BLOG NINIEK SS

0852 2840 1939 || 0877 3259 8747

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

RINTIHAN PANJANG DI KALI ANGKE


 

RINTIHAN PANJANG DI KALI ANGKE

 

Oleh : NiniekSS

Bismillah,

Sahabat NiniekSS Yang Dirahmati Allah SWT.

Bagaimana perasaan Anda dipagi yang cerah ini Sahabat? Semoga kita semua berbahagia adanya.

Oh ya pagi ini tiba-tiba saya terkenang akan pengalaman saya puluhan tahun yang lalu ketika saya menolong seorang pembantu rumah tangga ( perempuan ) yang dianiaya oleh majikannya, di Jakarta, yang hingga kematiannya ia tak bisa menyebutkan identitasnya, kecuali satu kata..‘TEGAL’ itulah yang mampu diingatnya.

Tahun 1976 adalah tahun kedua saya tinggal di Jakarta..Di bilangan daerah Grogol, dulu belakang terminal Grogol. Saya dulu tinggal dijalan Susilo Raya. Persis ditikungan jalan yang membujur sepanjang kali Angke Grogol.

Rumah saya menghadap keutara, menghadap ke kali Angke itu, disepanjang pinggir kali yang terbentang, banyak ditanam pohon kayu putih dan sekitarnya ditumbuhi rumput ilalang yang rimbun setinggi lebih dari satu meter. Anda bisa membayangkannya yaa ?

Sepanjang saya tinggal disitu tak pernah ada kejadian apapun yang aneh. Tiap pagi saya pulang pergi naik helicak ke pasar Grogol melintas disitu pemandangannya selalu saja sama. Air kali yang kotor, sampah yang kian menumpuk dan ilalang yang makin rimbun saja.

Sampai suatu hari dipagi buta..ketika saya mau buang sampah didekat situ,saya mendengar rintihan panjang…seperti rintihan orang yang sedang kesakitan sangat..

Awalnya saya masih ragu dengan pendengaran saya..Dan saya berusaha mencari dari mana asal rintihan itu..Kadang-kadang terdengar agak jelas..kadang-kadang hanya sayup-sayup sampai dan tiba-tiba sudah hilang tertiup angin.

Tapi rintihan itu sungguh menarik perhatian saya dan saya sangat penasaran. Pendengaran saya benar-benar saya pusatkan kearah sumber suara rintihan itu. Seperti seorang detektip lagi memburu mangsanya..Harus cukup sabar juga, karena suara itu hilang-hilang timbul..Lagian belum adzan subuh jadi masih cukup gelap, saya juga ngeri iih kalau ada apa-apa. Mana jalanan disitu emang sangat sepi dan lumayan remang waktu itu.

Ada setengah jam saya menunggu disitu. Tak ada perkembangan apapun..Sampai pagi sudah mulai tiba..tak terdengar lagi suara apapun. Hari mulai ramai orang bepergian. Suara bajay, sepeda motor, orang bercakap-cakap lalu lalang naik sepeda kian riuh sehingga sulit sekali untuk menangkap rintihan itu...

Siang seharian saya ada dalam penantian panjang yang tak berujung pangkal. Kejadian saya mendengar rintihan itu tak saya ceritakan kepada siapapun orang serumah. Saya merenung..suara siapakah gerangan? Tapi tadi saya benar-benar mendengar jelas orang yang merintih amat sangat. Tetapi sumber asal suara itu yang belum saya ketemukan..Saya baru akan menceritakan kepada orang kalau sudah saya temukan sumbernya, dan bagaimana kejelasannya.

Datangnya malam sangat saya nantikan. Pertama sudah tidak ada orang lalu lalang lewat disitu, ya ada paling-paling sesekali suara sepeda motor lewat, tapi tidak sebising siang hari, war wer-war wer, sehingga sulit untuk berkonsentrasi.

Malampun tiba...

Habis maghrib saya mulai beroperasi lagi kepinggir kali. Saya dengarkan sungguh-sungguh segala suara yang berasal dari sekitar situ..Tiba-tiba terdengar rintihan itu kembali..tapi kali ini lebih lemah dari yang saya dengar pertama kali..walau lebih jelas..Ya benar..suara rintihan itu memang berasal dari sekitar sini...

Saya bawa baterai. Saya arahkan sinarnya memutar dari arah saya berdiri, mata saya nanar mencari-cari sumber suara itu..Tiba-tiba cahaya baterai saya menangkap sesuatu agak dikejauhan. Seperti benda yang terbungkus kain. Saya fokuskan cahaya baterai kearah benda itu. Untuk memastikan apakah sebenarnya benda itu..Saya agak serem juga waktu itu..bayangkan malam-malam seorang diri berada dipinggir sungai, diantara semak ilalang campur sampah tanpa teman dan sedang berburu pencarian.

Betapa kagetnya saya setelah cahaya baterai saya mampu menangkap benda yang teronggok tadi dengan sangat jelas.. Seorang perempuan muda seumuran 25 tahun terbaring merintih kesakitan dipinggir kali..Sayapun kebingungan…apa yang musti saya lakukan?

Tanpa pikir panjang saya kemudian kembali kerumah, di seberang jalan, yang sangat dekat dengan kali. Lalu saya datang kerumah bu RT maksud saya mau menemui pak RT dan lapor atas kejadian itu. Tetapi pak RTnya lagi pergi keluar kota yang dirumah hanyalah bu RT.Tak menunggu waktu lama, bu RT mengajak saya saat itu juga untuk kembali kepinggir kali dimana saya temukan perempuan yang tergeletak itu...

Sampai ketempat perempuan itu bu RT geleng-geleng kepala. Perempuan yang terbaring itu sudah kehilangan daya ingat, ditanya tentang identitasnya tidak dapat menjawabnya dengan baik. Badannya panas...rambut kepalanya lengket dengan luka menganga yang sudah menjadi koreng. Lalat beterbangan mengitari tubuhnya yang baunya sangat busuk. Tapi ia masih sadar.

Saat itu juga saya berunding dengan bu RT. Sebaiknya apa yang akan kita lakukan. Kami sepakat untuk memberikan pertolongan pertama lebih dahulu. Saya bertugas membuatkan makanan dan bu RT yang akan merawat luka-luka dikepala dan dibeberapa anggota badannya yang lain. Melepuh seperti bekas terkena siraman air panas sudah beberapa hari. Sedang luka dikepalanya seperti bekas terkena benda panas.

Kami pulang berbarengan kerumah kami masing-masing yang kebetulan berdekatan. Bu RT kembali untuk mengambil perlengkapan merawat luka-lukanya, dan saya untuk mengambil makanan yang akan saya berikan kepada perempuan itu.

Kami kembali kesemak-semak dipinggir kali dimana perempuan luka itu terbaring. Sibuk.Bu RT terlihat membawa gunting, boorwater, perban, sulfanilamide, betadin dan kapas. Saya membawa susu, madu, telor ayam kampung dan secawan bubur sumsum yang masih hangat. Bubur yang baru saja saya buat mendadak.

Dengan cekatan bu RT memotong rambut perempuan itu yang lengket dengan luka dikepala perempuan itu...Perempuan itu merintih dan menangis, selama kami rawat..Lalu bu RT membersihkan dan mengobati seluruh luka menganga yang ada disekujur tubuh perempuan itu.
Setelah itu gantian giliran saya yang bertugas. Setelah bu RT selesai merawat luka-lukanya maka saya meminuminya dengan madu yang saya campur dengan air hangat, lalu saya suapi dia bubur sumsum, sesendok demi sesendok. Meski pelan menelannya, bersyukur semua apa yang saya berikan bisa habis.

Lalu perempuan itu sepatah kata dua patah kata mulai mampu menjawab pertanyaan kami meski tidak begitu jelas. Intinya dia adalah pembantu rumah tangga yang berasal dari Tegal. Baru sebulan berada di Jakarta. Dia dianiaya oleh majikannya disetrika kepalanya dan disiramnya sekujur tubuhnya dengan air mendidih…Menurut penuturannya saking tidak kuatnya ia langsung lari kepinggir kali dengan tujuan untuk menceburkan dirinya kepinggir kali pikirnya dengan menceburkan diri kedalam kali tidak akan lagi terasa panas. Tetapi sebelum mencapai air ia sudah tidak ingat apa-apa lagi alias lalu pingsan.

Ketika saya tanya siapa nama majikannya dia katanya lupa. Entahlah apakah benar-benar karena dia lupa atau karena rasa ketakutannya? Wallohua’lam…Akan tetapi ketika saya tanya dimana alamatnya di Tegal? diapun tidak bisa menjawab, katanya lupa.

Saya dengan bu RT berunding lagi bagaimana selanjutnya mengurus perempuan itu. Bu RT punya usul untuk melaporkan ke Dinas Sosial Cabang Grogol, karena ini kasus penganiayaan yang patut ditangani bukan sekedar gelandangan biasa. Sayapun setuju karena ini ide yang bagus.

Sayapun lalu menunggui perempuan itu dipinggir kali, sementara menunggu bu RT pulang dari Dinas Sosial. Saya salut sekali sama usaha bu RT. Tidak berapa lama ada ambulan yang datang untuk menjemput perempuan malang itu..

Sungguh sampai sekarang saya tak dapat melupakan beribu rasa terima kasih perempuan itu yang tersirat pada sorot matanya meskipun ia tak mampu mengungkapkannya melalui kata-kata kepada saya dan bu RT.
Perempuan muda itu terus meneteskan air matanya. Kami tak dapat mengantarnya kerumah sakit dimana perempuan muda itu hendak dirawat. Akan tetapi petugas dari dinas sosial itu sempat memberitahu kepada saya dan bu RT, kalau saya mau mencari perempuan itu besuk, kami disuruh datang ke RSCM ke bangsal umum.

Keesokan harinya saya dan bu RT ke RSCM untuk mencari dimana perempuan yang tadi malam itu dirawat. Melalui perjuangan yang cukup melelahkan, karena mencari pasien yang tidak jelas identitasnya di RS, akhirnya bertemulah kami dengan perempuan yang kami cari. Ia terlihat gembira sekali ketika kami datang…Ia seperti melihat malaekat penolong setiap menatap kami. Berkali-kali ia selalu mengatakan :’Terima kasih sekali ya Bu’…

Matanya terus berkaca-kaca…

Tetapi setiap kali saya tanya alamat tempat tinggalnya di Tegal ia sudah tidak mampu lagi mengingatnya. Jawabannya selalu lupa dan lupa.
Badannya masih panas, tapi sudah tidak sepanas seperti ketika saya temukan. Ia mau makan ager-ager yang saya bawakan serta beberapa kueh basah..Sepertinya ia lebih menikmati kedatangan kami daripada semua makanan yang kami bawakan.

Kami tak bisa berlama-lama menungguinya di rumah sakit..Setiap kami mau pulang dan meninggalkannya, selalu ada rasa berat yang menyeruak. Kasihan sekali perempuan malang itu. Teraniaya dirantau orang tidak punya sanak maupun saudara yang merawatnya. Mungkin dia adalah orang yang baik sebelumnya, karena Alloh masih mau mengirimkan pertolongannya saat dia menderita seorang diri dipinggir kali angke.

Tiga hari berturut-turut saya dengan bu RT setia mengunjunginya. Kami selalu menghiburnya dan selalu memberinya semangat agar sabar dan tawakkal menerima musibah. Wajahnya kelihatan ikhlas dan pasrah.
Pada hari ketiga saya dan bu RT hendak pulang dari rumah sakit. Aneh ! Ia tidak mau kami tinggal pulang. Seolah olah ia benar-benar meminta agar kami jangan pulang. Kami saling pandang, heran. Tetapi kami tak bisa menuruti permintaannya, karena repot untuk tidur dirumah sakit. Saya sendiri sedang tidak sehat seperti masuk angin rasanya.

Kamipun pulang dengan setumpuk tanda tanya yang tak menemukan jawabnya. Semalaman saya tak bisa tidur memikirkan nasib perempuan malang itu. Saya sudah merencanakan. Seandainya perempuan itu sudah sehat besuk, dan bisa ingat kembali akan alamat tempat tinggalnya dikampungnya Tegal, saya akan mengantarnya sampai kerumahnya.

Pagi harinya saya dan bu RT kembali ke RSCM untuk menengoknya. Betapa terkejutnya saya mendengar penuturan dari perawat yang bertugas bahwa perempuan malang itu telah meninggal. Waktunya tak berapa lama dari saat kepulangan saya dan bu RT dari Rumah Sakit kemarin. Dan yang membuat saya tak mampu membendung air mata saya waktu itu, ketika mendengar penuturan perawat yang bertugas menungguinya menjelang kepergiannya adalah, bahwa perempuan yang malang itu berkali-kali menanyakan tentang kami, saya dan bu RT.

Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.

Dia telah pulang kerahmatullah tanpa seorangpun anggota keluarganya tahu bahwa ia telah meninggal...Dan tanpa seorangpun menungguinya disampingnya, kecuali perawat yang bertugas. Tentu perawat itu hilir mudik.Tidak seperti kalau anggota keluarga sendiri yang menunggui.
Semoga arwahnya diampuni segala dosanya dan mendapat tempat yang baik disisiNya amin.

Dan siapapun majikannya, agar Anda menjadi tahu bahwa perempuan pembantu rumah tangga Anda yang telah anda aniaya sedemikian rupa telah meninggal dunia. Anda tak perlu takut kepada yang berwajib, karena tak ada seorangpun yang tahu bahwa andalah majikan sadis yang menganiayanya hingga dia meninggal dunia. Sayapun tidak tahu…!!!

Tetapi takutlah kepada Alloh, yang selalu mengetahui perbuatan hambaNya yang paling tersembunyi sekalipun. Yang pasti Alloh akan meminta pertanggung jawaban kita, ketika kita hidup didunia, sekarang atau nanti ketika kita sudah kembali ke HaribaanNya.

Saya berdoa agar Alloh berkenan mengampuni dosa-dosa Anda. Segeralah Anda bertobat mohon ampun kepada Alloh atas dosa-dosa anda.

Saya selalu meneteskan air mata setiap terkenang akan perempuan malang itu. Betapa ganasnya kehidupan metropolitan. Marilah kita selalu mendekatkan diri kepadaNya agar selalu mendapat bimbingan dan perlindunganNya. Amin…

Demikian sahabat, kisah yang pernah saya alami di Jakarta, dengan ini semoga menjadikan kita lebih berhati-hati dan mensyukuri segala nikmat yang telah kita terima dari Alloh SWT. Lebih baik mensyukuri sedikit yang ada daripada mengangankan banyak  yang masih dalam angan-angan. Semoga kita semua dapat mencari hikmahnya Amin.

Terima kasih atas kunjungan Anda di Blog ini, semoga Anda beserta keluarga senantiasa dilimpahi sehat sejahtera dalam lindungan Allah SWT. Amin Yaa Robbal’alamin.

Edisi Revisi, Purworejo, 16 Agustus 2024

Salam Penuh Renungan
NiniekSS (Penulis)

Disalin dari Website milik sendiri “Pelita Ruhani”


Labels: KISAH NYATA

Thanks for reading RINTIHAN PANJANG DI KALI ANGKE. Please share...!

0 Komentar untuk "RINTIHAN PANJANG DI KALI ANGKE"

Back To Top