BLOG NINIEK SS

0852 2840 1939 || 0877 3259 8747

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

SEJARAH MADU DALAM BERBAGAI PERADABAN

SEJARAH MADU DALAM BERBAGAI PERADABAN


Bismiillahirrahmanirrahiim...

Sahabat NiniekSS Dimanapun Berada...

Untuk mengetahui secara mendalam tentang permaduan, ada baiknya kita mengetahui tentang Awal mula sejarah madu. Agar kita mengetahui bahwa sejak awal mula peradaban manusia, madu sudah dikenal sebagai barang yang sangat berharga bagi berbagai kepentingan, terutama bagi kesehatan manusia. Dan agar kita yang sudah modern peradabannya ini, bisa meneruskan penghargaan serta penghurmatan terhadap madu dengan mengkonsumsinya sehari-hari sebagai kebiasaan yang sangat bermanfaat dalam hidup baik bagi jasmani maupun ruhani.

Sejarah tentang madu telah ditulis di dalam peninggalan- peninggalan tertulis dari beberapa kerajaan kuno, seperti Sumeria, Babilonia, Mesir kuno, dan India.

Injil Perjanjian Lama


Telah disebutkan di dalam kitab Taurat (perjanjian lama) bahwa tanah Palestina adalah tanah asal lemak dan madu.

Peradaban Fir'aun

Pada zaman Mesir kuno, madu telah menjadi bahan domestik yang digunakan dalam kebutuhan rumah tangga. Pada masa itu, masyarakat Mesir telah menghargai madu dengan harga yang begitu tinggi, yang saking tingginya sehingga harganya menyamai harga mata uang yang langka. Mereka juga menggunakan madu untuk memberi makan binatang yang akan disembelih sebagai korban yang dipersembahkan untuk dewa-dewa.

Peradaban Sumeria dan Babilonia

Peradaban Sumeria dan Babilonia telah menggunakan madu dalam upacara-upacara agama pagan (penyembah berhala).

Peradaban Islam

Umat Islam menggunakan madu untuk dikonsumsi dan sebagai obat. Dalam Al-Quran Al-Karim madu disebutkan sebagal obat, "Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia" (An-Nahl [16]:69). Sebagaimana dinyatakan pula dalam Sunnah Rasulullah Saw.

Madu biasanya terdapat di dalam keping-keping lilin (sarang lebah) yang terbentuk dalam sel-sel yang berbentuk persegi enam (heksa- gonal) yang dibuat oleh lebah dengan ketelitian tinggi. Untuk mengambil madu dari sel-sel lilin tersebut biasanya digunakan alat untuk mengusir lebah atau dengan cara memeras sarang lebah sehingga dapat dihasilkan madu yang jernih dan steril.

Negara-negara yang menjadi penghasil madu terbesar adalah Chili, Australia, Kepulauan India Barat, beberapa negara di kawasan Eropa, Afrika, dan Arab.

Dalam bahasa Arab, madu memiliki banyak nama, antara "Syahd" yang memiliki arti madu yang masih bercampur dengan sarang lebah dan belum diperas; "Dharb" yang memiliki arti madu yang putih dan kental; "Jamid" dan "Dzaub" yang memiliki arti madu yang sudah disaring dan murni dihasilkan dari lebah.

Pengetahuan manusia akan manfaat madu telah dimulai sejak zaman pra-sejarah. Bahkan bisa jadi, manusia telah mengetahui manfaat madu sejak mereka tinggal di muka bumi.

Naskah tertua yang mencatat mengenal madu telah ada sejak 3000 tahun sebelum masehi. Madu juga sudah disebut-sebut dalam ukiran-ukiran peninggalan peradaban Fir'aun, sebagaimana juga sering ditemukan madu dalam jumlah tertentu di dalam kuburan raja-raja Mesir kuno yang belum rusak, tetapi warnanya saja yang telah berubah menjadi warna yang lebih gelap. Seperti yang terdapat pada beberapa buah sendok dari zaman Fir'aun yang terdapat di dalam tabung yang memiliki bekas madu. Atau seperti yang terdapat dalam mayat seorang anak kecil yang direndam di dalam bejana yang dipenuhi madu. Semua peninggalan itu terdapat di dalam salah satu piramida di antara beberapa piramida peninggalan raja-raja Mesir kuno.

Jika penemuan terakhir itu mengisyaratkan sesuatu, maka sesuatu itu tentu menunjukkan betapa madu memiliki misteri yang luar biasa sehingga dapat membuat mayat seorang bocah mampu bertahan selama sekitar 4.500 tahun tanpa menjadi busuk dan rusak.

Hal itu tentu sejalan dengan kehendak Allah Swt yang menjadikan madu dapat menjadi obat untuk segala macam penyakit. Sebagaimana pernah dinyatakan bahwa mayat Alexander Agung ketika dikirim ke Macedonia juga direndam di dalam madu. Karena orang-orang Romawi kuno dan Yunani kuno memang telah menggunakan madu untuk mengawetkan daging.

Orang-orang Arab juga telah mengenal lebah dan madu sejak berabad-abad lamanya. Mereka juga biasa menyebut-nyebut madu dalam syair dan prosa yang mereka gubah.

Berikut sebuah contoh prosa yang berisi uraian tentang madu:

Tentulah lebah merupakan sesuatu yang hebat
ia memiliki sifat-sifat mulia
bahkan Allah Swt berfirman kepadanya dan Dia memuji lebah di dalam Kitab-Nya.
Lebah dapat mengetahui tempat-tempat jatuhnya hujan di penjuru padang pasir.
Nun di sana ia menghampiri bunga yang wangi dan di sana ia menghampiri bunga yang indah.
Untuk menghisap sari yang disimpannya di kandangnya untuk menjadi minuman.
Mereka menjauhkannya dari dua titik yang paling mulia dan bangunan yang paling kokoh.


Juga seperti dalam karya
penyair Ibrahim bin Khafajah Al-Andalusi ketika menerima hadiah berupa madu dari seorang sahabatnya. Berikut syairnya:

Milik Allah-lah madu

Dia memelihara tetumbuhan dan pelosok gunung

Dia membelah bumi, bagian demi bagian

Menyembuhkan yang sakit satu persatu

Sampai mereka sembuh

Keluarlah dari lebah madunya

Jika kau mau, jadikan ia makanan

Jika kau mau, jadikan ia minuman                                            

Lebah adalah salah satu serangga sosial yang hidup kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari seekor ratu lebah, lebah pekerja, dan lebah pejantan. Ratu lebah tidak jauh berbeda dari lebah lainnya ketika ia menetas dari telurnya, namun ia memiliki makanan khusus yang dikenal dengan nama "royal jelly" yang diproduksi dari cairan yang keluar dari lebah-lebah lain. Bahan makanan istimewa ini membuat tubuh ratu lebah menjadi tumbuh besar dalam waktu yang relatif cepat dan mulai dapat menghasilkan telur pada setiap menit di sepanjang hari. Sesuai dengan makanannya yang istimewa ini, ratu lebah dapat terus menghasilkan telur sampai 5 tahun.

Dalam memproduksi madu, lebah mengubah sebagian dari sari bunga yang dihisapnya dari berbagai jenis tanaman menjadi zat sejenis lilin yang diletakkan di dalam sel-sel khusus yang terdapat pada bagian bawah perutnya. Bahan sejenis lilin inilah yang digunakan untuk membuat sel-sel pada sarang lebah. Dalam dunia internasional, lebah dikenal dengan nama latin "Apis Mellifera" yang adalah termasuk dalam genus "Apiidae."

Pemilihan Ratu Lebah

Proses pemilihan ratu lebah dimulai ketika lebah-lebah pekerja memilih seekor lebah yang masih kecil yang baru berumur 2 hari. Lebah kecil ini kemudian dirawat dan diasuh secara khusus sebagai calon ratu.

Calon ratu yang telah dipilih ini kemudian dipindahkan dari selnya setelah 11 hari dalam sebuah upacara khusus, di mana la akan kawin dengan 18 ekor lebah pejantan.

Ratu Lebah

Melalui proses perkawinan Itulah, ratu lebah akan dapat menghasilkan telur lebah di sepanjang hidupnya di antara kawanan lebah pekerja. Prosesnya dimulai dari saat ratu lebah menelurkan beberapa butir telur lebah terhitung setelah 10 hari sejak perkawinan kan. Ratu lebah yang memiliki kinerja yang baik mampu menghasilkan sekitar 3.000 butir telur setiap hari!

Lebah Pejantan

Lebah pejantan adalah lebah-lebah yang badannya gemuk dan tidak memiliki sengat yang menjadi senjata bagi para lebah pekerja untuk menjaga diri.

Lebah pejantan tidak bertugas untuk mengumpulkan makanan atau sari bunga-bungaan, tugas mereka satu-satunya adalah mengawini sang ratu lebah. Ketika suatu komunitas lebah mengalami masa-masa sulit seperti ketika berkurangnya makanan, para lebah pejantan akan diusir dari komunitas tersebut.

Lebah Pekerja

Lebah ini mudah dikenali dari tubuhnya yang mungil. Lebah pekerja adalah lebah betina dewasa yang tidak memiliki hak untuk menikah sepanjang hidup mereka.

Di dalam sebuah kerajaan lebah biasanya terdapat antara 50.000-60.000 lebah pekerja. Usia mereka berbeda-beda satu sama lain. Rata-rata usia lebah pekerja antara 28-35 hari. Akan tetapi, lebah yang hidup di bulan September dan Oktober akan mengalami umur yang lebih panjang dan akan terus hidup sepanjang musim dingin.

Tugas Lebah Pekerja

Seekor lebah pekerja mampu terbang dalam sehari hingga mencapai jarak sekitar 20 kilometer, dan mampu hinggap dan menghisap sarl dari sekitar 10 ribu bunga.

Untuk menghasilkan 1 kilogram madu, sekawanan lebah pekerja ini harus menghisap sari bunga yang jumlahnya dapat mencapai lebih dari 4 juta kuntum bunga.

Ketika menghisap sari dari sekuntum bunga, lebah pekerja ini telah membantu proses penyerbukan bunga yang ia hisap. Karena lebah pekerjalah yang memindahkan serbuk benih yang penting dalam proses munculnya buah.

Di antara kawasan yang dikunjungi kawanan lebah pekerja adalah pohon-pohon apel, plum, quince, aprikot, dan pir. Begitu pula beberapa tanaman sayur-sayuran seperti mentimun, semangka, dan tanaman darat lainnya seperti kemangi, sage, dan sebagainya.

Proses Pembuatan Madu

Proses pembuatan madu dimulai ketika lebah pekerja mengumpulkan serbuk sari, cairan, dan air dari bunga atau bakal bunga yang bermacam-macam jenisnya. Kemudian mereka menyimpannya di lambung khusus yang mereka miliki. Ketika lambung khusus ini telah penuh, mereka akan kembali ke sarangnya untuk mengosongkan kembali lambung itu dengan mengeluarkan air, serbuk sari, dan cairan yang telah mereka kumpulkan ke dalam sel-sel lilin (sarang lebah). Proses ini akan mengaktifkan sejenis zat kimia alami yang terdapat di dalam kelenjar khusus yang terletak di bagian kepala lebah pekerja. Ketika proses penguapan air di dalam sel lilin (sarang lebah) terjadi, cairan sari bunga akan berubah menjadi madu. Serbuk sari merupakan sumber protein bagi lebah, sedangkan cairan bunga menjadi sumber karbohidrat gaginya.

Keping Lilin Sarang Lebah

Sarang lebah berbentuk bulat yang terbentuk dari bahan sejenis lilin. Sarang ini terdiri dari sel-sel kecil berbentuk persegi enam (heksagonal). Bentuk heksagonal dipilih, karena bentuk inilah yang paling mungkin memberi tempat terluas yang terbentuk dari bidang melingkar atau bulat.

Sel-sel kecil heksagonal tersebut memiliki dinding yang tipis dan kuat, sehingga masing-masing sel heksagonal di dalam sebuah sarang lebah mampu menampung madu yang beratnya 25 kali lebih berat dari berat wadahnya.

Demikian
“Sejarah Madu Dalam Berbagai Peradaban” semoga bermanfaat. Dengan selalu mengkonsumsi madu yang murni setiap hari, semoga kita semua selalu diberkahi dengan kesehatan, kebahagiaan dan kesejahteraan serta selalu diberkahi dengan perlindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal’alaamiin...

 

Purworejo, 18 Mei 2023

Salam Sehat Minum Madu,
NiniekSS.

Sumber tulisan : Buku “Terapi Madu” tulisan Prof.dr.Sa’id Hamad

Labels: TERAPI MADU

Thanks for reading SEJARAH MADU DALAM BERBAGAI PERADABAN . Please share...!

0 Komentar untuk "SEJARAH MADU DALAM BERBAGAI PERADABAN "

Back To Top