KUCING BUDUK
Oleh NiniekSS
Bismillah,
Sahabat NiniekSS Dimanapun Anda Berada...
Suatu pagi, Aku hendak mencuci piring-piring bekas makan semalam yang belum sempat kucuci karena hujan lebat yang mengguyur bumi semalam. Hujan lebat disertai petir yang menyambar-nyambar menyebabkan aku tak sempat berpikir lain kecuali berdoa agar hujan segera reda, agar petir segera menghilang, dan memohon perlindungan dari murkanya alam.
Pekerjaan yang mustinya bisa diselesaikan tadi malam jadi tertunda karenanya. Merapikan baju-baju kering yang sudah dicuci siang harinya, mencuci piring, merapikan dapur, menulis semuanya tertunda.
Piring, gelas, sendok garpu, semua berserakan di tempat cucian piring diluar rumah. Rumah dimana kami sekeluarga tinggal ( aku, suami dan putriku satu-satunya yang baru kelas 1 SMA waktu itu) adalah pinjaman kakak iparku yang baik hati. Aku sendiri waktu itu belum punya rumah sendiri.
Ada lintasan kepingin punya rumah sendiri sih, namun setiap kali keinginan itu melintas, lalu terlupakan lagi karena ada kebutuhan yang lebih penting. Kehidupan untuk sehari-hari buat sekeluarga itulah yang bisa kami jangkau...Itupun sudah sangat alhamdulillah.
Bagi kami, sehari-hari kami sehat, kami bisa makan seadanya, bisa beribadah dengan baik, bisa mengingat Allah senantiasa, putriku hari itu lancar sekolahnya, itu sudah lebih dari cukup.
Itu rahmat dan karunia Allah yang tiada tara bagiku.
Rumah yang kami tinggali mungkin satu-satunya rumah yang masih orisinil dari developer, karena belum pernah direnovasi karena belum ada dananya. Biarlah itu bukanlah hal yang mendesak.
Rumah disekitarku sudah mentereng-mentereng karena mereka si empunya rumah memang bekerja keras sehingga bisa membangun rumahnya masing-masing.
Sebagai tetangga aku bersyukur bisa ikut merasakan kebahagiaan mereka. Rumah mewah, mobil bagus dan wajah yang selalu cerah tak pernah tergores kesan pusing sepertiku he he...
Aku mulai hendak mencuci piring. Melihat banyaknya piring dan gelas yang hendak kucuci, Ya Allah..setan yang ada dalam diriku mulai mengeluh..
Namun tiba-tiba malaikat kebaikan segera menghadiriku, lalu aku bisa tersenyum.Ya Allah..melihat gelas-gelas dan piring-piring kotor itu aku tersenyum penuh syukur. Terima kasih Ya Allah selalu Engkau hadirkan kebaikan dan ladang pahala dirumahku. Engkau hadirkan tiap hari banyak tamu yang datang kerumahku. Mereka semua selalu merinduiku sekeluarga.
Meskipun yang dapat kuberikan kepada tamu-tamuku sekedar minuman dan makanan ala kadarnya, namun aku bersyukur atas karuniaMu ini Yaa Allah. Apalagi bila aku dapat menyediakan makan disaat harusnya makan, Ya Allah betapa bahagianya aku setiap saat aku bisa melakukannya. Mereka kebanyakan datang kerumahku untuk memecahkan masalah mereka bersama-sama denganku.
Ketika anganku mengingat teman-temanku yang kemarin bertamu, tiba-tiba ada kucing buduk penuh kudis mendekati tempat cucian piring, mungkin ia haus atau lapar dan mau mencari sisa-sisa makanan yang belum sempat kubuang.
Tubuhnya Penuh Kudis
Tiba-tiba aku ngeri sekali melihatnya. Aku jijik sekali melihatnya, dan ngeri melihatnya. Kusuruh pergi kucing-kucing buduk itu agar segera pergi dari tempat cucian piring. Benar. Kucing-kucing itu segera menyingkir tidak jauh dariku. Matanya memandang penuh kecewa kepadaku. Kutepis perasaan itu. Biarlah.
Segera aku menyelesaikan mencuci piring-piring kotor itu semuanya. Selesai sudah. Tak kuhiraukan kucing kucing buduk itu lagi. Aku masuk rumah dan segera menutup pintu belakang agar kucing itu tak masuk kedalam rumah.
Aku khawatir virus kucing itu akan menular pada kulit kami serumah. Tempat dimana aku mencuci piring ada diluar rumah, tepatnya dibelakang rumah kami.
Didekat Sawah
Dibelakang rumah kami terhampar sawah berhektar-hektar. Merupakan keindahan tersendiri bagi kami. Kami bisa melihat segala sepak terjang para petani dalam mengolah sawah mereka. Kami bisa melihat keindahan panorama sawah saat musim tanam maupun musim panen tiba.
Aku sudah lupa pada kucing-kucing buduk itu. Ketika menjelang tidur malam, tiba-tiba seluruh badanku gatal bukan main. Kuingat-ingat penyebabnya. Seingatku, tak ada satupun yang kulakukan yang menyebabkan gatalku. Aku tidak memegang barang-barang yang kotor. Aku tidak makan makanan yang menyebabkan alergi. Juga aku tidak bersentuhan dengan kucing buduk tadi pagi.. Lalu apa?
Semalaman aku tak bisa tidur karena tersiksa oleh gatal yang sangat diseluruh badan. Ya Allah..Astaghfirullah...sampai beberapa hari gatal itu masih tetap kuderita meskipun aku sudah ke dokter dan minum obatnya.
Karena aku sudah tak tahan lagi dengan rasa gatal itu, dalam salah satu tahajjudku aku tersungkur memohon kepada Allah agar ditunjukkan penyebab rasa gatal itu, dan mohon ampun atas dosaku.
Tiba-tiba dalam tahajjudku melintas di hadapanku bayangan kucing-kucing buduk, yang malam itu kelaparan dan kuhalau itu. Ya Allah..Ya pasti itu penyebabnya, tak ada lagi. Namun bukan karena aku tertular oleh virus kucing-kucing itu, namun karena aku mengusir kucing-kucing yang sedang kehausan dan kelaparan dan meninggalkannya dalam keadaannya tanpa sedikitpun belas kasihan dariku.
Air mataku deras mengalir. Ya Allah ampunilah aku yang tidak punya belas kasihan dalam diriku kepada kucing-kucing buduk itu. Aku bermaksud untuk segera mencari kucing-kucing buduk itu dan meminta maaf padanya, karena aku telah melakukan tindakan keji tidak memberinya makan ketika ia lapar dan tidak memberinya minum ketika ia kehausan.
Kutunggu-tunggu sampai dua hari kemudian, alhamdulillah akhirnya kucing-kucing buduk itu muncul kembali. Dan masih tetap kudisan bahkan terlihat kian parah. Sudah setengah busuk korengnya. Rasa jijikku segera kutepis. "Mari sini wahai kucing-kucing malang, kasihan kamu, maafkan aku kemarin yang sia-sia kepadamu ya" kataku kepada kucing-kucing itu.
Kubiarkan ia mendekat ketempat cucian piring, sebuah ember besar yang kuletakkan dilantai. Sengaja kedalam air yang ada dalam ember itu sudah kumasukkan VCO (Virgin Coconut Oil) atau minyak kelapa murni, yang sudah terbukti sangat manjur untuk mengobati penyakit kulit. Aku berharap agar kucing-kucing itu menjadi sembuh kudisnya, setelah minum air VCO itu.
Lega sekali rasanya ketika kucing-kucing itu mendekat kepadaku, dan lalu meminum air VCO dalam ember itu dengan lahapnya. Lalu makan nasi yang sudah kusediakan disebelah ember itu. Alhamdulillah habis. Ya Allah...telah kutunaikan nuraniku atas bimbinganMu. Meminta maaf kepada kucing-kucing itu atas kesalahanku, dan memberi makan, minum dan mengobatinya dengan penuh kasih sayang karena Engkau.
Apa yang terjadi setelah itu sahabatku?
Sejak itu gatalku menjadi hilang seketika. Subhanallah. Maha Besar Engkau Ya Allah. Aku bersungkur dalam keajaiban dan kasih sayang yang diturunkanNya kepadaku melalui pelajaran kucing buduk.
Sejak saat itu aku lebih bisa menghargai segala makhluk hidup didunia ini. Bukan saja kepada orang, melainkan kepada hewan dan tanaman akupun menjadi mampu menyayanginya.
Sejak itu pula hidupku menjadi lebih berbahagia dan mempunyai arti. Menyayangi binatang dan tanaman. Ada sesuatu yang membahagiakan ketika aku bisa memperhatikan hewan yang sakit dengan mengobatinya.
Memberi kehangatan kepada kucing yang kedinginan dan memberinya makan untuk kucing-kucing liar yang kelaparan.
Ada keindahan yang menyentuh kalbu ketika aku menanam sayur-sayuran seperti cabe, tomat, kacang panjang, terong dan yang lain mulai berbuah, lalu membagikannya kepada para tetangga. Ya Allah..
Marilah kita mencari kebahagiaan dari apa yang terdekat yang mampu kita raih, dari hal-hal kecil yang mampu kita lakukan.
Semoga bisa diambil hikmahnya
Terima kasih atas kunjungan Anda di Blog ini, semoga Anda beserta keluarga senantiasa dilimpahi ampunan dosa, sehat sejahtera dan diberkahi dengan keselamatan oleh Allah SWT. Amin Yaa Robbal’alamin.
Edisi Revisi, Purworejo, 16 Agustus 2024
Salam Penuh Renungan
NiniekSS (Penulis)
Disalin dari Blog Ini milik sendiri.
Thanks for reading KUCING BUDUK . Please share...!
0 Komentar untuk "KUCING BUDUK "