusa Ayah rusak berlubang kok didiamkan saja ? Tuh rusanya melapor kepada Ayah” Kata Ayahanda kemudian. Murid tersebut heran, dalam hatinya bergumam :”Lah kalau begitu Ayahanda faham bahasa binatang ?” Kalau tidak, mengapa Ayahanda Guru yang berada di Jakarta kok bisa tahu keadaan kandang rusa yang berada di Clapar Kebumen ? Sedangkan dia yang memeliharapun tidak tahu kalau kandang rusa Ayahanda rusak berlubang.

Ayahanda tidak marah, hanya berpesan :”Segera perbaiki ya ? Kalau jebolnya makin lebar nanti rusa Ayah kabur looh...”

Sapi yang melapor...

Ayahanda Guru mempunyai sapi kesayangan yang didatangkan dari luar Jawa. Suatu saat petugas yang ditugasi mengurus sapi ditegur sama Ayahanda Guru :”Kau apakan sapi Ayah ? Dia melapor kepada Ayah, katanya habis kau pukul dia ya, padahal dia tak bersalah ? Ayo minta maaf padanya !”. Maksudnya Ayah memerintah petugas pemelihara sapi itu agar meminta maaf karena telah memukul sapi Ayahanda yang konon tak bersalah.

Petugas pemelihara sapi sangat takut kepada Ayahanda, karena memang benar baru saja ia memukul sapi Ayahanda, karena kesal kepada sapi itu sebab  menumpahkan minuman yang telah disediakan dalam ember. Karuan saja Petugas itu kesal karena harus membersihkan kandang. 

Meredam Gunung Galunggung...

Ketika gunung Galunggung di daerah Tasikmalaya pernah meletus, dan lahar dinginnya merendam rumah-rumah satu kecamatan di sekelilingnya, masyarakat yang terdampak sangatlah panik dan menderita. Pemerintah daerah setempatpun tak mampu berbuat apa-apa meski segala daya upaya telah diupayakan karena gunung itu terus memuntahkan lahar dinginnya, sehingga masyarakat yang terdampak bukan saja di wilayah kecamatan setempat tetapi semakin meluas.

Hal ini menjadi keprihatinan yang amat sangat bagi masyarakat yang terdampak serta pemerintah daerah setempat. Karena lahar dingin yang dikeluarkan oleh gunung Galunggung hingga mencapai atap rumah, bahkan banyak yang atapnya terkubur sama sekali oleh lahar dingin itu sehingga atap-atap rumahnya tak kelihatan lagi. Miris sekali bukan ?

Nah kebetulan disana ada seorang murid YM. Ayahanda Guru yang mempunyai inisiatif untuk menyampaikan kepada kepala daerah setempat, untuk meminta pertolongan YM. Ayahanda Guru. Tanpa berpikir panjang maka segera dikoordinasi untuk meminta bantuan penanggulangan gunung Galunggung kepada YM. Ayahanda Guru.

Singkat cerita, atas kesepakatan bersama antara YM. Ayahanda Guru dengan Pemerintah Daerah setempat, maka segera dilaksanakan pemadaman gunung Galunggung. Yang diutus untuk melaksanakan pemadaman itu adalah asusten terpercaya YM. Ayahanda Guru, Kolonel Sudjono Danawangsa. Dengan membawa piranti yang telah didoakan oleh YM. Ayahanda Guru, Sang kolonelpun segera menuju kawah Gunung Galunggung dengan helicopter Angkatan Darat yang telah disediakan.

Tanpa menunggu waktu lama, setelah piranti itu dijatuhkan dari atas kepundan gunung, hanya beberapa menit kemudian, semburan lahar dingin yang keluar dari kepundanpun berhenti seketika. Hingga sekarang tak pernah berulah lagi. Subhanallah.

Kebetulan kami sekeluarga mengenal dekat dengan beliau Kolonel Sudjono Danawangsa. Beliaupun sering berkunjung ketempat kontrakan kami, dan menginap beberapa hari. Dari beliaulah saya mendengar kisah langsung bagaimana prosesi pemadaman meletusnya Gunung Galunggung di Tasikmalaya. Pak Jono, begitu kami memanggil beliau.

Murid-murid Tarekat YM. Ayahanda Guru tersebar di seluruh dunia...

Ayahanda Guru, mempunyai murid di seluruh dunia yang menurut catatan tak kurang dari 17 juta orang. Yang pada setiap Hari Guru, mereka termasuk saya pada datang bersilaturahmi di kediaman beliau di Wilayah Arco Bogor. Meskipun beliau telah berlindung disisi Allah, semua kenangan ruhani bersama beliau takkan hilang selama hayat dikandung badan. Kharismatiknya, fatwa-fatwanya, serta teguran-tegurannya selalu sangat berkesan dihati setiap kami para muridnya. Meskipun saya secara pribadi belum pernah bertemu.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. 

Terima kasih atas kunjungan kalian di Blog ini. Semoga Allah SWT. seniantiasa melimpahkan ampunan, keselamatan serta keberkahan yang luas kepada kita sekalian. Amin Yaa Robbal’alamin.



Edisi Revisi, Purworejo 1 September 2024


Salam Tauhid Penulis,
NiniekSS


 

MUTIARA HATI



 

MUTIARA HATI


Coretan : NiniekSS



Bismillah,


Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad 



Sahabat NiniekSS dimanapun kalian berada...



Semoga kalian dan keluarga senantiasa sehat wal’afiat, murah rizki, bahagia sejahtera, dalam bimbingan serta perlindungan Allah SWT. Amin Ya Robbal’alamin...



Sahabat, ini tulisan lama saya, yang terlewat saya posting, sayang kan ? Semoga bermanfaat yaa ?



1. Saya ingin semua wanita diseluruh dunia sehat, sehingga dapat melaksanakan aktifitasnya dengan baik. Apabila dia sedang mengandung maka ia akan melahirkan anak yang sehat dan menjadi generasi muda yang sehat. CARANYA? Hubungi saya dong....  


 
2. Bergunjing tentang keburukan orang lain sama halnya kita sedang menambah tabungan keburukan kita, coba aja renungkan teman...tentu ada rasa gelisah yang mengusik sesudahnya,ya kan? 


 
3. Maaf banget bila aku tak dapat ngucapin satu persatu terima kasikhu padamu yang telah menerima pertemananku, semoga pertamanan kita mendapatkan ridho dari Alloh SWT.amin. Aku akan sangat senang bila teman-teman semua mau melongok dindingku barangkali disana ada yang bisa manfaat bagimu.....met jumpa selalu.... 


 
4. Bila setiap insan mampu menjalankan kuwajibannya dengan baik dan menggunakan 'hanya apa yang menjadi haknya' maka Insya Alloh akan terbangun DUNIA YANG DAMAI TANPA KEGELISAHAN
 
 
5. KEGELISAHAN selalu akan muncul, ketika kita mengingkari kejujuran yang ada dalam hati nurani kita.
 
 
6. BERDAMAILAH dengan kejujuran apabila kita ingin menerima CAHAYA KEBAIKAN dan MEMANTULKANNYA....yUUP !!!
 
 
7. Jangan pernah memikirkan sesuatu apapun yang ada diluar jangkauan, kecuali itu sebuah impian yang harus diperjuangkan, agar kita tak kecewa tanpa makna ketika apa yang kita pikirkan tak mampu ada dalam genggaman....
 
 
8. Jujur identik dengan amanah ialah melakukan satunya kata dengan perbuatan.
 
 
9. SYUKURILAH APA YANG ADA, SUPAYA KITA TAK KEHILANGAN APA YANG BELUM KITA RAIH.
 
 
10. Membimbing dengan DOA dan KETELADANAN jauh LEBIH BAIK daripada sekedar dengan nasehat.
 
 
11. Dulu tahun 1993, ketika ada kesempatan ketemu, aku bertanya kepada Cak Nun apa sih kunci suksesnya? Jawabnya : Mengingat Alloh terus menerus disetiap waktu. Lalu nasehatnya : Coba dulu tiga hari, gak usah lama lama, kalau belum bisa ya sehari. Kalau sudah bisa dalam sehari saja inget terus sama Alloh itu sudah HEBAT ...! tinggal melatihnya terus menerus...siapa minat ? sungguh berat lho ketika dicoba...
 
 
12. Aku belajar ikhlas dalam menjalani segala sesuatu. Eh ternyata terasa jauh lebih ringan dan alhamdulillah ada rasa riang didalamnya.
 
 
13. Terima kasih Ya Rosul...
Karenamu... Dihatiku selalu ada rindu.. yang menyeruak memanggilku...untuk selalu bertasbih...kepada Tuhanmu, Tuhanku dan Tuhan semua umatmu yang begitu engkau sayangi...
 
 
14. Ketika melihat iring2an semut...aku selalu terpana...mereka serasa tak punya beban..tak ada yang berantem...dan saling menyapa ketika bertemu....dan kita ?.....
 
 
15. Bagi orang yang sedang menjemput ajal betapa berharganya waktu...sedang kita yang masih mempunyainya sering tidak menghargainya...
 
 
16. Aku malu memikirkan perolehan yang besar...ketika melakukan yang kecilpun aku takut melangkah..
 
 
17. Dipundakku sarat berbagai beban,
yang terberat adalah...
tugas membunuh nafsuku sendiri,
agar aku bisa mengenal Tuhanku....
dan diakuiNya aku,
...sebagai hamba yang menyenangkan,
sehingga kelak ditempatkanNya aku dikampung nyaman dikeabadian.....

 
18. Kematian adalah, awal dari hidup yang sesungguhnya...disana tak ada perang, tak ada pertikaian, yang ada adalah, ...orang yang sedang, memanen buah tanamannya sendiri,
ketika hidup didunia,
baik?...atau burukkah ?...
 
 
19. Aku ngeri,
atas azab
yang ada didalam Al Qur'an...
akan tetapi,
juga besar pengharapan,
...karena ada janji surga,
dimana mengalir sungai susu didalamnya,
pabila aku bisa mentaati FirmanNya.
 
 
20. Lebih baik melakukan sekecil apapun kebaikan,
daripada mempunyai segudang kemasyhuran,
karena keburukan.
 
 
21. Kuyakini, ampunan Alloh, jauh lebih besar dari seluruh dosa-dosa kita...
betapapun besarnya...dan betapaun hitamnya...
maka istighfarlah selalu untuk memperoleh bagianmu
 
 
22. Pikir adalah cendela ilmu,
dzikir adalah cendela kalbu,
kuingin jadi cerdas dan bening kalbuku,
maka kuselalu berdzikir meski sedang berpikir...
 
 
23. Banyak orang lebih memimpikan dunia yang sering bukan menjadi haknya, daripada memimpikan akherat yang sudah pasti menjadi milik setiap orang....
 
 
24. Jangan pernah menyarankan apa yang belum pernah kita lakukan karena itu bukanlah nasehat.
 
 
25. Cinta yang suci selalu ikhlas memberi, tapi bukan mengorbankan kesucian dan harga diri...
 
 
26. Keberuntungan orang lain bukanlah milik kita, bisa jadi akan menjadi malapetaka apabila kita menginginkannya...
 
 
27. Burung itu terbang...dari sarangnya menuju ke persinggahan...
tak satupun dibawanya...ketika pergi ataupun pulang...
sedang kita dalam keseharian...sarat dengan beribu angan..
untuk menumpuk perolehan..
KELAK...
...Apakah yang bisa dibawa pulang...
ketika kita kembali ke HARIBAAN?...
 
 
28. Jika jemariku sakit...maka seluruh tubuhku juga akan terasa sakit...
begitulah sebaiknya kita kaum muslimin...
 
 
29. Hidup adalah anugerah yang tak ternilai harganya, sedang ibadah adalah rasa syukur yang sangat berharga, maka beribadahlah setiap saat agar hidup kita punya makna, dengan apapun yang kita bisa.

 

30. Ya Alloh...semakin aku mencari ilmu...
semakin aku hilang dihadapanMU...
Yang ada hanyalah Engkau dimana-mana.... 


 
31. Selalu unik dan menakjubkan apa yang diciptakan oleh Alloh...
selalu sempurna dan penuh misteri apa yang diciptakan oleh Alloh...
selalu manfaat dan tak ada yang sia-sia apapun yang diciptakan oleh Alloh...Lalu dimanakah aku boleh atau hendak mengambil bagianku?...
 
 
32. Ya Alloh...hanya Engkaulah sesungguh-sungguhnya tempat kami mengeluh dan memohon pertolongan...

ampunilah segala dosa kami Ya Alloh, berikanlah kepada kami yang saat ini sedang menderita sakit ataupun musibah yang Engkau kehendaki.... hikmah...kesabaran...dan khusnudzon kepadaMu atas segala pemberianMu Ya Alloh...

Demi Engkau Yang mengasihi Muhammad SAW Rosul kami,... kabulkanlah doa kami Ya Alloh..Amin..Alhamdulillahi Robbil Alamin...


 
33.  Ketika seorang isteri jatuh sakit, seisi rumahnya menangis, karena banyak urusannya jadi terbengkelai...dan ketika seorang suami jatuh sakit, biasa saja karena wanita bisa menggantikan banyak dari urusannya...
 
 
34. Hal dunia..
Lebih baik kecil tapi nyata, dan syukurilah...agar Tuhan menambah nikmatNya, daripada besar tapi fatamorgana yang membuat kita panjang angan-angan dan mendatangkan dosa ?
 
 
35. Sebuah kebesaran selalu dimulai dari langkah yang paling kecil..Mulailah melangkah dari hal yang paling kecil apabila kita memimpikan hal yang besar dan bersunguh-sungguhlah untuk mencapainya.
 
 
36. Proses selalu melalui tahapan...dan biasanya menentukan lebih dahulu impian yang hendak dicapaii...dimana obyek mau dikerjakan...memilih obyek yang mendukung...kesinambungan yang penuh semangat... tetap dalam komitmen awal...dan sejak awal melandasinya dengan doa dan harapan yang tidak pernah putus ...
 
 
37. Aku ingin istiqomah seperti matahari menjalani ibadahnya..
Aku ingin ikhlas sebagaimana bumi menerima takdirnya...
Aku ingin menjalani hidup dengan penuh irama bagaikan alam menjalankan fungsinya.
Aku ingin memiliki kesabaran seperti Ayub As yang tetap bersyukur dalam penderitaannya...
 
 
38. Tak ada satupun yang datang dengan tiba-tiba...selalu melalui proses dan memiliki waktunya...
 
 
39. Dari sawah dibelakang rumahku aku bisa belajar tentang banyak hal, semangat, keyakinan, kesabaran, harapan, iman, keikhlasan dan yang lainnya lagi..tapi contoh keteladanan yang paling utama adalah sosok Manusia Agung Sayyidina Muhammad Rosululloh SAW..
 
 
40. Jika segala keadaan bisa dibeli dengan uang, kapan negeri ini sungguh sungguh merdeka dari penjajahan yang berkedok persahabatan ?

 
 
‎41 . 'AKU INGIN JADI DUTA BESAR IBU...'celoteh putri remaja itu menggelora !!!...Sabar nak....Yuk kita cari jalannya bersama-sama...
Zaman sudah berubah...
Dimana tempat bisa dibeli dengan uang, sedang ibu belum memilikinya,..Tapi kita mempunyai iman yang bisa untuk meraih segala harapan dan kebaikan..Amiin..



Demikianlah "Mutiara Hatiku". Semoga bisa menjadi pencerah jiwa. Amin Ya Robbal’alamin.



Purworejo, 31 Agustus 2024

Salam Penulis,
NiniekSS
 


KAROMAH MBAH MAD WATUCONGOL


 

KAROMAH MBAH MAD WATUCONGOL


Oleh : NiniekSS

Bismillah,

Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad

Sahabat niniekSS Dimanapun Anda Berada

Sekilas Tentang Mbah Mad...

Beliau ini memimpin Pondok Pesantren di tempat tinggal beliau di daerah Watucongol dekat kota Muntilan Magelang. Hampir setiap orang di daerah Magelang dan sekitarnya telah mengenal bahwa Mbah Mad Watucongol ini seorang Wali Allah.

Mbah Mad Watucongol ini mempunyai keunikan sendiri. Yaitu senang berbelanja batik. Hampir setiap hari selalu pergi untuk belanja batik. Ya konon hampir setiap hari, ini menurut abdi ndalem yang ada di ndalem pesantrennya. 

Awalnya saya heran, loh diruang tamu tempat menerima tamu-tamunya kok banyak berjajar lemari-lemari besar yang berisi kemeja-kemeja batik, dan semuanya masih baru ! dan eksklusif semua hemd-hemd batiknya. Persis seperti berada dalam ruang pameran batik. Dan yang unik lagi, diantara sekian ratus hemd batik yang dipajang dalam almari diruang tamunya tak ada satupun yang sama motifnya. Karena saya sudah melihatnya sendiri ! 

Usut punya usut, setelah saya bertanya kepada santrinya yang meladeni para tamu sebelum diterima oleh Mbah Mad, ternyata kebanyakan baju-baju batik itu dibeli Mbah Mad di Butik-Butik bukan sembarang dibeli di Toko Batik atau di pasar. Unik sekali  idenya ! 

Lalu mengapa kok Mbah Mad koleksi sebegitu banyak kemeja batik, sehingga setiap habis ashar meluangkan waktu untuk membeli kemeja-kemeja batik itu ? Kata santri kepercayaannya, bahwa baju-baju batik itu hanya dikenakan oleh Mbah Mad “hanya sekali” lalu didoakan, sesudah itu lalu dipajang di almari batiknya dan “tanpa dicuci !” 

Konon, baju-baju batik itu bisa untuk obat. Jika ada seseorang yang sakit, sedikit saja dari kain baju batik itu dicelupkan kedalam air putih dan diminum, atas ijin Allah penyakit seseorang akan bisa sembuh. 

Baju-baju batik itu boleh dimiliki oleh para tamu dengan mengganti sedekah sama seperti harga pembelian di tokonya, tanpa Mbah Mad mengambil untung. UNIK bukan ? Ya Allah ada-ada saja ! 

Saya dan suami saya suatu hari diajak oleh seorang teman untuk sowan ke kediaman Mbah Mad Watucongol. Sebelumnya saya belum pernah sowan ke Mbah Mad Watucongol. Dasarnya memang saya paling senang jalan-jalan, apalagi sowan ke Aulia Allah, apalagi ke tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya, maka pucuk dicinta ulam tiba ketika ada teman yang mengajak kami kesana gratis he he.

Mbah Mad tahu bahasa hati...

Kira-kira jarak 5 km sebelum sampai ke tujuan. Tiba-tiba “hujan deras sekali”, seperti ditumpahkan dari langit sehingga mobil tertutup pandangannya. Kami yang berada didalam mobil hanya mampu melihat pandangan kedepan, dalam jarak 1 meter saja, sehingga mobil terpaksa jalannya nggremet pelan sekali. Kamipun juga penuh was-was kuatir bila terjadi kecelakaan, jika tiba-tiba saja ada kendaraan yang ngebut dari arah depan.

Tiba-tiba saya ingat peristiwa ketika saya secara ruhani meminta tolong kepada Ayahanda Guru saat mau menyetop kendaraan sepulang dari kenalan kakak ipar dulu. Secara spontan tiba-tiba saja saya sudah menguhubungi mbah Mad secara ruhani dan mengucap :”Assalamu’alaikum Mbah Mad. Mbah, hujan kok derasnya seperti ini to mbah, mbok mohon barokahnya Mbah, biar hujannya berhenti, agar  kami sampai dirumah Mbah Mad tidak basah, terima kasih ya Mbah”.

Lho benar-benar terjadi keajaiban. Seperti hujan itu miliknya Mbah Mad dan nurut sama Mbah Mad. Hujanpun berhenti mendadak, padahal sebelumnya derasnya luar biasa sehingga air tetesannya sebesar biji jagung.  Ternyata Mbah Mad tahu bahasa hati, sekalipun disampaikan dari jarak yang jauh. Begitulah, para Aulia selalu faham bahasa hati.

Jaman saya masih kecil dulu, kalau main hujan-hujanan, kena hujan yang deras pipi dan dahi sakit, pedes. Maklum kami anak kampung, ketika kecil dulu jika hujan senang main hujan-hujanan, sangat mengasyikan, saling ciprat air dengan teman. Apalagi kalau ada kubangan yang lalu penuh air, kami berendam disitu persis kerbau dalam kubangan. Itulah sepintas kenangan masa kecil saya, yang sangat mengasyikkan.

Saya lalu mengucap syukur Alhamdulillah ke Hadlirat Allah atas karuniaNya, dimana hujan diijinkanNya segera berhenti, dan tak lupa sayapun segera berucap dalam hati :”Mbah Mad, terima kasih ya Mbah, hujannya sudah berhenti”

Lah tak lama kami sampai ditempat mbah Mad. Dan anehnya ketika kami serombongan mau pulang, tiba-tiba Mbah Mad melambaikan tangan beliau kearah kami. Saya pikir yang dipanggil oleh Mbah Mad adalah teman saya, yang punya kepentingan sowan kepada beliau, eh ternyata saya. Sayapun lalu mendekat kepada beliau, lalu beliaupun mengulurkan tangan beliau kepada saya, dengan heran dan takjub sayapun mencium punggung tangan beliau dengan takzim.

Sayapun juga diberinya amalan tanpa saya memintanya. Dada saya penuh dengan rasa haru setiap kali sowan menghadap para aulia, selalu saja saya, mendapat kasih sayang dan berkahnya. Subhanallah Alhamdulillah.

Demikianlah Karomah Mbah Mad Watucongol, seorang Kekasih Allah. “Doanya sangat mustajabah”. Dan apapun bisa dijadikan sarana untuk melaksanakan hajatnya. Seperti Mbah Mad, atas ijin Allah, bisa menghentikan hujan dalam sekejab. Atas ijin Allah bisa menjadikan baju-baju batiknya sebagai lantaran untuk menolong orang. Atas ijin Allah bisa memberikan amalan yang jika diamalkan secara istiqomah benar-benar luar biasa manfaatnya.

Seperti amalan yang diberikan kepada saya, setelah amalan tersebut saya amalkan dengan istiqomah setelah mendapatkan ijin dari Guru rohani saya, ternyata bisa mencerahkan pemahaman batin bagi saya.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian semua.
Terima kasih atas kunjungan kalian di Blog ini. Semoga Allah SWT. seniantiasa melimpahkan ampunan, keselamatan serta keberkahan yang luas kepada kita sekalian. Amin Yaa Robbal’alamin.

 

Purworejo 31 Agustus 2024
 

Salam Tauhid Penulis,
NiniekSS 

KAROMAH GUS LATSARI KESILIR JEMBER


 

KAROMAH GUS LATSARI KESILIR JEMBER


Oleh : NiniekSS

Bismillah,

Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad

Sahabat NiniekSS Yang Setia...

Saya, sebelumnya, walaupun cukup lama tinggal di Jember, tak pernah sowan ke Gus Latsari. Sayapun sowan kesana pertama kali hanyalah mengantar teman untuk suatu kepentingan. Saya sendiri tak punya kepentingan apa-apa. Namun aneh. Ketika saya dan teman mau pulang, Gus Latsari berpesan kepada diri saya ( bukan kepada teman saya ), untuk lain hari agar sowan lagi kesana :”Mbak, kapan-kapan mbake kesini lagi ya?”.

Meskipun dengan penuh tanda tanya karena heran, lho saya kan tak punya kepentingan, kok disuruh sowan kesana lagi ? tapi saya iyakan, dan timbul rasa penasaran yang menggelitik, ada apa yah kok kapan-kapan disuruh sowan lagi, jika ada sesuatu yang beliau anggap penting buat saya kok tak disampaikan saat itu saja kepada saya ? Kok disuruh sowan kapan-kapan ? Padahal dari pondok tempat saya mondok ke kediaman Gus Latsari cukup jauh loh, naik motor ya bisa 2 jam. Kediaman Gus Latsari itu jauh di pelosok Kesilir Jember.

Pada kali yang lain saya benar-benar meluangkan waktu sendiri untuk kesana. Saya mau sowan kesana, karena beliau seorang kekasih Allah bukan dukun atau paranormal. Dan anehnya lagi, ketika saya kesana, saya malah dikenalkan kepada Ibu Nyai (Isteri Gus Latsari) dan ibunda Gus Latsari, dan kami mengobrol kesana kemari bak keluarga sendiri. Kebetulan waktu saya sowan sedang tak banyak tamu, sehingga kami bisa ngobrol cukup lama.

Beliau bertanya tentang keluarga saya, bapak, ibu, dan saudara-saudara saya. Namun hingga kepulangan saya, sama sekali tak menyinggung soal mengapa beliau menghendaki saya sowan lagi kepada beliau. Aneh. Dan sayapun sungkan untuk menanyakannya kepada Gus Latsari.

Ternyata dikemudian hari, saya diminta untuk mengantar saudara-saudara saya, satu persatu untuk berkenalan kepada beliau. Kebetulan saudara-saudara saya sedang mempunyai kesulitan yang cukup rumit untuk diatasi. Daripada mereka datang ke dukun atau paranormal, ya lebih baik saya antar saja saudara-saudara saya untuk sowan ke Gus Latsari yang insya Allah seorang kekasih Allah.

Diantara saudara-saudara saya yang 9 orang itu, alhamdulillah sayalah yang paling tak punya apa-apa, he he…Dan satu persatu dari saudara saya selalu diberinya sesuatu oleh Gus Latsari setiap sowan kesana. Saya jelas merasa iri dong, saya yang merasa sangat dekat dengan Gus Latsari dan sering sowan kesana tak pernah diberi apa-apa kok semua saudara-saudara saya yang belum begitu kenal beliau, selalu diberinya bekal oleh Gus.

Suatu hari saya sudah tak tahan lagi dengan keirian saya itu, dan saya ingin menanyakan kepada Gus Latsari, mengapa saya kok tak pernah diparingi (diberi/Jawa) apa-apa ? Saya hanya sangat-sangat penasaran, bukan merasa iri yang sebenar-benar iri sebetulnya.

Eh ketika sowan kesana, sebelum saya bertanya, beliau sambil senyum-senyum sudah menjawab :”Nuur…Nur ! kon iku ojok meri karo dulur dulur kon. Kon iku paling sugih dibandingna sedulur sedulur kon. Mergane kon iku cinta Allah, balik sedulur-sedulur kon gurung cinta karo Allah, dulur-dulur kon akeh sing pada gurung shalat, jik mikiri bandaaa ae. Yaa jok meri meneh. Nyo ki dilakoni ya ?” Sambil memberikan selembar kertas yang penuh tulisan arab, yang ternyata adalah sebuah amalan yang sangat berharga. Yang artinya : “Nur kamu itu jangan iri kepada saudara-saudaramu. Kamu itu paling kaya jika dibandingkan dengan saudara-saudaramu, karena kamu itu cinta Allah sedangkan saudara-saudaramu, belum cinta kepada Allah, masih mikiri hartaaaa melulu. Jangan iri lagi ya ? nih jalani saja ini !”

“Dulur-dulurmu iku tak ke’i barang instan ki merga gak bisa nglakoni amalan-amalan. Gak ana wektu. Kon akeh wektune, lan seneng nglakoni dadi lakonana iki wae !” lanjut beliau. Artinya “Saudara-saudaramu itu saya kasih barang instan karena tak bisa menjalani amalan. Tak ada waktu ! Kamu yang banyak waktunya dan memang senang menjalani amalan, jadi amalkan ini aja ya ?”. Oh saya baru tahu maksudnya, sehingga saya tak perlu iri lagi kepada saudara-saudara saya.

Dan anehnya, semua saudara-saudara saya kehidupan dunianya makin melejit. Saya kok makin aneh. Semakin lama menjalani amalan Gus Latsari, bukannya semakin kaya seperti saudara-saudara saya, namun justru semakin jauh untuk memikirkan dunia. Tak ada satupun minat untuk mencari harta, blas ! Saya melihat dunia seisinya seperti melihat sebuah bola dunia besar, dan didalamnya hiruk pikuk manusia dengan segala kepentingannya masing- masing.

Mengetahui Sesuatu Yang Terjadi ditempat lain

Nah suatu hari nih. Ketika saya dengan suami sowan kesana. Tiba-tiba saya berminat mengamati foto-foto para tamu yang pernah berkunjung kesana, yang memberikan fotonya kepada Gus Latsari, lalu oleh beliau dipasangnya pada dinding ruang bagian dalam rumah tempat kediaman beliau tinggal, agar tak mengecewakan para tamu yang memberikan kenang-kenangan fotonya.

Foto-foto itu kebanyakan dari pejabat tinggi pemerintahan yang mengkonsultasikan keadaan negara yang setiap saat penuh permasalahan. Ada jenderal, ada menteri, bupati, gubernur, anggota MPR, dan para anggota Dewan. Saya sudah melihat foto-foto itu sejak lama, namun baru waktu itu ada minat mengamati dari dekat.

Saya amati satu persatu. Dan satu persatu pula saya baca keterangan yang ada dibawahnya. Diantara puluhan foto penting itu, ada salah satu yang sangat menarik perhatian saya. Adalah “foto Gus Latsari komplit sekeluarga”. Gus Latsari sendiri, Ibu Nyai Latsari dan putra putrinya. Saya membatin alangkah senangnya jika saya memiliki foto itu sebagai kenang-kenangan. Tapi saya tak berani memintanya kepada Gus. Tentu tak bolehlah, pikir saya.

Eh diluar dugaan. Tiba-tiba, Gus Latsari yang tadinya sedang berada diruangan lain dan sedang menerima tamu penting, mendekat kearah saya, lalu dengan sekonyong-konyong mengambil foto itu dari dinding, dan memberikan foto yang saya minati itu kepada saya.

Saya terkesima ketika menerima foto itu. Tak terasa air mata saya sudah meleleh di pipi saya. Saat itu saya merasa mendapat durian runtuh. Sepertinya hal itu sebuah mimpi bagi saya. Karena itu satu-satunya foto keluarga yang ada dirumah Gus, mengapa diberikan kepada saya. Pikir saya  Gus tidak tahu bahwa saya sangat meminati foto itu karena Gus tak mengetahui bahwa saya sedari tadi mengamati foto-foto yang terpampang didalam rumah, karena beliau sedang fokus menerima konsultasi tamu di ruangan lain.

Itulah seorang kekasih Allah, yang bisa menembus dimensi ruang dan waktu, bisa menembus gerak hati dan gerak pikiran orang meskipun tidak sedang berhadap-hadapan. Meskipun dibatasi oleh ruang dan waktu.  Juga ketika saya melihat piaraan beliau, burung cenderawasih dari Papua, yang diberi oleh seseorang dari Papua. Saya takjub atas kebesaran Allah yang ada dalam keindahan burung cendera wasih itu. Begitu indah bulunya berwarna warni, mengkilap tanpa di elap. Ya Allah…

Saya membatin, alangkah senangnya jika bisa piara burung yang sangat indah ini. Tapi apa tidak aneh dilihat orang nantinya, kalau orang melihat bu Niniek piara burung cenderawasih dirumahnya yang atapnya saja sudah mau roboh ? He he.. Batin saya bertanya dan dijawab sendiri, kayak orang gila. Berkata-kata sendiri dalam hati. Eh tiba-tiba Gus melintas lalu mendekati saya. “Dibawa saja kalau kamu suka Nur” beliau lebih suka memanggil saya dengan Nur daripada dengan Niniek. Karena Nur kan artinya cahaya. Mudah-mudahan saya bisa menjadi cahaya bagi hidup saya sendiri dan minimal bagi keluarga saya, syukur-syukur jika bisa menjadi cahaya bagi orang lain. Amiin.

Dan tentu saya tak mau membawanya pulang burung cenderawasih itu. Pertama karena burung itu kesayangan Gus, dan kedua saya belum pantas miara burung itu, he he tak punya uang untuk bikin kandangnya juga kan ?

Warung makan ditengah hutan...

Ini cerita dari santri Beliau. Suatu sore menjelang malam, Gus mengajak beberapa santrinya ke suatu tempat. Dari rumah, para santri belum makan. Perjalanan sudah sangat jauh entah berapa jam dari Jember. Sepanjang perjalanan yang dilalui adalah hutan jati yang tak putus-putusnya. Perut para santri sudah keroncongan. Lapar. Tapi tak berani menyampaikan kelaparannya kepada Gus. Mereka melihat dari kaca mobil barangkali ada warung makan yang buka disepanjang jalan. Namun nihil. Apalagi warung makan. Rumah saja tak ada yang terlihat satupun. Ini benar-benar ditengah hutan.

Para santri melihat, Gusnya sedang tidur. Mereka sungkan mau bilang bahwa mereka sudah sangat laparnya. Tiba-tiba Gus Latsari ngendika (berkata) sambil matanya masih terpejam :”Kamu semua sudah pada lapar ya ? “ Katanya kepada para santri. “Sabar yaa ? Sebentar lagi ada warung makan tuh didepan.”

Para santri saling berpandangan mata. Heran. Padahal mereka tak ada yang matur (bilang) bahwa mereka sudah sangat lapar. Tapi kok Gus pirsa (tahu) padahal tadi sedang sare (tidur).

Betul juga tak lama kemudian dari kejauhan didepan sana terlihat ada sorot lampu. Menandakan ada rumah disana. Setelah semakin dekat ternyata itu benar Rumah Makan. Lumayan cukup besar Rumah Makannya. Tetapi sepi sekali tak ada pengunjungnya sama sekali, meskipun makanan yang tersedia sangat kumplit. Para santri merasa heran. Ditengah hutan seperti ini aneh sekali ada rumah makan sebesar ini. Siapa yang mau makan disana ?

Gus Latsari segera menyuruh para santri untuk segera mengambil makan yang menunya sudah terhidang dietalase rumah makan itu. Tetapi Gus Latsari sendiri tak ikut makan. Tapi aneh. Di rumah makan itu tak terlihat sama sekali pemilik rumah makan yang biasanya menyambut para tamu yang hendak makan. Karena sudah ada dawuh (perintah) dari Gus, maka meskipun para santri merasa heran dan ada keragu-raguan, mereka tetap mengambil makan sesuai selera masing-masing.

Mereka semua makan dengan lahapnya. Karena lapar dan hidangannya mengundang selera. Enak-enak. Tak seperti di pondok he he. Selesai makan, Gus memerintahkan agar para santri naik ke mobil lebih dulu, sementara Gus hendak menyelesaikan pembayaran kepada pemilik rumah makan. Para santri naik ke mobil sambil memendam rasa heran yang belum menemukan jawaban. Sampai mereka selesai makan tak terlihat seorangpun yang keluar dari rumah makan itu. Heran. Super heran.

“Wes rasah dipikir. Sing penting wes dho wareg to ?” Ujar Gus sambil tertawa terkekeh memecah keheningan para santri. Yang artinya :”Sudah tak usah dipikir, yang penting sudah pada kenyang to?” Seolah-olah Gus tahu keheranan yang sedang berkecamuk dibenak para santrinya.

Masih banyak karomah yang lain dari Gus Latsari. Mungkin lain waktu insya Allah bisa kuceritakan disini ya ?

Demikian semoga bisa menjadi perenungan. Bahwa doa para aulia Allah sering dikabulkan dengan sangat cepatnya. Terkadang terjadi suatu kejadian yang tak masuk akal. Bahkan diluar nalar. Seperti cerita diatas, adanya warung makan aneh ditengah hutan jati tadi.

Kini Gus Latsari kabarnya telah tiada, saya sangat yakin bahwa beliau tentu telah tenang disisi Allah SWT dirumah abadinya. Semua kenangan manis bersama beliau dan keluarga beliau akan tetap terpateri di relung sanubari yang tak akan lekang dan lapuk oleh waktu.

Oke, saya akhiri sekian dulu ya teman, "Karomah Gus Latsari Kesilir Jember", semoga bisa menjadi obat penasaran kalian.
Terima kasih atas kunjungan kalian di Blog ini. Semoga Allah SWT. seniantiasa melimpahkan ampunan, keselamatan serta keberkahan yang luas kepada kita sekalian. Amin Yaa Robbal’alamin.

Edisi Revisi, Purworejo 31 Agustus 2024

Salam Tauhid Penulis,
Niniek
SS

KAROMAH SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO KE – IX


 

KAROMAH SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO KE – IX

Oleh : NiniekSS

Bismillah,

“Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad”

Sahabat NiniekSS yang berbahagia dimanapun Anda berada...

Bagaimana kabarnya ? Semoga Anda sekeluarga sehat selalu, berbahagia dan sejahtera dalam lindungan Allah SWT. Amin Yaa Robbal’alamin...

Sahabat, kali ini saya ingin menyampaikan kisah tentang karomah beliau, Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX...

Siapa yang tidak tahu bahwa beliau dulu adalah seorang Raja Besar di Yogyakarta ?  Seorang sultan di wilayah kasultanan Yogyakarta Hadiningrat. Tetapi sekarang beliau sudah mangkat. Pernah menjabat sebagai Wakil Presiden ketika masa pemerintahan Presiden Suharto.

Kesederhanaannya dan kearifannya sangat menonjol.  Kecintaannya pada rakyat kecil sangat dirasakan oleh seluruh rakyat di Wilayah Yogyakarta. Ketika ingin memberikan perhatiannya kepada seorang kawulanya rakyat kecil di daerah Yogyakarta, beliau sering menyamar menjadi peminta-minta.

Dagangan menjadi laris setelah didatangi Sultan

Konon beliau pernah mendatangi seorang ibu-ibu janda tua penjual kacang goreng di pasar Beringharjo Yogyakarta, pasar terbesar di Yogyakarta. Beliau menyamar sebagai seorang peminta-minta.

Penjual kacang goreng ini sejak pagi hingga siang hari belum ada seorangpun yang membeli kacang gorengnya. Ketika ada seorang peminta-minta datang, yang sebenarnya beliau ini adalah Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX, diberinya kacang goreng, karena belum mendapat uang sepeserpun.

Memang ibu janda ini adalah seorang yang ikhlas hati. Meskipun ia belum mendapatkan uang sejak pagi, ia rela memberikan kacang gorengnya kepada peminta-minta itu karena sangat merasa kasihan.

Setelah diberi kacang goreng ini, peminta-mintapun segera berlalu. Aneh !  setelah itu, kacang gorengnya tiba-tiba banyak sekali yang membelinya, bahkan sekejab saja langsung habis.

Penjual kacang goreng, ibu janda yang sudah tua yang tak mau menggantungkan hidup kepada anak-anaknya, dan melakoni hidupnya dengan jualan kacang goreng ini, lalu membatin :”Jangan-jangan yang datang sebagai pengemis tadi apa Ngarso Dalem ya ?” (sebutan rakyat kecil kepada rajanya). Wah, pasti iya, siapa lagi kalau bukan Ngarso Dalem ! pikirnya takjub dan merasa sangat begjo (beruntung) karena telah didatangi oleh rajanya yang sangat dikaguminya, sehingga kacang gorengnya sesudahnya menjadi laris, habis dibeli orang.

Bukan hanya hari itu saja dagangan kacang gorengnya menjadi laris. Namun sejak itu, ibu janda itu “selalu laris” jualannya. Setiap hari, dalam waktu yang tak begitu lama, jualannya selalu habis. Ia sangat bersyukur kepada Gusti Yang Murbeng Dumadi (Allah Yang Menguasai Seluruh Makhluk), atas keberkahan ini, yang telah meringankan hidupnya sejak kedatangan Ngarso Dalem yang menyamar menjadi peminta-minta di Pasar Beringharjo.

Itu salah satu fenomena betapa Sri Sultan Hamengku Buwono ke IX sangat dicintai dan mencintai rakyatnya serta mempunyai karomah yang besar.

Ada beberapa pengalaman yang  saya alami langsung berkenaan dengan beliau Sri Sultan Hamengu Buwono ke IX ini.

Dulu tahunnya sudah lupa kalau tidak salah tahun 1982, saya pernah tergabung dalam Tim Pendamping Pembicara Nasional GOLKAR, dari Tingkat I Jawa Tengah. Waktu itu kami bertugas mendampingi Sri Sultan Hamengku Buwono ke IX ketika kampanye Partai GOLKAR di Kabupaten Wonosobo, beliau selaku Pembicara Nasional dari Partai GOLKAR.

Para fungsionaris GOLKAR dari seluruh kabupaten se Jawa Tengah berkumpul di kabupaten Wonosobo. Dan beribu-ribu pendukung Partai GOLKAR juga hadir dalam acara tersebut.

Dari luar kota, kami menginap ditempatkan dalam sebuah hotel dimana kamar tidur Sri Sultan dengan kamar tidur saya bersama rombongan ibu-ibu dari Semarang berdekatan. Sebelum acara kampanye dimulai, kami menyempatkan untuk berfoto bersama Sri Sultan.

Pengalamanku Pundakku ditepuk 3 x oleh Beliau...

Dalam kesempatan itu, sebelum kami berfoto bersama, tiba-tiba Sri Sultan melambaikan tangan kearah kami rombongan ibu-ibu, dimana kami berdiri agak berjauhan dengan beliau. 

Kami rombongan ibu-ibu ada sekitar 40-an orang. Saya kira yang dipanggil adalah ibu-ibu yang lain, tak mungkinlah saya, karena saya tahu diri, bukan isteri pejabat seperti yang lain, yang terdiri dari para isteri bupati dari seluruh Jawa Tengah. Sedangkan saya hanyalah fungsionaris Sekretaris Forum Wanita dari Biro Peranan Wanita DPD GOLKAR Tk I Jawa Tengah. Orang kecil, sekedar bisa berjajar bersama mereka karena prestasi. 

Ketika beberapa ibu berusaha mendekat kearah Sri Sultan untuk bertanya apakah mereka yang beliau panggil, ternyata Sri Sultan berkata :”Bukan..bukan…Ibu itu…” sambil menunjuk kearah diri saya. Sayapun terkesima, apakah tidak salah Sri Sultan memanggil diri saya, sepertinya tak mungkinlah.

Saya berdebar-debar. “Ada apa ya Sri Sultan memanggil saya ?” tanya saya dalam hati.. “Saya Sri Sultan ?” sambil saya menepuk dada saya. “Iya benar sini Jeng”..Sayapun segera mendekat kearah beliau ketika sudah mendapat kepastian bahwa memang benar sayalah yang beliau panggil. Begitu saya mendekat. Beliau menepuk pundak saya hingga tiga kali :”Teruskan perjuangan kita ya Jeng”…Dan anehnya pada waktu itu saya tak menanyakan kepada beliau, perjuangan manakah yang dimaksud !

Hingga detik inipun saya tak mengerti apa yang beliau maksud dengan perjuangan itu. Namun saya lebih menangkap makna bahwa sepertinya beliau ingin menyampaikan pesan, jadilah kita semua orang yang bermanfaat bagi orang banyak. Menjadi orang yang akhlakul karimah dan bermanfaat hidupnya. Subhanallah.

Disapa oleh seorang sultan, apalagi sampai ditepuk pundaknya, bagi kalangan tertentu merupakan sebuah karunia yang luar biasa. Meskipun saya bukan warga daerah Istimewa Yogyakarta, sayapun sempat terkesima juga ketika dipanggil oleh beliau, apalagi sampai ditepuk pundak saya.


Bukan karena apa, saya merasa tersanjung karena beliau adalah seseorang yang teramat dekat dengan Allah, sangat tawadhuk, sangat dekat dengan orang kecil, seorang raja besar, apalagi dalam kedudukan beliau sebagai wakil presiden. Dan saya memang selalu menghormati para pelaku tirakat seperti beliau Sultan, kuat sekali puasanya demi lancarnya tugas berat yang diemban beliau, melek malam sudah menjadi kebiasaan beliau…sehingga beliau juga dikaruniai mustajabah doanya.


Menghentikan hujan dalam sekejab...

Waktu itu, saya juga mendapat kesempatan untuk menjadi anggota tim pendamping pembicara nasional Golkar dari Tingkat I Jawa Tengah. Waktu itu yang menjadi Pembicara Nasional dari Golkar adalah juga beliau Sultan. Jadwal yang diagendakan adalah di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.

Jam 2 siang kami, baik beliau Sri Sultan sendiri serta kami rombongan Tim Pendamping dari Jawa Tengah sudah berada di panggung kehurmatan di Alun-alun besar Purworejo.

Sebelum acara dimulai massa pendukung Golkar sudah tumpah ruah  memenuhi lapangan. Apalagi waktu itu Golkar masih menjadi partai favourit yang banyak didukung oleh masyarakat. Kami, anggota team, sangat terharu atas antusiasme massa pendukung Golkar. Ya Allah, semoga kami para Anggota Tim ini bisa memenuhi semua aspirasi rakyat. Dan semoga kami tidak salah langkah dalam mengemban amanah serta aspirasi rakyat. Begitulah doa kami waktu itu.

Karena siang hari matahari begitu teriknya, masyarakat yang datang berbondong-bondong ingin melihat langsung Sri Sultan serta mendengarkan pidato beliau, mereka banyak yang membawa payung untuk berlindung dari sengatan terik matahari.

Aneh, tiba-tiba saja, langit yang begitu terang benderang berubah menjadi gelap dan hujan turun bagaikan ditumpahkan dari langit. Kami sebagai anggota tim sangat kasihan kepada masyarakat yang membludag itu. Dan menurut pikiran kami, sebelum acara dimulai maka masyarakat akan bubar pulang karena hujan yang begitu derasnya.

Kami anggota tim yang berada diatas panggung tak kehujanan meskipun baju jas uniform kami juga akhirnya sebagian basah oleh tampias hujan. Saya yang berada persis dibelakang Sultan duduk dan ibu-ibu yang lain serentak berucap :”Sultan bagaimana ini?”. “Tenang saja ibu, semuanya akan baik-baik saja” Kata Sultan. Sesudah itu saya lihat Sultan lalu bersedekap tangan beliau didepan dadanya. Muka beliau , menunduk seperti sedang bersemedi. Maka ajaib, tiba tiba seperti ada angin yang meniup, pelan namun pasti hujan langsung reda dan langit cerah kembali memanas seperti semula. Subhanalloh...

Kami semua anggota team menjadi lega. Alhamdulillah Ya Allah. Telah Engkau singkirkan hujan ini dari kami, sementara kami sedang memerlukan cuaca yang terang benderang. Maka suasana tidak panas lagi menyengat, namun berganti dengan kesejukan karena baru saja tersiram hujan.

Itulah kharomah sosok kekasih Allah SWT, selalu saja doanya sangat mustajabah. Kenangan manis ini tentu tak bisa kami lupakan dari ingatan kami. Apalagi bagi saya yang pernah punya kenangan special ditepuk pundak saya oleh seorang Raja Jawa beneran he he…Bukan seperti “Raja Jawa KW.Mulyono”

Bukan hal itu yang ingin saya tonjolkan disini, bukan masalah karomah-karomah yang Allah berikan kepada beliau-beliau semua. Bahwa siapapun yang dekat kepada Allah dan dicintaiNya, tentu oleh Allah SWT akan diberikan ilmu yang langka dan tak dimiliki oleh banyak orang. Ilmu dan kharomah-kharomah yang sebenarnya bukan menjadi niat dan tujuan beliau-beliau mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Semua itu hanyalah bonus bagi beliau-beliau dari Allah SWT, bagi para hambaNya yang banyak bersyukur, rajin bermunajad dan suka bermujahaddah kepada Allah SWT.

Jadi ayuk berjuang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bukan untuk sekedar mendapatkan ilmu-ilmu ataupun kharomah-kharomah, namun untuk mendapatkan Cinta dan RidhoNya.

Oke, saya akhiri sekian dulu ya teman, "Kharomah Sri Sultan Hamengkubuwono Ke-IX", semoga bisa kalian ambil hikmahnya.

Alhamdulillahirabbil’alamiin.

Terima kasih atas kunjungan kalian di Blog ini. Semoga Allah SWT. seniantiasa melimpahkan ampunan, keselamatan serta keberkahan yang luas kepada kita sekalian. Amin Yaa Robbal’alamin.

Edisi Revisi, Purworejo 31 Agustus 2024

Salam Tauhid Penulis,
NiniekSS

NENEK TUA ITU TERNYATA...

 

NENEK TUA ITU TERNYATA...

 

Oleh NiniekSS

Bismillah,

Sahabat NiniekSS Yang Setia,

Suatu hari aku pergi kekota untuk fotocopy naskah. Habis, disekitar rumahku dikomplek tidak ada yang buka fotocopy. Yah terpaksa aku harus kekota. Lama juga nunggu antrian fotokopy, maklum tempat fotocopyan itu adalah satu-satunya tempat fotocopy yang paling murah dan servicenya juga paling bagus. Jadi banyak yang memilih untuk fotocopy disana. Apalagi dikotaku Purworejo banyak sekali pelajar, bahkan ada beberapa Perguruan Tingginya tentu saja banyak yang membutuhkan fotocopy.

Lamanya menunggu antrian dengan yang mau kufotocopy tak sebanding. Aku Cuma mau fotocopy beberapa lembar saja, eh nunggunya ada setengah jam sendiri…Setelah selesai fotocopy aku mampir kewarung pinggir jalan, warteg langgananku. Mau beli perkedel dan sayur lodeh kesukaanku. Hari ini aku lagi males banget masak. Memang lagi banyak kerjaan yang harus kuselesaikan, jadi tidak sempat masak.

Lagi-lagi disini juga harus antri. Wah hari ini rizkinya lagi harus antri. Fotocopy antri, mau beli sayurpun juga harus antri. Warteg itu menjual berbagai menu masakan dari yang paling murah harganya, seribuan perpotong ( misal tahu atau tempe ) hingga yang berharga puluhan ribu rupiah untuk setiap porsinya. Pembelinyapun bukan hanya dari kalangan rakyat kecil kayak aku, namun kaum bermobilpun banyak yang datang kesini. Mereka semua harus mau sabar menunggu antrian. Masakan dari warteg ini memang termasuk enak dan murah, makanya banyak langganannya. Kecuali itu penjualnya juga sangat menjaga kebersihan. 

Meskipun kelas warung trotoar semua makanan ataupun masakan yang disajikan ditaruh didalam kaca atau panci yang ada tutupnya.

Warungnya benar-benar terbuka dan berkesan familiar walau sangat sederhana, hanya ada dua bangku panjang untuk duduk. Kebanyakan yang makan disini adalah para pedagang dan para tukang becak. Bagi yang bermobil mereka hanya membeli untuk dibawa pulang, mungkin mereka gengsi untuk makan bersama para tukang becak.

Pas tiba giliranku, aku segera pesan yang kuinginkan. Tiba-tiba aku melihat ada nenek tua renta sedang duduk makan dibangku panjang didekatku. Sambil menunggu pesananku dibungkus, aku duduk didekat nenek renta itu. Aku sungguh tertarik pada aura mukanya yang memancarkan cahaya yang luar biasa. Tidak sebagaimana yang kulihat pada nenek-nenek lain seusianya.

Ketertarikanku yang amat sangat untuk mengetahui nenek tua itu lebih lanjut, mengharuskanku pesan teh manis untuk kuminum, agar aku bisa berbincang-bincang dengan nenek tua itu.

“Assalamu’alaikum Nek” sapaku mendahului. 

“wa’alaikumussalam…wong ayuu…” jawabnya ramah sambil mengembangkan senyumnya. 

“Nek, apa sih resepnya sehat dan bugar diusia tua? Saya lihat nenek ini sudah tua, tapi kok sehat sekali?” Tanyaku membuka pembicaraan.

“Oh ituu?…gampang kok wong ayuu..nenek ini sabar menerima takdir, emoh mengeluh, selalu bersyukur dengan apa yang diberikan sama Gusti Allah…bekerja! Bekerja dan bekerja! Orang asal tidak malas insya Allah biasanya banyak sehatnya wong ayuu..” begitu jawabnya sambil terus meneruskan makannya.

Entahlah, aku juga tak tahu, mengapa Nenek tua itu memanggilku dengan sebutan “Wong ayu...”

Aku benar-benar takjub. Nenek itu usianya sudah 80 tahun, tapi masih kuat menjadi kuli gendong dipasar besar dikotaku. Membantu ibu-ibu yang belanja dipasar dan tidak kuat membawa belanjaannya ketempat pangkalan becak atau ketempat angkutan umum mangkal. 

Menurut penuturannya Nenek itu tidak punya sanak saudara, tinggal seorang diri disebuah gubug tua, dan berjuang menghidupi dirinya sendiri dengan penuh optimisme dan dalam kebahagiaan yang amat sangat serta iman yang sungguh besar akan kasih sayang Allah kepadanya. Subhanallah…

Saya yang masih jauh lebih muda, sering mengeluh, kurang mensyukuri nikmat, merasa malu dan kalah dengan nenek tua yang sudah renta, namun PERKASA jiwanya, padahal keadaanku jauh lebih baik. Tinggal dikomplek perumahan, tidak pernah kehujanan dan kepanasan, Allah memberi riski kepadaku sekeluarga tidak harus sangat bersusah payah seperti nenek tersebut. 

Aku punya suami yang sangat menyayangiku, memijit kakiku disaat aku capai atau payah bekerja siang harinya. Yang selalu menemani dalam suka dan dukaku. Aku punya putri yang selalu menjadi semangatku ketika aku lemah harapanku.

Ya Allah ampunilah segala dosaku. Ampuni aku yang sering mengeluh dan kurang mensyukuri nikmatMu. Allah terima kasih telah Engkau hadirkan nenek tua ini kepadaku sehingga bisa menjadi cermin bagi hidupku. 

Nenek itu tak pernah lupa shalat dhuhanya, shalat tahajjudnya, dzikir diwaktu malam, makan dari harta yang halal dan thoyyib dari kerja kerasnya menjadi kuli gendong. 

Ia dicintai dan selalu dirindukan oleh ibu-ibu langganannya karena selalu ikhlas berapapun ibu-ibu memberi upah kepadanya ketika membawakan belanjaannya. Allah Hu Akbar.

Juga ia selalu dirindukan kepulangannya kegubug tua tempat tinggalnya oleh belasan kucing piaraannya digubugnya. Yang katanya semua lucu-lucu dan gemuk-gemuk karena nenek itu selalu membelikan kucing-kucing itu lauk yang lebih enak daripada yang dimakannya sendiri.. Tiap hari nenek itu selalu mencarikan kucing-kucing piaraannya air sumur yang cukup jauh dari gubugnya, karena semua kucingnya tidak doyan minum dari air PAM ? Ya Allah…

Bahkan seminggu sekali nenek tua itu selalu membelikan susu untuk kucing-kucingnya sekalipun dirinya lebih membutuhkannya. Namun ia rela memberikan yang terbaik apa yang ia punya dan apa yang bisa diperbuatnya untuk makhluk selain dirinya.

Mata saya berkaca-kaca penuh haru mendengar kisahnya. Diakhir perjumpaan kami, nenek itu mengatakan kalau ayahnya ternyata adalah seorang Sayyid. Subhanallah..Sebelum pulang kucium punggung tangan nenek itu sambil memohon doa beliau.. Mata tuanya berkaca-kaca penuh kebahagiaan. 

Pantas auranya berbinar, bening sebening berlian…karena beliau adalah putri seorang Sayyid. Dan lakunya dalam keseharian sungguh menjaga tauhid di Hadapan Allah SWT.

Demikian kisah yang sangat berharga ini, yang sangat menginspirasiku untuk menjadi lebih bersyukur dikemudian hari. Semoga bisa diambil hikmahnya.

Terima kasih atas kunjungan Anda di Blog ini, semoga Anda beserta keluarga senantiasa dilimpahi ampunan dosa, sehat sejahtera dan diberkahi dengan keselamatan oleh Allah SWT. Amin Yaa Robbal’alamin.

Edisi Revisi, Purworejo, 17 Agustus 2024

Salam Penuh Renungan
NiniekSS (Penulis)

Disalin dari Website "Pelita Ruhani" milik sendiri.

KUCING BUDUK

 

KUCING BUDUK 


Oleh NiniekSS

Bismillah,

Sahabat NiniekSS Dimanapun Anda Berada...

Suatu pagi, Aku hendak mencuci piring-piring bekas makan semalam yang belum sempat kucuci karena hujan lebat yang mengguyur bumi semalam. Hujan lebat disertai petir yang menyambar-nyambar menyebabkan aku tak sempat berpikir lain kecuali berdoa agar hujan segera reda, agar petir segera menghilang, dan memohon perlindungan dari murkanya alam.

Pekerjaan yang mustinya bisa diselesaikan tadi malam jadi tertunda karenanya. Merapikan baju-baju kering yang sudah dicuci siang harinya, mencuci piring, merapikan dapur, menulis semuanya tertunda.

Piring, gelas, sendok garpu, semua berserakan di tempat cucian piring diluar rumah. Rumah dimana kami sekeluarga tinggal ( aku, suami dan putriku satu-satunya yang baru kelas 1 SMA waktu itu) adalah pinjaman kakak iparku yang baik hati. Aku sendiri waktu itu belum punya rumah sendiri.

Ada lintasan kepingin punya rumah sendiri sih, namun setiap kali keinginan itu melintas, lalu terlupakan lagi karena ada kebutuhan yang lebih penting. Kehidupan untuk sehari-hari buat sekeluarga itulah yang bisa kami jangkau...Itupun sudah sangat alhamdulillah.

Bagi kami, sehari-hari kami sehat, kami bisa makan seadanya, bisa beribadah dengan baik, bisa mengingat Allah senantiasa, putriku hari itu lancar sekolahnya, itu sudah lebih dari cukup.

Itu rahmat dan karunia Allah yang tiada tara bagiku.

Rumah yang kami tinggali mungkin satu-satunya rumah yang masih orisinil dari developer, karena belum pernah direnovasi karena belum ada dananya. Biarlah itu bukanlah hal yang mendesak.

Rumah disekitarku sudah mentereng-mentereng karena mereka si empunya rumah memang bekerja keras sehingga bisa membangun rumahnya masing-masing.

Sebagai tetangga aku bersyukur bisa ikut merasakan kebahagiaan mereka. Rumah mewah, mobil bagus dan wajah yang selalu cerah tak pernah tergores kesan pusing sepertiku he he... 

Aku mulai hendak mencuci piring. Melihat banyaknya piring dan gelas yang hendak kucuci, Ya Allah..setan yang ada dalam diriku mulai mengeluh..

Namun tiba-tiba malaikat kebaikan segera menghadiriku, lalu aku bisa tersenyum.Ya Allah..melihat gelas-gelas dan piring-piring kotor itu aku tersenyum penuh syukur. Terima kasih Ya Allah selalu Engkau hadirkan kebaikan dan ladang pahala dirumahku. Engkau hadirkan tiap hari banyak tamu yang datang kerumahku. Mereka semua selalu merinduiku sekeluarga.

Meskipun yang dapat kuberikan kepada tamu-tamuku sekedar minuman dan makanan ala kadarnya, namun aku bersyukur atas karuniaMu ini Yaa Allah. Apalagi bila aku dapat menyediakan makan disaat harusnya makan, Ya Allah betapa bahagianya aku setiap saat aku bisa melakukannya. Mereka kebanyakan datang kerumahku untuk memecahkan masalah mereka bersama-sama denganku.

Ketika anganku mengingat teman-temanku yang kemarin bertamu, tiba-tiba ada kucing buduk penuh kudis mendekati tempat cucian piring, mungkin ia haus atau lapar dan mau mencari sisa-sisa makanan yang belum sempat kubuang. 

Tubuhnya Penuh Kudis

Tiba-tiba aku ngeri sekali melihatnya. Aku jijik sekali melihatnya, dan ngeri melihatnya. Kusuruh pergi kucing-kucing buduk itu agar segera pergi dari tempat cucian piring. Benar. Kucing-kucing itu segera menyingkir tidak jauh dariku. Matanya memandang penuh kecewa kepadaku. Kutepis perasaan itu. Biarlah.

Segera aku menyelesaikan mencuci piring-piring kotor itu semuanya. Selesai sudah. Tak kuhiraukan kucing kucing buduk itu lagi. Aku masuk rumah dan segera menutup pintu belakang agar kucing itu tak masuk kedalam rumah.

Aku khawatir virus kucing itu akan menular pada kulit kami serumah. Tempat dimana aku mencuci piring ada diluar rumah, tepatnya dibelakang rumah kami.

Didekat Sawah

Dibelakang rumah kami terhampar sawah berhektar-hektar. Merupakan keindahan tersendiri bagi kami. Kami bisa melihat segala sepak terjang para petani dalam mengolah sawah mereka. Kami bisa melihat keindahan panorama sawah saat musim tanam maupun musim panen tiba.

Aku sudah lupa pada kucing-kucing buduk itu. Ketika menjelang tidur malam, tiba-tiba seluruh badanku gatal bukan main. Kuingat-ingat penyebabnya. Seingatku,  tak ada satupun  yang kulakukan yang menyebabkan gatalku. Aku tidak memegang barang-barang yang kotor. Aku tidak makan makanan yang menyebabkan alergi. Juga aku tidak bersentuhan dengan kucing buduk tadi pagi.. Lalu apa?

Semalaman aku tak bisa tidur karena tersiksa oleh gatal yang sangat diseluruh badan. Ya Allah..Astaghfirullah...sampai beberapa hari gatal itu masih tetap kuderita meskipun aku sudah ke dokter dan minum obatnya.

Karena aku sudah tak tahan lagi dengan rasa gatal itu, dalam salah satu tahajjudku aku tersungkur memohon kepada Allah agar ditunjukkan penyebab rasa gatal itu, dan mohon ampun atas dosaku.

Tiba-tiba dalam tahajjudku melintas di hadapanku bayangan kucing-kucing buduk, yang malam itu kelaparan dan kuhalau itu. Ya Allah..Ya pasti itu penyebabnya, tak ada lagi. Namun bukan karena aku tertular oleh virus kucing-kucing itu, namun karena aku mengusir kucing-kucing yang sedang kehausan dan kelaparan dan meninggalkannya dalam keadaannya tanpa sedikitpun belas kasihan dariku.

Air mataku deras mengalir. Ya Allah ampunilah aku yang tidak punya belas kasihan dalam diriku kepada kucing-kucing buduk itu. Aku bermaksud untuk segera mencari kucing-kucing buduk itu dan meminta maaf padanya, karena aku telah melakukan tindakan keji tidak memberinya makan ketika ia lapar dan tidak memberinya minum ketika ia kehausan.

Kutunggu-tunggu sampai dua hari kemudian, alhamdulillah akhirnya kucing-kucing buduk itu muncul kembali. Dan masih tetap kudisan bahkan terlihat kian parah. Sudah setengah busuk korengnya. Rasa jijikku segera kutepis. "Mari sini wahai kucing-kucing malang, kasihan kamu, maafkan aku kemarin yang sia-sia kepadamu ya" kataku kepada kucing-kucing itu.

Kubiarkan ia mendekat ketempat cucian piring, sebuah ember besar yang kuletakkan dilantai. Sengaja kedalam air yang ada dalam ember itu sudah kumasukkan VCO (Virgin Coconut Oil) atau minyak kelapa murni, yang sudah terbukti sangat manjur untuk mengobati penyakit kulit. Aku berharap agar kucing-kucing itu menjadi sembuh kudisnya, setelah minum air VCO itu.

Lega sekali rasanya ketika kucing-kucing itu mendekat kepadaku, dan lalu meminum air VCO dalam ember itu dengan lahapnya. Lalu makan nasi yang sudah kusediakan disebelah ember itu. Alhamdulillah habis. Ya Allah...telah kutunaikan nuraniku atas bimbinganMu. Meminta maaf kepada kucing-kucing itu atas kesalahanku, dan memberi makan, minum dan mengobatinya dengan penuh kasih sayang karena Engkau.
Apa yang terjadi setelah itu sahabatku?

Sejak itu gatalku menjadi hilang seketika. Subhanallah. Maha Besar Engkau Ya Allah. Aku bersungkur dalam keajaiban dan kasih sayang yang diturunkanNya kepadaku melalui pelajaran kucing buduk.

Sejak saat itu aku lebih bisa menghargai segala makhluk hidup didunia ini. Bukan saja kepada orang, melainkan kepada hewan dan tanaman akupun menjadi mampu menyayanginya.

Sejak itu pula hidupku menjadi lebih berbahagia dan mempunyai arti. Menyayangi binatang dan tanaman. Ada sesuatu yang membahagiakan ketika aku bisa memperhatikan hewan yang sakit dengan mengobatinya.

Memberi kehangatan kepada kucing yang kedinginan dan memberinya makan untuk kucing-kucing liar yang kelaparan.

Ada keindahan yang menyentuh kalbu ketika aku menanam sayur-sayuran seperti cabe, tomat, kacang panjang, terong dan yang lain mulai berbuah, lalu membagikannya kepada para tetangga. Ya Allah..

Marilah kita mencari kebahagiaan dari apa yang terdekat yang mampu kita raih, dari hal-hal kecil yang mampu kita lakukan.

Semoga bisa diambil hikmahnya

Terima kasih atas kunjungan Anda di Blog ini, semoga Anda beserta keluarga senantiasa dilimpahi ampunan dosa, sehat sejahtera dan diberkahi dengan keselamatan oleh Allah SWT. Amin Yaa Robbal’alamin.

Edisi Revisi, Purworejo, 16 Agustus 2024

Salam Penuh Renungan
NiniekSS (Penulis)

Disalin dari Blog Ini milik sendiri.


IRING-IRINGAN SEMUT

 

 

IRING-IRINGAN SEMUT 


Oleh : NiniekSS

Bismillah,

Sahabat NiniekSS Dimanapun Anda Berada...

Sudah berkali-kali aku melihat iring-iringan semut ada dimana-mana. Seringkali mereka melewati tembok. Atau terkadang kulihat pada pelepah daun kelapa yang jatuh diatas tanah, dikebun-kebun orang. Biasanya aku hanya melihatnya sekilas tanpa punya keinginan untuk menyimaknya dari dekat. Tapi kali ini entah kenapa tiba-tiba aku tertarik sekali untuk memperhatikannya dari dekat.

Ada iring-iringan semut yang kulihat merambat pada sebatang pohon mangga didepan rumahku yang ditanam suamiku beberapa tahun yang lalu. Mereka seolah berjalan tanpa beban, kompak satu tujuan. Tidak seperti kita. Walaupun kita menjadi anggota dari suatu organisasi misalnya, meskipun tujuan organisasi adalah satu, namun benak kita dipenuhi berbagai kepentingan masing-masing. 

Manusia susah untuk rukun seperti semut. Entah kemana mereka hendak menuju aku tak tahu. Karena ketika kuturutkan kemana mereka berjalan ternyata tidak pernah kutemukan ujungnya. Tetapi yang jelas, iring-iringan itu menuju kesuatu tempat. Dan mereka sangat kompak.

Kuperhatikan setiap semut bertemu dengan semut yang lain selalu menyempatkan untuk berhenti sejenak untuk saling menyapa, dan kemudian masing-masing melanjutkan perjalanan tetapi masih dalam satu iring-iringan.

Pernah kulihat ada salah satu semut yang mungkin tergesa-gesa sehingga tidak menyapa temannya ketika berjumpa, ia terus laju berjalan. Kuperhatikan dengan seksama semut aneh yang tidak berhenti menyapa temannya itu. Dia berjalan dengan kecepatan yang melebihi kecepatan iring-iringan seolah tidak peduli ketika ia menyalip teman-temannya yang lain. 

Tetapi subhanallah…tiba-tiba aku melihat, semut aneh itu tiba-tiba membalikkan tubuhnya dan berjalan berbalik arah dari arah yang dituju oleh iring-iringan. Ia berjalan cepat. Dan pada beberapa waktu kemudian ia berhenti lalu menyapa setiap semut-semut yang tadi belum disapanya. Setelah dianggapnya selesai menyapa teman-temannya, maka iapun berbalik arah kembali bergabung dengan arah iring-iringan semula.

Aku berdecak kagum pada semut aneh itu. Ternyata bukan hanya seekor semut yang berperilaku demikian. Banyak semut yang melakukan hal yang sama dengan semut aneh itu. Apabila ia berjumpa dengan teman-temannya tidak menyapanya, maka ia akan berbalik arah dari iring-iringan, dan berusaha menemui teman-temannya yang tadi belum disapanya ketika berjumpa.

Subhanallah…Makhluk kecil, imut, yang apabila kita membunuhnya sering merasa tidak berdosa itu, ternyata mempunyai kebiasaan yang sangat mulia ! MENJAGA SILATURAHIIM dengan sesamanya. Hal yang sangat dianjurkan oleh Rassul kita Nabi yang agung Sayyidina Muhammad SAW. agar kita selalu melazimkan silaturahmi..agar hidup kita berkah, dipanjangkan umur kita, dilancarkan rizki kita karena silaturahiim.

Aku malu kepada semut semut itu. Aku masih sering belum bisa menjaga silaturahiim. Astaghfirullah…Ampunilah aku Ya Allah yang belum bisa menjaga silaturahiim.

Aku tak mampu menjaga silaturahmi karena aku didera sakit maag dan gerd parah yang sangat panjang waktunya. 18 tahun ! Waktu yang tak sebentar.  Yang ketika itu kondisiku sangat lemah hingga jarang bisa keluar rumah. Semua aktifitas apapun yang membutuhkan keluar rumah aku tak mampu. Ke dokterpun sangat terpaksa dan susah payah perginya. Dalam masa antri tak karuan rasanya. Sehingga aku praktis tak pernah silaturahmi.

Ketika sholat Idul Fitri dan Idul Adhapun aku hanya bisa melakukannya dirumah sambil berbaring karena tak kuat duduk. Sedih sekali rasanya. Tapi aku ikhlas. Semua ini tentu ada hikmah yang bisa diambil. Aku baru menyadari hikmahnya setelah aku sembuh secara ajaib atas ijin Allah.

Ternyata hikmahnya, aku menjadi manusia baru dari yang sebelumnya. Lebih sabar, lebih tawakkal, lebih bisa bersyukur atas segala keadaan. Meskipun akibat sakit kehidupanku menjadi fakir yang sefakir-fakirnya sehingga makanpun hanya bisa menggantungkan dari pemberian orang sebab aku tak bisa berikhtiyar karena sakitku. Suamikupun lalu tak bisa bekerja mencari nafkah karena aku memerlukan perawatan setiap saat. 

Dimana setiap saat akau butuh dibantu dalam segala hal.
Makan, minum, bebersih badan, ganti baju, ke kamar mandi, berjemur matahari semuanya butuh dibantu tak mampu melakukan sendiri. 

Semua orang menganggap kami berdua adalah pemalas. Saya selalu berbaring setiap waktu. Dan suami hanya dirumah tak bekerja mencari nafkah. Tapi kami berdua mensikapi semua itu dengan sabar. Karena mereka tak tahu apa yang saya rasakan, dan tak tahu betapa kami berusaha keras agar kehidupan kami tetap berjalan stabil.

Masyaa Allah kalau ingat ketika saya sedang didera sakit dulu...Betapa beratnya penderitaan sepanjang waktu. Tentu suamipun merasakan perjuangan sabar yang luar biasa ketika harus merawat saya yang sakit lambung selama 18 tahun. Tubuh lemah tak bisa berusaha apapun. Tak punya penghasilan sama sekali. Bisanya hanya pasrah kepada Allah, dan lebih intens dalam mendekat kepadaNya.

Alhamdulillah, saya masih diberi kesembuhan dan umur panjang oleh Allah, sehingga saya bisa berbagi seluruh pengalaman saya ketika sakit dan segala upaya kesembuhan saya.

Maka pesan saya bagi kalian yang saat ini diberi nikmat sehat. Bersyukur...Bersyukur...dan Selalulah bersyukur dengan sungguh-sungguh.  Karena nikmat yang paling diperlukan dalam hidup ini adalah sehat. Sehingga bisa melakukan segala aktifitas dengan baik. Ibadahpun kalau kondisi tubuh kita sakit, maka tak akan mampu melaksanakan dengan baik. Sangat rugi bukan ?

Sedangkan jika sehat, kita bisa sering melakukan silaturahmi kepada tetangga dekat, orangtua, dan sanak saudara maupun handai taulan. Sehingga hidup kita penuh keberkahan, dipanjangkn umur kita, dicintai banyak orang dan dilancarkan rizki kita oleh Allah SWT.

Lihatlah pelajaran semut dalam iring-iringan, yang selalu menjaga silaturahmi, rukun dengan sesama, jika salah langsung merasa kemudian interospeksi dan memperbaiki kesalahannya dengan berbalik arah dan menyapa teman-temannya yang tadi belum disapanya. Subhanallah...Luar biasa bukan ?

Jagalah kesehatan dengan ibadah yang tekun dan taat serta melakukan pola hidup yang baik. Oke ?

Semoga bisa diambil hikmahnya.

Terima kasih atas kunjungan Anda di Blog ini, semoga Anda beserta keluarga senantiasa dilimpahi ampunan dosa, sehat sejahtera serta diberikan keselamatan oleh Allah SWT. Amin Yaa Robbal’alamin.

Edisi Revisi, Purworejo, 16 Agustus 2024

Salam Penuh Renungan
NiniekSS (Penulis)

Disalin dari Website milik sendiri “Pelita Ruhani”


RINTIHAN PANJANG DI KALI ANGKE


 

RINTIHAN PANJANG DI KALI ANGKE

 

Oleh : NiniekSS

Bismillah,

Sahabat NiniekSS Yang Dirahmati Allah SWT.

Bagaimana perasaan Anda dipagi yang cerah ini Sahabat? Semoga kita semua berbahagia adanya.

Oh ya pagi ini tiba-tiba saya terkenang akan pengalaman saya puluhan tahun yang lalu ketika saya menolong seorang pembantu rumah tangga ( perempuan ) yang dianiaya oleh majikannya, di Jakarta, yang hingga kematiannya ia tak bisa menyebutkan identitasnya, kecuali satu kata..‘TEGAL’ itulah yang mampu diingatnya.

Tahun 1976 adalah tahun kedua saya tinggal di Jakarta..Di bilangan daerah Grogol, dulu belakang terminal Grogol. Saya dulu tinggal dijalan Susilo Raya. Persis ditikungan jalan yang membujur sepanjang kali Angke Grogol.

Rumah saya menghadap keutara, menghadap ke kali Angke itu, disepanjang pinggir kali yang terbentang, banyak ditanam pohon kayu putih dan sekitarnya ditumbuhi rumput ilalang yang rimbun setinggi lebih dari satu meter. Anda bisa membayangkannya yaa ?

Sepanjang saya tinggal disitu tak pernah ada kejadian apapun yang aneh. Tiap pagi saya pulang pergi naik helicak ke pasar Grogol melintas disitu pemandangannya selalu saja sama. Air kali yang kotor, sampah yang kian menumpuk dan ilalang yang makin rimbun saja.

Sampai suatu hari dipagi buta..ketika saya mau buang sampah didekat situ,saya mendengar rintihan panjang…seperti rintihan orang yang sedang kesakitan sangat..

Awalnya saya masih ragu dengan pendengaran saya..Dan saya berusaha mencari dari mana asal rintihan itu..Kadang-kadang terdengar agak jelas..kadang-kadang hanya sayup-sayup sampai dan tiba-tiba sudah hilang tertiup angin.

Tapi rintihan itu sungguh menarik perhatian saya dan saya sangat penasaran. Pendengaran saya benar-benar saya pusatkan kearah sumber suara rintihan itu. Seperti seorang detektip lagi memburu mangsanya..Harus cukup sabar juga, karena suara itu hilang-hilang timbul..Lagian belum adzan subuh jadi masih cukup gelap, saya juga ngeri iih kalau ada apa-apa. Mana jalanan disitu emang sangat sepi dan lumayan remang waktu itu.

Ada setengah jam saya menunggu disitu. Tak ada perkembangan apapun..Sampai pagi sudah mulai tiba..tak terdengar lagi suara apapun. Hari mulai ramai orang bepergian. Suara bajay, sepeda motor, orang bercakap-cakap lalu lalang naik sepeda kian riuh sehingga sulit sekali untuk menangkap rintihan itu...

Siang seharian saya ada dalam penantian panjang yang tak berujung pangkal. Kejadian saya mendengar rintihan itu tak saya ceritakan kepada siapapun orang serumah. Saya merenung..suara siapakah gerangan? Tapi tadi saya benar-benar mendengar jelas orang yang merintih amat sangat. Tetapi sumber asal suara itu yang belum saya ketemukan..Saya baru akan menceritakan kepada orang kalau sudah saya temukan sumbernya, dan bagaimana kejelasannya.

Datangnya malam sangat saya nantikan. Pertama sudah tidak ada orang lalu lalang lewat disitu, ya ada paling-paling sesekali suara sepeda motor lewat, tapi tidak sebising siang hari, war wer-war wer, sehingga sulit untuk berkonsentrasi.

Malampun tiba...

Habis maghrib saya mulai beroperasi lagi kepinggir kali. Saya dengarkan sungguh-sungguh segala suara yang berasal dari sekitar situ..Tiba-tiba terdengar rintihan itu kembali..tapi kali ini lebih lemah dari yang saya dengar pertama kali..walau lebih jelas..Ya benar..suara rintihan itu memang berasal dari sekitar sini...

Saya bawa baterai. Saya arahkan sinarnya memutar dari arah saya berdiri, mata saya nanar mencari-cari sumber suara itu..Tiba-tiba cahaya baterai saya menangkap sesuatu agak dikejauhan. Seperti benda yang terbungkus kain. Saya fokuskan cahaya baterai kearah benda itu. Untuk memastikan apakah sebenarnya benda itu..Saya agak serem juga waktu itu..bayangkan malam-malam seorang diri berada dipinggir sungai, diantara semak ilalang campur sampah tanpa teman dan sedang berburu pencarian.

Betapa kagetnya saya setelah cahaya baterai saya mampu menangkap benda yang teronggok tadi dengan sangat jelas.. Seorang perempuan muda seumuran 25 tahun terbaring merintih kesakitan dipinggir kali..Sayapun kebingungan…apa yang musti saya lakukan?

Tanpa pikir panjang saya kemudian kembali kerumah, di seberang jalan, yang sangat dekat dengan kali. Lalu saya datang kerumah bu RT maksud saya mau menemui pak RT dan lapor atas kejadian itu. Tetapi pak RTnya lagi pergi keluar kota yang dirumah hanyalah bu RT.Tak menunggu waktu lama, bu RT mengajak saya saat itu juga untuk kembali kepinggir kali dimana saya temukan perempuan yang tergeletak itu...

Sampai ketempat perempuan itu bu RT geleng-geleng kepala. Perempuan yang terbaring itu sudah kehilangan daya ingat, ditanya tentang identitasnya tidak dapat menjawabnya dengan baik. Badannya panas...rambut kepalanya lengket dengan luka menganga yang sudah menjadi koreng. Lalat beterbangan mengitari tubuhnya yang baunya sangat busuk. Tapi ia masih sadar.

Saat itu juga saya berunding dengan bu RT. Sebaiknya apa yang akan kita lakukan. Kami sepakat untuk memberikan pertolongan pertama lebih dahulu. Saya bertugas membuatkan makanan dan bu RT yang akan merawat luka-luka dikepala dan dibeberapa anggota badannya yang lain. Melepuh seperti bekas terkena siraman air panas sudah beberapa hari. Sedang luka dikepalanya seperti bekas terkena benda panas.

Kami pulang berbarengan kerumah kami masing-masing yang kebetulan berdekatan. Bu RT kembali untuk mengambil perlengkapan merawat luka-lukanya, dan saya untuk mengambil makanan yang akan saya berikan kepada perempuan itu.

Kami kembali kesemak-semak dipinggir kali dimana perempuan luka itu terbaring. Sibuk.Bu RT terlihat membawa gunting, boorwater, perban, sulfanilamide, betadin dan kapas. Saya membawa susu, madu, telor ayam kampung dan secawan bubur sumsum yang masih hangat. Bubur yang baru saja saya buat mendadak.

Dengan cekatan bu RT memotong rambut perempuan itu yang lengket dengan luka dikepala perempuan itu...Perempuan itu merintih dan menangis, selama kami rawat..Lalu bu RT membersihkan dan mengobati seluruh luka menganga yang ada disekujur tubuh perempuan itu.
Setelah itu gantian giliran saya yang bertugas. Setelah bu RT selesai merawat luka-lukanya maka saya meminuminya dengan madu yang saya campur dengan air hangat, lalu saya suapi dia bubur sumsum, sesendok demi sesendok. Meski pelan menelannya, bersyukur semua apa yang saya berikan bisa habis.

Lalu perempuan itu sepatah kata dua patah kata mulai mampu menjawab pertanyaan kami meski tidak begitu jelas. Intinya dia adalah pembantu rumah tangga yang berasal dari Tegal. Baru sebulan berada di Jakarta. Dia dianiaya oleh majikannya disetrika kepalanya dan disiramnya sekujur tubuhnya dengan air mendidih…Menurut penuturannya saking tidak kuatnya ia langsung lari kepinggir kali dengan tujuan untuk menceburkan dirinya kepinggir kali pikirnya dengan menceburkan diri kedalam kali tidak akan lagi terasa panas. Tetapi sebelum mencapai air ia sudah tidak ingat apa-apa lagi alias lalu pingsan.

Ketika saya tanya siapa nama majikannya dia katanya lupa. Entahlah apakah benar-benar karena dia lupa atau karena rasa ketakutannya? Wallohua’lam…Akan tetapi ketika saya tanya dimana alamatnya di Tegal? diapun tidak bisa menjawab, katanya lupa.

Saya dengan bu RT berunding lagi bagaimana selanjutnya mengurus perempuan itu. Bu RT punya usul untuk melaporkan ke Dinas Sosial Cabang Grogol, karena ini kasus penganiayaan yang patut ditangani bukan sekedar gelandangan biasa. Sayapun setuju karena ini ide yang bagus.

Sayapun lalu menunggui perempuan itu dipinggir kali, sementara menunggu bu RT pulang dari Dinas Sosial. Saya salut sekali sama usaha bu RT. Tidak berapa lama ada ambulan yang datang untuk menjemput perempuan malang itu..

Sungguh sampai sekarang saya tak dapat melupakan beribu rasa terima kasih perempuan itu yang tersirat pada sorot matanya meskipun ia tak mampu mengungkapkannya melalui kata-kata kepada saya dan bu RT.
Perempuan muda itu terus meneteskan air matanya. Kami tak dapat mengantarnya kerumah sakit dimana perempuan muda itu hendak dirawat. Akan tetapi petugas dari dinas sosial itu sempat memberitahu kepada saya dan bu RT, kalau saya mau mencari perempuan itu besuk, kami disuruh datang ke RSCM ke bangsal umum.

Keesokan harinya saya dan bu RT ke RSCM untuk mencari dimana perempuan yang tadi malam itu dirawat. Melalui perjuangan yang cukup melelahkan, karena mencari pasien yang tidak jelas identitasnya di RS, akhirnya bertemulah kami dengan perempuan yang kami cari. Ia terlihat gembira sekali ketika kami datang…Ia seperti melihat malaekat penolong setiap menatap kami. Berkali-kali ia selalu mengatakan :’Terima kasih sekali ya Bu’…

Matanya terus berkaca-kaca…

Tetapi setiap kali saya tanya alamat tempat tinggalnya di Tegal ia sudah tidak mampu lagi mengingatnya. Jawabannya selalu lupa dan lupa.
Badannya masih panas, tapi sudah tidak sepanas seperti ketika saya temukan. Ia mau makan ager-ager yang saya bawakan serta beberapa kueh basah..Sepertinya ia lebih menikmati kedatangan kami daripada semua makanan yang kami bawakan.

Kami tak bisa berlama-lama menungguinya di rumah sakit..Setiap kami mau pulang dan meninggalkannya, selalu ada rasa berat yang menyeruak. Kasihan sekali perempuan malang itu. Teraniaya dirantau orang tidak punya sanak maupun saudara yang merawatnya. Mungkin dia adalah orang yang baik sebelumnya, karena Alloh masih mau mengirimkan pertolongannya saat dia menderita seorang diri dipinggir kali angke.

Tiga hari berturut-turut saya dengan bu RT setia mengunjunginya. Kami selalu menghiburnya dan selalu memberinya semangat agar sabar dan tawakkal menerima musibah. Wajahnya kelihatan ikhlas dan pasrah.
Pada hari ketiga saya dan bu RT hendak pulang dari rumah sakit. Aneh ! Ia tidak mau kami tinggal pulang. Seolah olah ia benar-benar meminta agar kami jangan pulang. Kami saling pandang, heran. Tetapi kami tak bisa menuruti permintaannya, karena repot untuk tidur dirumah sakit. Saya sendiri sedang tidak sehat seperti masuk angin rasanya.

Kamipun pulang dengan setumpuk tanda tanya yang tak menemukan jawabnya. Semalaman saya tak bisa tidur memikirkan nasib perempuan malang itu. Saya sudah merencanakan. Seandainya perempuan itu sudah sehat besuk, dan bisa ingat kembali akan alamat tempat tinggalnya dikampungnya Tegal, saya akan mengantarnya sampai kerumahnya.

Pagi harinya saya dan bu RT kembali ke RSCM untuk menengoknya. Betapa terkejutnya saya mendengar penuturan dari perawat yang bertugas bahwa perempuan malang itu telah meninggal. Waktunya tak berapa lama dari saat kepulangan saya dan bu RT dari Rumah Sakit kemarin. Dan yang membuat saya tak mampu membendung air mata saya waktu itu, ketika mendengar penuturan perawat yang bertugas menungguinya menjelang kepergiannya adalah, bahwa perempuan yang malang itu berkali-kali menanyakan tentang kami, saya dan bu RT.

Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.

Dia telah pulang kerahmatullah tanpa seorangpun anggota keluarganya tahu bahwa ia telah meninggal...Dan tanpa seorangpun menungguinya disampingnya, kecuali perawat yang bertugas. Tentu perawat itu hilir mudik.Tidak seperti kalau anggota keluarga sendiri yang menunggui.
Semoga arwahnya diampuni segala dosanya dan mendapat tempat yang baik disisiNya amin.

Dan siapapun majikannya, agar Anda menjadi tahu bahwa perempuan pembantu rumah tangga Anda yang telah anda aniaya sedemikian rupa telah meninggal dunia. Anda tak perlu takut kepada yang berwajib, karena tak ada seorangpun yang tahu bahwa andalah majikan sadis yang menganiayanya hingga dia meninggal dunia. Sayapun tidak tahu…!!!

Tetapi takutlah kepada Alloh, yang selalu mengetahui perbuatan hambaNya yang paling tersembunyi sekalipun. Yang pasti Alloh akan meminta pertanggung jawaban kita, ketika kita hidup didunia, sekarang atau nanti ketika kita sudah kembali ke HaribaanNya.

Saya berdoa agar Alloh berkenan mengampuni dosa-dosa Anda. Segeralah Anda bertobat mohon ampun kepada Alloh atas dosa-dosa anda.

Saya selalu meneteskan air mata setiap terkenang akan perempuan malang itu. Betapa ganasnya kehidupan metropolitan. Marilah kita selalu mendekatkan diri kepadaNya agar selalu mendapat bimbingan dan perlindunganNya. Amin…

Demikian sahabat, kisah yang pernah saya alami di Jakarta, dengan ini semoga menjadikan kita lebih berhati-hati dan mensyukuri segala nikmat yang telah kita terima dari Alloh SWT. Lebih baik mensyukuri sedikit yang ada daripada mengangankan banyak  yang masih dalam angan-angan. Semoga kita semua dapat mencari hikmahnya Amin.

Terima kasih atas kunjungan Anda di Blog ini, semoga Anda beserta keluarga senantiasa dilimpahi sehat sejahtera dalam lindungan Allah SWT. Amin Yaa Robbal’alamin.

Edisi Revisi, Purworejo, 16 Agustus 2024

Salam Penuh Renungan
NiniekSS (Penulis)

Disalin dari Website milik sendiri “Pelita Ruhani”


Back To Top