MADU DI DALAM AL-QUR'AN DAN SUNNAH
Bismillahirrahmanirrahiim...
Sahabat NiniekSS Yang dirahmati oleh Allah SWT.
Madu adalah suatu cairan yang dihasilkan oleh lebah dari dalam perut lebah yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Karena kandungan vitaminnya yang sangat komplek.
Oleh karena itu, betapa perlunya kita manusia mengenal lebih mendalam tentang perlebahan dan permaduan. Agar setelah kita mengetahui betapa besar manfaatnya, kita sadar untuk mengkonsumsinya setiap hari bagi kesehatan keluarga sepanjang masa.
Madu di Dalam Al-Quran yang Mulia
Di dalam Al-Quran surah An-Nahl Allah SWT. berfirman, "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit- bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia." Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (Q5 An- Nahl [16]:68-69)
Allah SWT. telah memuliakan lebah di dalam Kitab-Nya yang mulla dengan pemuliaan yang khusus. Pemuliaan Allah SWT. ini mencapal puncaknya ketika Allah Azza wa Jalla membuat sebuah surah khusus tentang lebah di dalam Kitab-Nya yang agung, yang diberi nama surah "An-Nahl" (lebah).
Orang yang membaca surah An-Nahl akan menemukan bahwa surah ini memancarkan cahaya makrifat dan hikmah ketuhanan yang menyentuh akal dan hati. Dalam setiap ayatnya terdapat petunjuk akan nikmat Allah yang tak terhingga, "Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya." (An- Nahl [16]:18)
Rangkaian firman Allah SWT. yang terdapat di dalam surah An-Nahl memang sarat dengan ayat-ayat yang berbicara mengenal berbagal macam nikmat dan anugerah Allah SWT. yang dilimpahkan oleh-Nya kepada umat manusia di bumi. Dalam surah ini juga banyak terdapat ayat-ayat yang menjadi dalil dan hujah berkenaan dengan kemudahan jalan yang dimiliki umat manusia untuk memanfaatkan segala ciptaan Allah SWT. yang ada di muka bumi, baik anugerah tersebut ada dengan cara diturunkan, dikandung di dalam lautan dan sungai-sungai, ataupun anugerah yang Dia sembunyikan di dalam tanah dan gunung-gunung.
Semua hal tersebut menjadi gambaran jelas tentang keagungan Sang Maha Pencipta, anugerah-Nya untuk makhluk-Nya, dan ke-tundukan seluruh binatang melata, burung-burung, serangga, tanaman, dan segala yang ada di muka bumi. Maka mestinya manusia mau memperhatikan lebah sebagal binatang bertubuh kecil, untuk mengetahui segala manfaat yang dapat diambil darinya, kesungguhan mereka dalam bekerja, dan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan.
Tujuannya adalah agar mereka dapat mengetahui hikmah dan tanda-tanda kekuasan Allah SWT. dibalik penciptaan lebah, dan agar mereka juga dapat mengetahui betapa lebah (yang kecil) dapat memproduksi madu yang di dalamnya terkandung obat untuk berbagai macam penyakit.
Madu di dalam Sunnah Rasulullah Saw
Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Sa'id Al- Khudri, bahwa pada suatu ketika datanglah seorang laki-laki Rasulullah Saw dan berkata, "Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya" Rasulullah berkata, "Minumkanlah padanya madu." Orang itu lalu pergi dan kembali lagi, la berkata, "Aku telah meminumkannya madu, namun tidak ada perubahan apa-apa."-atau di dalam sebuah hadis dengan redaksi yang lain orang itu berkata, "Madu itu hanya membuat perutnya lega 2 atau 3 kall." Dan setiap kali menerima pengaduan laki-laki itu Rasulullah Saw selalu berkata (kepada lelaki itu) "Minumkanlah padanya madu" Sampai akhirnya pada kali ketiga atau keempat Rasulullah Saw bersabda, "Allah pasti benar, yang berdusta adalah perut saudaramu. Pergilah dan minumkanlah padanya madu."
Kemudian laki-laki itu pergi dan meminumkan madu kepada saudaranya dan sembuhlah saudaranya itu." (HR Bukhari dan Muslim)
Dari hadis tersebut tampak Rasulullah Saw sangat meyakini bahwa sakit perut yang diderita oleh saudara si laki-laki yang datang menghadap beliau pasti dapat disembuhkan, walaupun pada mulanya tampak seolah- olah bahwa sesuatu yang terjadi secara nyata tidak sesuai dengan keyakinan. Meskipun akhirnya keyakinan itulah yang lebih benar darl kenyataan awal tersebut, yang pada tahap akhir ini kenyataan akan menguatkan keyakinan.
Keyakinan Rasulullah Saw bahwa madu mengandung obat bagi manusia ini sebenarnya telah difirmankan di dalam Kitabullah, maka wajarlah jika bellau selalu mengimani dan meyakini apa pun hal atau hakikat yang difirmankan di dalam Kitabullah.
Dan dikarenakan madu mengandung obat untuk segala jenis penyakit, maka Rasulullah Saw menyarankan kepada laki-laki di dalam hadis tersebut untuk menggunakan madu meskipun beliau tidak bertemu langsung dengan si sakit. Jika seandainya saja madu hanya berkhasiat untuk mengobati sebagian jenis penyakit saja, tentulah Rasulullah Saw akan memeriksa jenis penyakit apa gerangan yang diderita oleh orang tersebut sebelum beliau merekomendasikan penggunaan madu.
Penggunaan madu untuk pengobatan memang terkadang membutuhkan jangka waktu tertentu sebelum tampak pengaruh penyembuhannya. Dan jangka waktu yang dibutuhkan itu pun terkadang berbeda-beda sesual dengan jenis penyakit yang diderita. Seperti tampak dalam hadis tersebut di atas, ketika saudara si sakit ragu-ragu, sementara Rasulullah Saw terus meyakinkan padanya akan perlunya pengobatan dengan menggunakan madu untuk tetap diteruskan.
Imam Bukhari juga meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas yang berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Kesembuhan terdapat dalam 3 hal: 1) minum madu, 2) berbekam, dan 3) menggosok bagian tubuh yang sakit dengan besi yang dipanaskan dengan api, tetapi aku melarang umatku untuk melakukan penyembuhan dengan penggosok- an menggunakan besi panas." (HR Bukhari)
Ketika Rasulullah Saw menerangkan hal itu tentu beliau tidak bersandar kepada hawa nafsu belaka, melainkan wahyu yang diwahyukan oleh Zat yang Maha Memiliki Ilmu dan Kekuasaan, yaitu Allah SWT.
Jadi jelas bahwa madu memang obat yang paling utama-bahkan yang terbaik yang dapat mengobati semua jenis penyakit dan bukan hanya sebagiannya saja. Hal ini tentu semakin menegaskan khasiat madu untuk mengobati segala jenis penyakit dengan seizin Allah SWT.
Rasulullah Saw juga menyatakan suatu hal yang seiring dengan hikmah dari hadirat Allah Yang Mahatahu dan Maha Mengabari. Di dalam kitab Sunan Ibnu Majah terdapat sebuah hadis marfu' dari Abu Hurairah dimana dinyatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Barang siapa yang minum madu 3 tegukan dalam setiap bulannya, dia tidak akan terkena bala' yang besar." (HR Ibnu Majah)
Dalam hadis tersebut terkandung isyarat pentingnya membiasakan diri untuk mengkonsumsi madu yang harus dilakukan secara rutin dan berkesinambungan. Hadis ini juga menunjukkan bahwa jika madu dikonsumsi dengan cara seperti yang disebutkan oleh Rasulullah Saw di dalam hadis ini (3 kali dalam setiap bulan), maka kebiasaan ini akan dapat membuat tubuh orang yang melakukannya mampu mencegah timbulnya penyakit melalui sesuatu yang kita kenal dengan nama "antibodi."
Demikian “Madu Didalam Al Qur’an Dan Sunnah”. Semoga bermanfaat.
Dengan selalu mengkonsumsi madu yang murni setiap hari, semoga kita semua selalu diberkahi dengan kesehatan, kebahagiaan dan kesejahteraan serta selalu diberkahi dengan perlindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal’alaamiin...
Purworejo, 17 Mei 2023
Salam Sehat Dengan Minum Madu,
NiniekSS.
Sumber tulisan : Buku “Terapi Madu” tulisan Prof.dr.Sa’id Hamad
Thanks for reading MADU DI DALAM AL-QUR'AN DAN SUNNAH . Please share...!
0 Komentar untuk "MADU DI DALAM AL-QUR'AN DAN SUNNAH "