BLOG NINIEK SS

0852 2840 1939 || 0877 3259 8747

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

PENGARUH MADU TERHADAP LUKA

PENGARUH MADU TERHADAP LUKA


Sahabat NiniekSS Dimanapun Anda Berada...

Bismillahirrahmanirrahiim...


Kita tahu bahwa luka itu gampang-gampang susah untuk diobati. Apalagi yang sudah ada indikasi terkena diabetes militus. Jika mempunyai luka dalam tubuh akan lebih lama pengobatannya dibanding yang tak mempunyai penyakit diabetes militus.

Namun menilik luka lambung atau radang lambung saja (yang notabene lukanya berada didalam tubuh ) saja mudah diobati dengan madu, apalagi jika luka yang terjadi berada diluar tubuh, tentu akan lebih mudah sembuhnya.

Madu dan Luka

Banyak peneliti yang mengatakan bahwa para serdadu Rusia menggunakan madu untuk mengobati luka yang mereka derita pada Perang Dunia Pertama. Seorang dokter tentara Rusia menggunakan madu untuk mengobati luka yang muncul disebabkan proses pengangkatan alat kelamin disebabkan adanya pembengkakan. Dia memperhatikan bahwa ternyata pemulihan luka menjadi lebih cepat dari biasanya jika madu digunakan.

 

Ada beberapa artikel kedokteran yang telah dipublikasikan oleh jurnal Lanset yang terbit di Inggris pada tahun 1982, dan jurnal JAMA yang terbit di Amerika Serikat pada tahun 1973 yang menyebutkan bahwa penggunaan madu pada para penderita "Bed Sore" yaitu penyakit yang diderita oleh para penderita usia lanjut yang tidak mampu bergerak di atas ranjang, disebabkan lemahnya tubuh mereka, kelumpuhan, dan sebagainya. Mereka menemukan bahwa ternyata madu dapat mempercepat kesembuhan penyakit tersebut yang biasanya sangat sulit disembuhkan. Dengan mata kepala sendiri, saya pernah menyaksikan penggunaan madu untuk mengobati penyakit tersebut di beberapa rumah sakit di Inggris.

Sejak beberapa tahun yang lalu, telah dilakukan penelitian seputar penggunaan madu untuk mengobati luka yang terjadi pada tubuh tikus. Penelitian ini dipublikasikan di sebuah jurnal yang terbit di Amerika Serikat yang bernama "The American Journal of Surgery" pada tahun 1983, yang merupakan salah satu jurnal kedokteran yang paling terkemuka di Amerika Serikat.

Luka yang menjadi objek penelitian diderita oleh kedua kelompok tikus. Kelompok pertama diobati dengan metode konvensional, sedangkan kelompok kedua diobati dengan mengoleskan madu di atas luka 2 kali sehari.

Ternyata luka yang diderita tikus-tikus percobaan ini pulih pada hari ke-3, ke-6, dan ke-9 sejak percobaan dilakukan. Dari percobaan ini terbukti bahwa ternyata pemulihan luka lebih cepat terjadi pada tikus- tikus percobaan yang lukanya diolesi madu. Besar luka yang mereka derita juga menjadi mengecil, pemulihan luka dan terbentuknya jaringan baru menjadi lebih cepat. Para peneliti kemudian menegaskan bahwa percobaan ini telah membuktikan efektivitas madu dalam memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.

Di dalam artikel yang sama, para peneliti juga menyatakan bahwa madu memiliki khasiat yang istimewa karena ia dapat melawan bakteri. Madu dapat menghentikan pertumbuhan kedua jenis bakteri yang kita kenal, yaitu bakteri gram negatif dan bakteri gram positif (pengklasi-fikasian ini didasarkan pada warna bakteri setelah dilihat dengan mikroskop).

Britanical Journal of Surgery yang merupakan jurnal paling terkemuka dalam bidang pembedahan di Inggris, telah mempublikasikan pada edisi bulan Juni 1988 sebuah hasil penelitian yang menggunakan madu alam terhadap 59 penderita luka atau bisul. Pengobatan konvensional yang menggunakan antibiotik ternyata mengalami 80% kegagalan dari jumlah sampel setelah dilakukan terapi terus-menerus selama rentang waktu antara 1 bulan sampal 2 tahun.

Dari bisul yang mereka derita telah diambil kotoran yang muncul disebabkan bakteri. Setelah luka tersebut dibersihkan dengan menggunakan larutan fisiologi, selanjutnya dibalurkan madu murni (yang belum diolah sama sekali) sebanyak 15-30 sentimeter kubik setiap hari di atas luka. Setelah dilakukan selama 1 minggu, tim peneliti kembali mengambil kotoran yang muncul disebabkan bakteri pada luka tersebut.

Berikut perincian luka yang diderita populasi sampel :

Gargarina : 13 kasus


Luka bakar : 10 kasus

Luka bernanah blasa : 6 kasus

Luka bernanah memar : 6 kasus

Cancrum Oris : 5 kasus

Luka bernanah "bed sore" : 4 kasus

Luka bernanah disebabkan diabetes : 4 kasus

Luka bernanah akibat kurang darah : 4 kasus

Luka bernanah akibat kanker : 4 kasus

Luka bernanah lain-lain : 4 kasus

Bakteri yang paling banyak terdapat di dalam luka populasi sampel di atas adalah bakteri Pseudomonas, E Coli, dan bakteri-bakteri berbentuk bulat yang menggumpal.

Penelitian ini membuktikan bahwa bakteri-bakteri tersebut sama sekali tidak muncul setelah 1 minggu dilakukan pengobatan dengan madu. Jaringan yang berlubang dan rusak juga telah mengelupas dari daerah luka sehingga dengan mudah dapat dibersihkan tanpa menyebabkan rasa sakit pada para pasien.

Kerut di sekitar luka telah berkurang, luka yang bernanah juga telah mengering, dan bau anyir yang muncul dari luka juga mulai menghilang setelah sepekan terapi dilaksanakan. Sebagaimana selama sepekan itu juga tidak ada satu efek samping apa pun atau reaksi alergi yang muncul pada para penderita.

Dari penelitian ini, para peneliti melihat bahwa beberapa khasiat terpenting yang dimiliki oleh madu antara lain ialah :

1. Madu mampu menghilangkan bau busuk yang muncul dari luka.

2. Madu mampu membersihkan luka secara kimiawi dengan menggunakan enzim.

3. Madu dapat mengendurkan kerutan yang ada di sekitar luka.

4. Madu mampu melawan bakteri.

5. Madu dapat membantu proses pembentukan jaringan baru.

6. Madu dapat menjadi sumber perbaikan gizi.

Penelitian ini dianggap sebagai penelitian klinis terbesar yang pernah dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan madu dalam pengobatan luka. 

Dalam penelitian yang dilakukan oleh dokter tersebut juga terbukti bahwa ia tidak dapat mengembangbiakkan bakteri apa pun dalam tubuh para pasiennya yang luka terbuka mereka diobati dengan menggunakan madu,

"Royal Institute for Surgery" di Inggris pada tahun 1981 telah mempublikasikan sebuah artikel tentang bedah yang dilakukan di sebelah barat Kenya. Dalam artikel itu ditulis bahwa di daerah tersebut madu telah digunakan untuk mengobati luka yang telah meradang karena terkontaminasi oleh bakteri.

Mekanisme yang Dilalui oleh Madu dalam Mengobati Luka

Dr. Bose, B. telah menulis sebuah artikel di dalam jurnal "The Lancet" yang terbit di Inggris pada edisi tahun 1982, di mana dia telah membandingkan penggunaan madu dengan berbagai zat gula lainnya dalam pengobatan luka yang telah meradang. Di dalam artikel ini penulis berusaha mencari jawaban mengenal mekanisme yang dilalui oleh madu dalam proses ini. Karena ada sebagian peneliti yang menyatakan bahwa kandungan fruktosa yang terdapat di dalam madulah yang menjadi zat aktif yang mampu menghentikan pertumbuhan bakteri. Penulis juga membandingkan antara efektivitas penggunaan tepung gula, gula biasa (cair), dan madu. Dalam artikel ini penulis menyimpulkan bahwa mekanisme yang dilalui oleh madu dalam menggantikan pertumbuhan bakteri dan membunuhnya adalah sebagai berikut :

1. Madu yang memiliki kadar asam (PH) mencapai 7.3 akan mampu menciptakan kondisi yang tidak mendukung pertumbuhan bakteri. Khasiat ini tentu tidak dimiliki oleh tepung gula.

2. Madu memiliki khasiat dapat mengeringkan jaringan tubuh. Karena madu dapat menyerap dengan cepat air yang terdapat pada jaringan yang meradang. Khasiat ini dapat dicapai cukup dengan cara mengoleskan madu sebanyak 2 kali sehari di atas luka, sementara untuk gula, kemampuan seperti ini baru muncul setelah ia dioleskan beberapa kali.

Ada sebagian orang yang menyatakan bahwa madu dapat menyebabkan kekeringan berlebihan pada jaringan (yang rusak) yang dapat menyebabkan melambatnya proses pemulihan. Kepada mereka yang memiliki anggapan seperti ini, Dr. Bose, B. mengatakan bahwa dengan mengompres luka kering dengan menggunakan kain yang telah dibasahi dengan larutan garam akan dapat mengatasi masalah kekeringan ini.

Pernyataan Lanjutan dari Penulis

Sungguh madu benar-benar memiliki berbagai manfaat yang tidak dapat disamai oleh gula, atau zat-zat gizi lainnya yang sering digunakan untuk mengobati luka. Apalagi tepung gula sulit didapat karena di negara-negara berkembang harganya sangatlah mahal.

Kesimpulan

Sebagai seorang praktisi bedah, saya dapat mengetahui bagaimana penggunaan madu dalam pengobatan luka ketika saya bertugas di negara-negara berkembang. Saya merasakan bahwa keberhasilan yang "manis" yang dicapai melalui penggunaan madu tidak dapat digantikan dengan menggunakan bahan lain, seperti gula misalnya.

Pada tahun 1983, Brugman pernah menguraikan sebuah mekanisme lain yang dilalui oleh madu yang menunjukkan efektivitasnya dalam membantu memulihkan luka. Berikut uraian tersebut:

1. Madu mengandung berbagai macam enzim, salah satunya adalah enzim katalase yang mampu memberi efek pemulihan.

2. Madu mengandung suatu zat yang disebut Inhibin yang memiliki sifat immun. Zat inilah yang mungkin mampu melawan kuman.

3. Madu terbukti sebagai sumber energi yang sangat baik. Hal ini tentu membantu pemulihan luka, khususnya pada saat terjadi kasus kerusakan pada jaringan (catabolic state).

Konklusi dari Artikel Brugman

Sudah seyogianya dilakukan penelitian yang lebih banyak atas zat tidak beracun (non-toxic) dan tidak menyebabkan alergi (non-allergenic) yang bernama madu ini. Apalagi ia mudah didapat dan harganya relatif murah. Agar madu dapat menjadi bagian dari pengobatan.

Journal of Royal Society of Medicine, edisi tahun 1991 telah mempublikasikan sebuah artikel seputar pengobatan luka pada betis dengan menggunakan madu. Di dalam artikel ini penulisnya menandaskan keampuhan madu untuk mengobati luka jenis ini.

Baru-baru ini Dr. S.E. Efem mengumumkan hasil penelitian yang dilakukannya bersama beberapa rekannya berkenaan dengan khasiat madu yang dapat membunuh bakteri yang dipublikasikan melalui sebuah artikel yang dimuat oleh Journal Infection pada tahun 1992, terungkap pada akhir penelitian bahwa madu sangat mujarab untuk mengobati peradangan pada luka biasa, luka bakar, dan luka yang membusuk.

Dr. Greenwood D. meyakini di dalam sebuah artikel yang baru- baru ini dipublikasikan (tahun 1993) di dalam jurnal terkemuka terbitan Inggris "The Lancet" bahwa dirinya tengah mengerjakan sebuah penelitian besar yang membandingkan antara pengaruh madu dan gula dalam pengobatan luka.

Demikian
“Pengaruh Madu Terhadap Luka” semoga bermanfaat. Dengan selalu mengkonsumsi madu yang murni setiap hari, semoga kita semua selalu diberkahi dengan kesehatan, kebahagiaan dan kesejahteraan serta selalu diberkahi dengan perlindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal’alaamiin...


Purworejo, 22 Mei 2023

Salam Sehat Dengan Minum Madu,
NiniekSS.

Sumber tulisan : Buku “Terapi Madu” tulisan Prof. dr. Sa’id Hamad

Labels: TERAPI MADU

Thanks for reading PENGARUH MADU TERHADAP LUKA . Please share...!

0 Komentar untuk "PENGARUH MADU TERHADAP LUKA "

Back To Top