PENGGUNAAN MADU DALAM PENGOBATAN ASMA DAN RADANG HIDUNG ALERGIS
Sahabat NiniekSS yang dirahmati Allah Swt.
Bismillahirrahmanirrahiim...
Kali ini marilah kita mempelajari salah satu manfaat madu dalam pengobatan Asma Dan Radang Hidung Alergis.
Apakah yang Dimaksud dengan "Demam Jerami" atau Penyakit Radang Hidung Alergis?
Yang dimaksud dengan radang hidung alergis adalah suatu jenis penyakit alergi yang menyerang hidung, tenggorokan, dan mata yang disebabkan oleh bertambahnya sensitivitas tubuh ketika menghadapi debu. Oleh sebab itu, penyakit ini banyak terjadi di musim panas ketika udara banyak mengandung debu. Alergi ini dipicu oleh berbagai macam debu dan bukan hanya debu jerami. Debu tersebut bisa berasal dari rumput-rumputan, pepohonan, tanam-tanaman, dan lain sebagainya.
Meskipun demam jerami diderita banyak orang, akan tetapi pada umumnya penderita tidak merasakan keluhan apa pun kecuali sekadar gangguan ringan yang tidak membutuhkan pengobatan.
Gejalanya adalah berupa timbulnya rasa gatal dan ruam kemerahan pada hidung, kedua belah mata, dan tenggorokan. Meskipun gejala yang paling sering muncul adalah berupa bersin yang berulang-ulang. Adanya gejala-gejala seperti batuk, sesak napas, dan bunyi "ngik.... ngik..." di dalam dada dapat menjadi indikator adanya asma yang disebabkan alergi.
Diagnosa atas penyakit ini biasanya jelas, karena gejala yang timbul terjadi pada waktu tertentu dalam satu tahun. Dan keluhan si penderita biasanya bertambah pada saat ketika hari-hari terasa panas dan kering di musim panas, dan gejala-gejala itu menghilang begitu saja pada saat musim hujan datang.
Para penderita penyakit ini dianjurkan untuk menghindari debu yang dapat menimbulkan alergi. Ada beberapa jenis obat antihistamin yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit ini.
Walaupun penyakit ini dapat terjadi pada setiap tahun, namun ia tidak dapat dianggap sebagai penyakit yang membahayakan diri para penderitanya.
Bagaimana Pengaruh Madu terhadap "Demam Jerami" atau Penyakit Radang Hidung Alergis?
Pernyataan Dokter Laurie Croft
Sebenarnya, penggunaan madu dalam pengobatan radang hidung alergis telah dilakukan sejak lama dan terbukti berhasil. Tidak sebagaimana jenis obat lainnya, madu adalah obat yang tidak berbahaya dan tidak memiliki efek samping seperti halnya obat-obatan pada umumnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, telah kita ketahui bahwasanya jika sapi mengkonsumsi batang rumput, maka otomatis hal itu akan menyebabkan masuknya serbuk sari ke dalam susu sapi. Hal inilah yang menjawab pertanyaan mengenai terjadinya serangan demam radang hidung bagi mereka yang menderita penyakit ini setelah mereka mengkonsumsi susu (sapi) yang mengandung serbuk sari rumput.
Hebatnya, meskipun madu memiliki bahan dasar yang berasal dari serbuk sari dan cairan dari bunga-bungaan, akan tetapi proses pembuatan (pengumpulan) madu yang dilakukan oleh lebah telah menjadikannya zat yang justru dapat menyembuhkan orang-orang yang menderita alergi terhadap serbuk sari tersebut. Telah diteliti bahwasanya mengkonsumsi madu yang sudah disaring dan khususnya keping madu (madu yang belum diperas) yang kaya dengan serbuk sari yang mampu mencegah terjadinya serangan radang hidung. Bahkan ia dapat menjadi antibodi bagi para penderita ketika mereka kembali mengkonsumsi serbuk sari untuk kedua kalinya.
Dr. Laurie Croft menyatakan di dalam buku berjudul "Pengobatan Populer" yang terbit pada tahun 1958 yang ditulisnya mengenai perlunya diberikan 1 sendok teh madu yang belum diperas sebanyak 3 kali sehari kepada para penderita "demam jerami" yang dilakukan 4 bulan sebelum musim kambuh penyakit ini tiba (biasanya pada bulan- bulan antara bulan Mei dan Juli)
Pernyataan Dokter Laurie Croft
Sejak metode seperti itu disebarluaskan sampai saat ini, banyak penulis yang menulis hal-hal yang berkaitan dengan madu menemukan beberapa metode lain yang menyerupai metode yang dulu direkomendasikan oleh Dr. Jarfes. Ada beberapa kasus penyakit yang dapat disembuhkan dengan sempurna dengan menggunakan teknik pengobatan ini.
Dr. Croft menguraikan mengenai mekanisme yang dilalui madu dalam proses pengobatan ini. Berikut uraiannya :
Sangatlah masuk akal jika serbuk sari yang terkandung di dalam madu menjadi unsur yang paling efektif dalam proses pengobatan. Akan tetapi sebagian besar dari penderita radang hidung alergis yang tinggal di Inggris alergi terhadap serbuk sari rumput yang jarang terdapat di dalam madu.
Jadi, mungkin zat penyebab alergi yang terdapat di dalam serbuk sari rumput memiliki struktur yang serupa dengan yang terdapat di dalam serbuk sari bunga-bungaan yang terkandung di dalam madu. Oleh sebab itu, maka antibodi yang terdapat di dalam tubuh yang dihasilkan oleh tubuh para penderita yang mengkonsumsi madu akan dapat melindungi mereka dari serbuk sari yang dapat menyebabkan alergi.
Akan tetapi ada pertanyaan lain : Bagaimana mungkin serbuk sari dapat masuk ke dalam organ pencernaan dan kemudian larut di dalam darah tanpa berubah bentuk sama sekali?
Dr. Croft yang telah melakukan beberapa kali penelitian terhadap madu selama lebih dari 8 tahun (dimulai sejak tahun 1980) di salah satu universitas di kota Menchester Inggris, menjawab pertanyaan tersebut sebagai berikut:
Untuk menjawab pertanyaan itu kita harus mempelajari struktur serbuk sari (pollen), di mana serbuk sari memiliki kulit yang tersusun dari bahan yang antifragmentasi (pecah) yang dinamakan sporopollenin. Bahan ini adalah sejenis materi keras yang dapat memberi kesempatan kepada serbuk sari untuk menetap di dalamnya selama ribuan tahun tanpa mengalami perubahan! Di dalam lapisan kulit ini terdapat celah amat kecil yang tersambung ke dalam butir biji di mana di situ terdapat bahan-bahan yang dapat menyebabkan alergi.
Serbuk sari yang menakjubkan ini masuk ke dalam darah melalui sel-sel yang terdapat pada dinding usus pencernaan. Telah dilakukan beberapa percobaan dengan menggunakan anjing yang dimasukkan ke dalam tubuhnya serbuk sari melalui susu yang diminum oleh anjing ini. Dan dari percobaan tersebut terbukti bahwa serbuk sari yang masuk tadi ternyata tidak mengalami perubahan sama sekali ketika masuk ke dalam darah anjing percobaan tersebut terhitung 2 jam setelah susu yang telah dicampur dengan serbuk sari diminum. Ketika serbuk sari merasuk ke dalam darah, zat-zat yang dapat memicu alergi mulai menyebar perlahan-lahan di luar "wilayah" yang dilindungi oleh kulit keras yang melindunginya. Proses inilah yang membentuk antibodi bagi tubuh yang dimasuki serbuk sari tersebut, yang mampu melindungi tubuh dari serangan demam jerami ketika seorang penderita mengkonsumsi serbuk sari pada musim semi dan musim panas.
Mahasuci Allah. Zat yang telah Menciptakan serbuk sari seperti Ini. Duhai Zat yang telah melindungi serbuk sari dengan dinding yang tidak dapat dihancurkan oleh asam lambung. Duhai Zat yang telah mengeluarkan kandungan serbuk sari ketika ia mencapai tempat yang tepat baginya. Duhai Zat yang telah Memberi ilham kepada serbuk sari untuk membentuk antibodi yang dapat melindungi kami dari zat-zat yang dapat membuat alergi kami kambuh. "(Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (An-Naml [27]:88)
Penggunaan Madu dalam Pengobatan Asma
Madu telah digunakan untuk mengobati penyakit asma sejak dahulu. Seorang tabib India bernama Shirak merekomendasikan penggunaan madu yang sudah dijernihkan dan tidak dipanaskan di dalam pengobatan penyakit asma.
John Heil menyatakan di dalam bukunya "Keistimewaan Madu" yang dicetak sejak lebih dari 200 tahun yang lampau (tahun 1759), mengenai penggunaan madu di dalam pengobatan penyakit asma.
Di dalam buku "Honey and Health" yang diterbitkan pada tahun 1987, Dr. Laurie Croft menyatakan :
Adanya pernyataan yang menyatakan bahwa madu juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit alergi selain demam jerami, telah membuat kita berpikir bahwasanya mekanisme yang dilalui oleh madu dalam menghadapi penyakit-penyakit alergi bukan hanya sebatas kemampuan untuk menghilangkan alergi terhadap serbuk sari.
Para penderita penyakit asma misalnya, akan mengalami alergi terhadap beberapa macam bahan/materi dan seiring dengan itu, maka madu memang terbukti efektif untuk mengobati penyakit asma. Jadi, bagaimana kinerja madu bagi para penderita penyakit asma?
Pernyataan Dokter Laurie Croft
Kita dapat menggunakan madu lobak sebagai contoh. Madu lobak mengandung kortison yang dinamakan brassinolide yang strukturnya menyerupai zat beclomethasone yang salah satu jenis corticosteroids yang digunakan di dalam pengobatan penyakit asma. Para ilmuwan juga telah berhasil menemukan adanya zat-zat yang termasuk golongan flavonoid di dalam serbuk sari. Banyak dari zat-zat ini yang memiliki struktur yang menyerupai dengan zat cromoglycate.
Zat cromoglycate adalah zat yang mampu melindungi para penderita asma dari serangan asma. Zat ini tidak diberikan untuk mengobati serangan asma, namun diberikan untuk mencegah kambuhnya penyakit asma.
Pernyataan Lanjutan dari Dokter Croft
Mungkinkah ada zat lain di dalam madu yang belum diketahui oleh para ilmuwan, yang lebih serupa dengan obat yang pada saat ini digunakan untuk mengobati penyakit asma?
Jawaban :
Sebenarnya, pengobatan dengan menggunakan madu harus dilakukan dengan mengkonsumsi sejumlah kecil madu setiap hari dalam rentang waktu yang lama. Oleh sebab itu, madu tidak berkhasiat untuk mengobati serangan asma yang akut. Madu hanya dapat melindungi penderita asma dari serangan penyakitnya dengan mengkonsumsi madu dalam jangka waktu yang lama.
Ada sebuah analisa lain berkenaan dengan efektivitas madu dalam pengobatan asma. Sebagian di antaranya mengatakan bahwa hal itu bersumber dari adanya zat-zat renik berupa bisa lebah yang terdapat di dalam madu. Zat ini berasal dari lebah. Lebah menyuntikkan zat tersebut ke bagian bawah penutup sarang lebah (sel heksagonal) ketika mereka menutup sel tersebut. Zat tersebut kemudian menyatu dengan madu dalam keadaan murni dan segar.
Apakah Bisa Lebah Itu?
Pernyataan Dokter Laurie Croft
Penelitian mutakhir membuktikan bahwa bisa lebah adalah zat yang sangat kompleks dan rumit. Dan para ilmuwan telah menemukan bukti bahwa ada suatu zat di dalam bisa lebah yang memiliki khasiat antiradang (anti-inflammatory). Zat ini bekerja bersama serbuk sari melalui cara sedemikian rupa yang dapat membuatnya menembus selaput usus pencernaan untuk kemudian mencapai darah di mana di dalam darah zat tersebut melaksanakan fungsi antiradang yang dimilikinya. Mekanisme telah dibuktikan melalui penelitian laboratorium.
Ada sebuah bukti kuat yang mengarah pada bahwasanya efektivitas madu dalam mengobati penyakit demam jerami dan asma alergis muncul disebabkan adanya zat ini.
Kesimpulan dari Dokter Croft Berkenaan dengan Berbagai Pandangan Mengenai Hal Ini.
Agar madu dapat berfungsi secara efektif dalam mengobati penyakit radang hidung yang disebabkan oleh alergi dan penyakit- penyakit alergi lainnya, ada 3 hal yang harus benar-benar diperhatikan :
1. Madu harus dalam keadaan jernih (sudah disaring) dan sebisa mungkin tidak terkena panas selama proses pengolahan berlangsung.
2. Madu harus mengandung serbuk sari dalam jumlah besar. Berarti madu tidak boleh difilterisasi.
3. Madu harus dikonsumsi dalam jumlah kecil secara teratur dalam tempo yang lama.
Mahabenar Allah Swt yang telah berfirman, "Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia." (An-Nahl [16]: 69)
Dan benarlah apa yang dinyatakan oleh Rasulullah Saw di dalam sabda beliau, "Hendaklah kalian menggunakan dua obat : Madu dan Al- Quran."
Kita tentu telah mengetahui bahwasanya Rasulullah Saw biasa meminum madu dengan dicampur air sebelum sarapan.
Disebutkan di dalam buku berjudul "Shaidaliyyat Al-Ghidza " yang dipublikasikan oleh seorang penulis perempuan asal Amerika Serikat yang sangat terkenal, Jean Karber, pada tahun 1989 :
Dr. Wan yang bertugas di klinik khusus anak pada Universitas Heidelberg, telah melakukan sebuah penelitian seputar penggunaan larutan serbuk sari (pollen) terhadap anak-anak yang menderita penyakit radang hidung alergis (demam jerami). Dia menemukan sebuah fakta bahwa gejala-gejala demam jerami dan penyakit asma lebih jarang muncul pada anak-anak yang biasa mengkonsumsi larutan serbuk sari.
Dalam percobaan yang dilakukan terhadap 70 orang anak yang menderita penyakit ini, diberikan kepada mereka larutan yang mengandung serbuk sari setiap hari sepanjang musim panas dan 3 kali sepekan sepanjang musim dingin.
Dr. Wan menyatakan bahwasanya gejala-gejala alergi ternyata 84% lebih jarang muncul dari populasi sampel. Dan peradangan pada mata yang berhasil ditanggulangi beserta gejala mata berair telah berkurang sebanyak 70%. Dan serangan penyakit dalam bentuk banyaknya cairan hidung berkurang sebanyak 50%.
Para peneliti menarik kesimpulan bahwa serbuk sari tidak terpengaruh oleh proses pencernaan di dalam usus pencernaan. la juga dapat merasuk ke dalam darah sehingga dapat menghilangkan alergi pada tubuh anak-anak tersebut.
Dengan mengkonsumsi madu yang mengandung serbuk sari dapat memberi peluang menghilangkan alergi bagi para penderita penyakit radang hidung alergis dan para penderita penyakit asma.
Pada tahun 1985, Dr. Abdul Fattah Muhsin telah melakukan sebuah penelitian kolektif bersama Prof. John Surins dari Universitas Arkansas, Amerika Serikat. Di mana kedua peneliti telah berhasil membuktikan bahwa banyak dari kasus asma yang kronis disebabkan oleh adanya kekurangan zat tembaga di dalam organ pernafasan. Dan terbukti pula bahwasanya dengan meningkatkan kinerja tembaga dapat membantu menyembuhkan penyakit-penyakit ini.
Beberapa peneliti dari Kerajaan Arab Saudi juga telah melakukan sebuah penelitian terhadap struktur madu "Al-Barri" dari Arab Saudi yang dikomparasikan dengan struktur beberapa jenis madu yang ada. Dari penelitian tersebut terbukti bahwasanya kandungan zat tembaga di dalam madu "Al-Barri" adalah yang paling tinggi dibandingkan madu dari jenis yang lain. Hasil penelitian ini telah menjelaskan efek obat yang dimiliki oleh madu jenis "Al-Barri" pada banyak kasus serangan penyakit asma yang terjadi di Arab Saudi.
Beberapa penelitian modern juga menunjukkan bahwa zat magnesium dapat membantu pemulihan dari penyakit asma. Dan di dalam penelitian yang dilakukan oleh Prof. Haddad, Guru Besar bidang Alergi dan Penyakit-penyakit Kerusakan Antibodi pada Universitas South California pada tahun 1982, yang dilakukan terhadap 30 orang anak- anak yang menderita penyakit asma. Dari penelitian tersebut terbukti bahwasanya pemberian air yang mengandung banyak magnesium telah menyebabkan meningkatnya kandungan magnesium di dalam darah anak-anak tersebut sehingga memperbaiki gejala asma yang timbul. Madu "Al-Barri" yang berasal dari Arab Saudi memang mengandung magnesium dalam jumlah yang amat banyak melebihi semua jenis madu lainnya. Oleh sebab itulah madu jenis ini berkhasiat menyembuhkan penyakit asma.
Demikian “Penggunaan Madu Dalam Pengobatan Asma Dan Radang Hidung Alergis” semoga bermanfaat. Dengan selalu mengkonsumsi madu yang murni setiap hari, semoga kita semua selalu diberkahi dengan kesehatan, kebahagiaan dan kesejahteraan serta selalu diberkahi dengan perlindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal’alaamiin...
Terima kasih atas kunjungan Anda di Blog ini. Semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan ampunan, keselamatan serta keberkahan yang luas kepada kita sekalian. Amin Yaa Rabbal'alamin.
Edisi Revisi, Purworejo,13 Agustus 2024
Salam Sehat Dengan Minum Madu,
NiniekSS.
Sumber tulisan : Buku “Terapi Madu” tulisan Prof. dr. Sa’id Hamad